Kasih melangkah keluar gerbang super lebar, beberapa security tadi menatap dirinya yang sedang menangis. Niat baiknya di balas dengan perilaku buruk Nathan, jika pria itu tidak menyukainya, setidaknya ucapkan lah terimakasih. Kata terimakasih sangat berarti untuk Kasih, ingin sekali ia dengar dari mulut Nathan, namun sayang suaminya malah mengatakan hal yang sudah termasuk hina untuknya.
Kasih menatap kosong ke jalanan, ia berjalan di sepanjang protokol, tangannya tak henti-henti di angkat untuk menghapus air matanya yang tak mau berhenti. Beberapa manusia yang sedang lalu lalang menoleh kearahnya secara bergantian, ia belok kearah simpang lampu merah terdapat beberapa manusia sedang berdiri di ujung garis zebra cross, mereka sedang menunggu lampu hijau berganti warna merah.
Segala kendaraan masih melaju di jalan, Kasih berdiri diantara orang di sana, style ala kuno nya memancing mata untuk melihat. Beberapa orang di sekeliling menatapinya dari atas sampai bawah, para wanita labil hingga emak-emak saling berbisik tapi matanya tak berhenti menatap Kasih. Mungkin mereka berfikir baru pertama kali melihat gadis kuno berada di kota, memang para wanita di situ yang tua maupun muda terlihat sangat elegan, beda jauh dengan dirinya.
Mereka memang saling berbisik, tapi suaranya masih bisa terdengar entah di sengaja atau tidak yang pasti niat mereka ingin mengolok, saat lampu hijau bertukar dengan warna merah semua orang pun mulai menyebrang, namun Kasih seakan tak sadar diri mematung di pinggir. Beberapa orang tadi melihat Kasih yang belum menyebrang juga, mereka semakin yakin kalau kasih adalah orang tidak waras.
Saat lampu kembali bertukar warna hijau dimana semua kendaraan melaju, Kasih pun melangkah ke garis zebra cross, ia tak menyadari jika di sana banyak kendaraan, satu langkah sudah ia pijak lalu ke dua dan ketiga.
Ten Ten.. (suara klakson mobil)
Bbbrrukk.
Kasih yang sedang melintasi jalanan di tabrak oleh sebuah mobil sedan berwarna silver dari arah barat, hingga tubuhnya terpental di situ, ia tergeletak di depan mobil dalam keadaan hampir tidak sadar, beberapa kendaraan berhenti membantu.
" Astaga ada orang kecelakaan."
" Ayo tolong."
" Aduh kasihan sekali."
jerit para warga.
Ada yang sedang berjalan dan ada yang turun dari kendaraan, mereka masing-masing berlari mendekati TKP dan si penabrak pun ikut turun. Para manusia tampak ramai mengerumuni Kasih.
Seorang pria tampan kelihatan nya masih muda keluar dari mobil, ia memakai setelan ala kekinian berjalan dan bertekuk lutut memeriksa kondisi Kasih.
" Pak kalau berkendara hati-hati dong."
" Iya nih, kasihan si mbaknya."
" Tanggung jawab pak."
Beberapa orang menyalahkan pria itu atas kecelakaan, mereka tidak bisa main hakim sendiri. Kalau saja Kasih tidak menyebrang dalam keadaan melamun, pasti dirinya tidak akan ketabrak.
Pria itu merasa panik melihat Kasih yang sudah tak sadarkan diri, ditambah orang-orang menyalahkan dirinya semakin membuat ia bingung, padahal dia tengah dalam keadaan mendesak, ia harus melakukan pekerjaan yang penting namun karena sudah terjebak masalah mau tidak mau ia harus bertanggung jawab.
"Ya sudah, biar saya bawa ke rumah sakit saja." ia menggendong tubuh lemah Kasih yang sudah bersimpah darah.
Para masyarakat membantu nya memasukkan tubuh Kasih ke bangku belakang mobil, saat Kasih sudah di baringkan di belakang, pintu mobil pun ditutup. Pemuda itu meminta maaf sekaligus berterimakasih pada mereka, ia segera pamit masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit terdekat, para orang-orang menatap mobilnya yang sudah melaju. Sebagian dari mereka ada yang khawatir akan keadaan Kasih.
Di perjalanan ia mencari Arah rumah sakit terdekat dengan google map, sesekali ia menoleh kebelakang ataupun melewati kaca spion yang ada di hadapannya. Kasih tak sadarkan diri, tubuhnya tergoncang di atas jok mobil. Pemuda asing tersebut begitu laju membawa kendaraan hingga membuat kekacauan di jalan, ia sangat takut jika akan terjadi masalah yang tidak diinginkan.
Google menunjuk arah ke timur ia pun langsung belok sesuai ucapan Google. Beberapa kelang gedung sudah dilewati dan pada akhirnya ia mendapatkan sebuah gedung rumah sakit cukup besar.
