Hot Mother and Nine Gangsters

Hot Mother and Nine Gangsters

Kehamilan Tak Diinginkan

"Gugurkan janin itu!" bentak Tommy Adinata penuh amarah.

"M-maafkan aku Ayah ...." Natasha menangis dan berlutut di lantai yang dingin itu demi pengampunan ayahnya.

"Bagaimana bisa Ayah meminta Tasha melakukan perbuatan tidak bermoral seperti itu?!" tanya Chelsea seakan tidak terima.

"Diam kau! Ini semua tidak akan terjadi jika kau becus menjaga adikmu! Nona keluarga kita hamil di luar nikah, jika aib ini sampai tersebar, mau ditaruh di mana reputasi keluarga kita!?"

"S-suamiku, tenanglah ... kita bisa mencari jalan keluarnya dengan kepala dingin," bujuk Willa, nyonya besar keluarga Adinata.

"Ck, ini juga salahmu karena selalu memanjakan putrimu!" Tommy berlalu, meninggalkan ruangan utama kediaman. Sambil berjalan menjauh dia pun terus menggerutu, "Sial, keluarga ini terus dilanda kemalangan semenjak putraku tiada. Putri tertuaku juga tidak becus melakukan apa pun!"

"Berdirilah Tasha ...." Chelsea membantu adiknya yang masih menangis itu untuk berdiri, lalu segera menuntunnya ke kamar.

"Aku akan menenangkan Tasha dulu, dan Ibu tolong bujuk ayah," pinta Chelsea sambil berjalan melewati Willa.

"Baiklah, Ibu akan berusaha."

Begitu kakak beradik itu tiba di kamar, Natasha masih menangis terisak. Dia hanya duduk di pinggir ranjang sambil menangisi apa yang telah terjadi padanya, serta ayah yang biasanya selalu memanjakannya kini sangat murka terhadap dirinya.

"Hiks ... hiks ... aku harus bagaimana? A-aku bahkan tak tahu siapa ayah dari bayi ini ...." Air mata Natasha semakin mengalir deras.

Chelsea yang merasa iba lantas memeluk adiknya. "Tenanglah ... ada Kakak di sini, Kakak janji tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu."

Selang beberapa menit kemudian tangisan Natasha telah berhenti, dia tampak sudah cukup tenang sekarang. Chelsea yang menyadari hal itu langsung berkata, "Tasha, kau mau jujur pada Kakak, bukan? Tolong ceritakan semuanya pada Kakak ...."

Natasha mengangguk setuju. "Semuanya berawal dari keinginanku untuk membantu orang yang aku sukai, dia kak Ricky. Kak Ricky cerita jika ia ingin menjalin relasi dengan para orang-orang berpengaruh demi kelancaran kariernya. Lalu aku tahu jika Kakak mendapat undangan ke pesta koktail, aku meminta undangan itu dari Kakak lalu menghadiri pesta bersama kak Ricky."

"Aku pikir pesta itu terhitung sebagai kencan, tetapi kak Ricky fokus ke orang lain. Tidak ada yang mengajakku bicara, mungkin karena aku tidak terkenal seperti Kak Chelsea di kalangan bisnis. Karena bosan aku akhirnya menghibur diri sendirian, aku mabuk dan esok harinya aku bangun dalam keadaan berantakan di kamar hotel. Aku masih ingat nomor kamar itu adalah 101. Tidak ada siapa-siapa di kamar itu selain aku. J-jadi aku pikir aku melewati malam yang indah bersama kak Ricky."

"Setelah hari itu berlalu, Kak Ricky terkesan jadi dingin dan menjauhiku. Tak berselang lama akhirnya dia mendapat posisi di Asosiasi Kedokteran. Lalu ... lambat laun aku merasa ada yang aneh pada tubuhku."

"Hal ini hanya aku ceritakan padamu, Kak. Lalu hari ini Kakak juga membawaku ke rumah sakit untuk mengecek kondisiku, tapi siapa sangka aku malah hamil. Kita tadi juga sudah menemui kak Ricky, dia bilang tidak mau bertanggung jawab karena dia tidak merasa pernah menyentuhku. Kak Ricky bahkan bilang waktu itu dia pulang dari pesta koktail sendirian. Lalu sebenarnya ... siapa pria yang telah memperkosaku?!"

Air mata Natasha kembali jatuh, emosinya semakin meluap sampai-sampai dia memukuli perutnya sendiri. "Aku tidak mau anak ini! Ayo gugurkan saja seperti yang dibilang ayah!"

Dengan cepat Chelsea langsung menahan kedua tangan Natasha. "Jangan! Jangan lakukan itu! Bayi ini tidak bersalah, dia tetaplah anakmu!"

"Aku tidak mau mengakuinya! Pria yang memperkosaku pasti seorang penjahat! Aku tidak mau mengandung benih dari orang sepertinya!"

"Tasha! Kakak mohon kendalikan dirimu! Apakah kau juga ingin menjadi jahat dengan membunuh calon bayi tak berdosa?!"

Tubuh Natasha gemetar, dia pun menundukkan kepala. Lalu dengan suara lirih berkata, "Lalu bagaimana dengan masa depanku? Aku masih kuliah, aku masih ingin bebas dan menikmati masa mudaku. Aku tidak sanggup jika harus menjadi orang tua tunggal ...."

