Hari ini adalah hari pernikahan Kasih, hatinya sangat bahagia, tetapi di balik itu dia merasa bersalah dengan Sera karena telah menikah dengan suaminya, inilah hari dimulainya hidupnya. Satu hari dia akan habiskan untuk mengikat tali sakral pernikahan dengan pria yang akan menjadi suaminya di depan penghulu dan para saksi.
Kasih belum bersiap juga, dia masih dalam kontemplasi mendalam, bukankah ini hari pernikahannya, jadi kenapa dia sedih? Faktanya, dia adalah wanita yang sangat lemah.
Sedangkan Nathan sibuk minum minum satu botol whisky di ruang khususnya, rupanya tiga penyihir itu sibuk membujuknya untuk membatalkan pernikahan ini dari tadi.
Tuan muda yang mau menikah, kenapa kalian yang sibuk? Sudahlah biarkan tuan muda menikah
Sekretaris Rehan dari tadi sudah berada di ruangan bersama Nathan, ia merasa jengkel akan tingkah tiga wanita itu, rasanya ingin sekali menyeret dan menjambak rambut mereka keluar.
"Ayolah Nathan, batalkan pernikahan ini, Ibu yakin Kasih menikah denganmu karena dia hanya ingin punya harta, dia tidak tulus mencintaimu!"
Begitu kata-kata yang telah keluar dari mulut Nona selama ini, dia terus menerus menghina Kasih, sia-sia saja untuk merayu Nathan, keputusannya juga sudah bulat. Bosan dengan rayuan Nona, Nathan akhirnya pergi tanpa mempedulikan mereka, lebih baik mempersiapkan drama pernikahan ini begitu menurutnya.
Tok ... tok ... tok ....
"Masuk," sahut Kasih dari dalam.
Dia masih terbaring di tempat tidur dan kemudian dia bangun untuk menyeka air matanya, takut pak Tejo akan melihatnya ketika dia masuk.
"Nyona muda, saya telah membawa pelayan untuk membantu anda mempersiapkan diri!" Pak Tejo menyerahkan perempuan tersebut karena Abdi yang menyuruh.
"Terima kasih, Pak." Kasih membungkuk.
"Sama-sama." Pak Tejo pun keluar sambil menutup pintu kamar kembali.
Kasih agak sedikit heran, kenapa pak Tejo tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan nyonya muda? tidak seperti biasa. Apa karena dia akan menjadi jadi istri tuan muda, jadi dia berubah memanggil Kasih sebagai nona muda.
"Ayo nyona muda, kami akan membantumu." Mereka mulai membenahi penampilan Kasih. Sebelumnya Kasih membersihkan
tubuhnya dulu.
Nathan tampak gagah dengan kemeja hitam yang dikenakan semua pria saat pernikahan. Ia meninggalkan kamar ditemani sekretaris Rehan yang selalu setia di sisinya.
"Nathan, tolong pertimbangkan ini sekali lagi, batalkan pernikahan ini, pikirkan Sera."
Nona terus membujuk Nathan untuk tidak menikahi pembantu tersebut.
Astaga wanita ini, mau bikin tuan muda malu apa? .
Rehan memang tak habis pikir akan tingkah laku wanita itu.
"Sudahlah, Bu, nggak bosen apa merayu aku terus dari tadi? Aku tahu apa yang harus aku lakukan, diam dan saksikan saja bagaimana drama ini akan berjalan."
Seketika Nona terdiam mencerna ucapan putranya itu. Apakah ini sebuah permainan?
Oke seperti apa permainan ini kita lihat saja.
Nathan pun berjalan menuju lokasi tempat dimana semua orang sudah menunggu, termasuk pak penghulu serta beberapa tamu lainnya.
Kasih siap keluar kamar, ia tampak anggun mengenakan kebaya putih dipadankan dengan rok batik print warna coklat, wajahnya begitu berseri.
Dia menapaki anak tangga, langkahnya begitu berat seluruh tubuhnya gemetaran berusaha ia tahan, di sana semua orang sudah menunggunya. Hari ini ia terlihat cantik semua laki-laki cukup pangling melihatnya termasuk sekertaris Rehan. Tapi Nathan sama sekali tidak tertarik.
Kasih duduk di sebelah pria yang akan menjadi suaminya, kini mereka terlihat serasi saat berdampingan, Nathan sama sekali tidak ingin memandang Kasih.
Apakah ini pernikahan cinta atau paksaan? Itulah yang dipertanyakan dalam benak pak penghulu.
"Bisa kita mulai sekarang?" tanya pak penghulu memastikan persiapan pengantin.
" Iya!" jawab Nathan dengan singkat.
Kasih menikah hanya diwakili pamannya, Kasih memang tidak punya siapa-siapa lagi terkecuali mereka. Pamannya itu juga orang yang sangat susah jadi dia tidak bisa menampungnya untuk hidup.
Saatnya akad nikah dimulai, Nathan begitu merdu mengumandangkan Ijab qobul tanpa patahan kata sekalipun, ia menyebutkan namanya dengan nama Kasih begitu nyaring terdengar. Kasih meremas gaun kebayanya ada rasa-rasa aneh di dalam benaknya.
"Bagaimana semuanya sah?" tanya pak penghulu memastikan. Ia memutar pandangan menatap para saksi untuk meminta persetujuan.
"Sah!" teriak dari semua mulut para saksi.
Akhirnya mereka sah menjadi suami-istri,
usai berdoa Nathan memasangkan cincin di jari manis Kasih, begitu juga dengan Kasih. Beberapa kamera sedang memotret mereka, setelah berpasangan cincin Kasih mencium punggung tangan suaminya. Nathan dengan sedikit keberatan mencium kening Kasih, sungguh dirinya ingin muntah tapi dia tahan.
Kemudian itu mereka pun menanda tangani beberapa surat yang diberikan oleh pak penghulu sebagai bukti pernikahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
awae klo jadi bucin sok-sokan pengen muntah 😚😚😚
2022-12-27
0
Camila Aziz Salmin
skrg pengen muntah.. nanti jadi nyandu
2022-02-19
0
Ika Nurmasitoh Oktaviani
ko sy bingung dg crta nya y, 3wanita itu siapa sj, tidak d jelaskn, dan knp ibu nathan d panggil ny nona bukan nyonya besar atau nyonya saja..
2021-08-25
0