Pemuda itu sembarangan memarkir mobil, ia tak peduli lagi parkir dimana, yang ada di fikirannya sekarang adalah keselamatan gadis yang telah ia tabrak. Ia menggendong tubuh Kasih memasuki gedung saat sudah tiba di lobby, ia berteriak memanggil para suster, para suster wanita berlari membawa sebuah brankar kearahnya, Kasih pun di baringkan lalu didorong menuju ruang UGD.
Suster mendorong sampai ke UGD, beberapa pasang mata memperhatikan mereka, saat tiba di UGD Kasih langsung di masukkan keruangan itu.
" Maaf pak, sebaiknya anda tunggu di luar saja." seorang suster menghalangi pemuda itu ketika hendak masuk.
Dia pun berhenti tak ingin memaksakan diri.
"Tolong selamatkan dia." ia terlihat panik menatap sang suster dengan penuh harapan.
Sang suster menutup pintu UGD dan meninggalkannya sendirian, perasaannya sangat kacau. Ia terus mondar-mandir di depan pintu, sesekali ia juga mengintip dari sebuah lobang kecil di pintu yang menembus ke ruangan itu.
DI RUMAH WING
Tuan Abdi baru pulang entah dari mana, tapi sepertinya baru pulang kerja. Sebenarnya ini belum waktunya ia pulang, tapi entah kenapa perasaanya merasa tidak enak, dari tadi dia memikirkan keadaan Kasih.
Ia berjalan melewati pintu rumah lalu memijak lantai, ia memandangi isi rumah tak ada satupun manusia disana.
Ia berjalan melewati ruang tamu, tujuannya sekarang adalah mencari keberadaan putri kesayangannya, yaitu Kasih. Ia berjalan menapaki anak tangga satu persatu langkahnya begitu cepat, saat ia tiba di atas tangga ia langsung menuju kamar Nathan. Dirinya seakan memiliki kontak batin dengan Kasih.
Saat ia tiba di depan kamar Nathan, segera ia buka pintu "Ceklek " pintu terbuka, ia berdiri di tengah pintu matanya menyoroti setiap sudut. "Kasih." Abdi memanggil begitu namun tak ada jawaban, berulang kali ia memanggil tak kunjung ada jawaban sangking penasaran ia pun masuk, ia terus memanggil namun tak ada jawaban. Lalu ia berdiri di depan pintu kamar mandi, tak ada juga jawaban. Jika Kasih sedang mandi tapi kenapa tidak ada suara air, tanpa pikir panjang ia buka pintu itu saat terbuka ia tak mendapati apapun disana, sudah memastikan isinya, pintu itu kembali di tutup.
Lalu ia berjalan ke dalam ruang ganti, namun saat ia buka pintunya. Kasih tak kunjung ketemu, tujuan terakhir adalah menuju balkon barang kali Kasih sedang bersantai di sana. Saat pintu balkon di buka Kasih tak ada juga, jadi Abdi terdiam sebentar, jika di kamar tidak ada pasti dia ada di bawah, ia pun kembali menutup pintu balkon lalu keluar dari kamar menuju bawah.
Abdi tiba di dapur namun belum juga menemukan Kasih, ia bertanya kebeberapa pelayan namun mereka menjawab dengan "kata tidak tau." lalu Abdi berjalan menuju kolam renang yang ada di dalam rumah super besar nya.
Saat Abdi berada di ruangan kolam renang, ia melihat pak Tejo tengah mengawasi pelayan pria yang melakukan pekerjaan membersihkan kolam, Abdi berjalan mendekati pak Tejo yang berdiri di tengah kolam menatap isinya.
"Pak Tejo lihat Kasih gak?" Abdi berdiri di samping pak Tejo, suaranya cukup mengagetkan pak Tejo yang tengah fokus.
Pak Tejo memutar tubuh menatap tuan abdi seraya membungkuk hormat. "Tadi nyonya muda pergi mengantarkan proposal milik tuan muda ke kantor." jawab pak Tejo menjelaskan.
"Sudah berapa lama dia pergi?" Abdi memang sudah merasa kawhatir.
Pak Tejo mengangkat tangan kanan lalu melihat arloji yang ada di pergelangan tangannya, ia menatap jarum jam yang sedang berputar, ia menghitung sudah berapa waktu yang terlewat saat Kasih pergi.
Pak Tejo mendongak menatap wajah Abdi lalu menjawab. "Sekitar 40 menit yang lalu Tuan." jawabnya.
"Yasudah Pak, saya permisi dulu." Abdi melangkah meninggalkan Pak Tejo.
Tejo terlihat santai kembali mengawasi sang pelayan yang sedang menjaring sampah-sampah yang masuk kedalam kolam. Kolam itu setiap satu Minggu sekali di isi ulang airnya, jarang ada orang yang mandi disitu palingan hanya si dua penyihir dan Nathan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Devan Dhina
siapa laki2tampan itu
2021-05-29
0
Chairani Fatimah
lankut aza lah
2020-11-14
0
Sahroni Ridwan
lanjuy...........😲😲😲😲😲😲😲😲
2020-11-06
2