Sejenak Chelsea termenung. Lalu tiba-tiba menyeka air mata di pipi Natasha dan menatapnya lekat-lekat. "Tasha, apa pun yang terjadi Kakak mohon lahirkan bayi ini! Setelah bayi ini lahir, Kakak sendiri yang akan merawatnya!"

"T-tapi bagaimana jika ayah marah?"

"Kau tak perlu memikirkan soal itu. Kakak yang akan mengurus segalanya, ayah tak mungkin bertindak lebih jauh karena anaknya tinggal kita berdua. Jangan lupa untuk mengunci kamarmu dan kunci cadangannya akan Kakak bawa! Seharian ini kau sudah lelah, jadi beristirahatlah!"

"Baiklah ..." jawab Natasha dengan nada pasrah.

Chelsea pun keluar dari kamar adiknya. Dirinya menghela napas kasar karena sangat tertekan dengan semua hal yang bergilir menimpa dirinya. Seharian dia sudah lelah dengan pekerjaan menjadi direktur utama. Dia memikul tanggung jawab begitu besar dan menjalankan bisnis dengan baik.

Namun, meskipun begitu Tommy tak pernah mengakui kemampuannya dan selalu membanding-bandingkan dirinya dengan mendiang kakaknya William. Semenjak kematian William yang dibunuh secara misterius 4 tahun lalu, kasih sayang ayahnya seakan-akan ikut tiada. Alasannya sederhana, yaitu karena Chelsea perempuan. Tommy berpikir jika penerus utama tidak cocok jika perempuan.

Kini masalah Chelsea bertambah satu lagi, adik kesayangan yang selalu ada untuknya telah dihamili oleh pria yang entah siapa. Sekarang dialah nona besar keluarga Adinata, sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga reputasi keluarga.

"Astaga ..." keluh Chelsea sambil mengernyit, dia mencoba mengingat-ingat soal pesta koktail yang sebelumnya dijelaskan oleh Natasha.

Pesta koktail ... Aku ingat! Pesta itu diadakan di Hotel Royal! Dan sepertinya itu sekitar sebulan lebih yang lalu.

Chelsea buru-buru merogoh saku untuk mengambil ponsel, kemudian dia segera menelepon seseorang. "Buatkan aku janji temu dengan manajer Hotel Royal! Secepatnya!"

"Baik, Bu Direktur ..." jawab seseorang di telepon.

***

Hari berganti. Seperti yang telah Chelsea duga, Natasha tak berani untuk keluar kamar karena takut dengan kemarahan ayahnya. Pagi ini dia secara khusus mengantarkan sarapan untuk adiknya itu.

Natasha yang biasanya selalu energik dan cantik, kini sudah berubah total. Dia tampak sama sekali tidak bersemangat. Chelsea lalu mengusap kepala adiknya itu sambil berkata, "Jangan terlalu cemas, ada kakak di sini. Ayo makan sarapanmu!"

"Kak Chelsea mau ke mana? Bagaimana jika nanti ayah mendobrak pintuku saat Kakak tidak ada?"

"Kakak harus bekerja, Tasha. Jangan khawatir, pelayan kepercayaan Kakak sudah diatur untuk berjaga di luar. Kakak akan segera kembali jika terjadi sesuatu padamu. Percaya pada Kakak, oke?" bujuk Chelsea dengan senyuman.

Natasha hanya mengangguk. Meskipun sebenarnya tidak rela, dirinya tetap tidak bisa menahan kakaknya untuk pergi.

Seperti yang Chelsea inginkan, hari ini sekretarisnya telah mengatur jadwal pertemuan dengan manajer dari Hotel Royal. Saat tiba di hotel, Chelsea meminta kepada semua orang untuk pergi dan bicara dengan manajer secara pribadi.

"Ada urusan penting seperti apa hingga Nona Chelsea harus menemui saya?" tanya manajer itu sambil berkeringat dingin. Dia tahu betul tengah berhadapan dengan siapa, seorang direktur utama dari perusahaan yang paling berpengaruh di dunia hiburan.

"Aku akan langsung saja, tolong bawa aku ke ruang kontrol! Ada beberapa hal yang harus aku periksa sendiri!" pinta Chelsea dengan tatapan tajam.

"B-baiklah, silakan Nona ikuti saya ...."

Sang manajer hotel tersebut lalu mengajak Chelsea untuk pergi ke ruang kontrol. Di sana, dia diperlihatkan semua layar monitor yang terhubung dengan kamera CCTV yang terpasang di setiap sudut hotel.

"Tolong putar rekaman pesta koktail tanggal 18 bulan lalu!" pinta Chelsea.

"Baik Nona." Staff pengawas itu langsung melaksanakan apa yang Chelsea minta, tetapi dia mulai bertingkah gugup karena ada sesuatu yang salah.

"Maafkan saya Nona, sepertinya tidak bisa ..." ucapnya dengan wajah tertunduk.

"Apa?! Maksudmu rekaman itu tidak bisa diputar?"

"Benar, karena penumpukan data jadinya rekaman di hard disk telah hilang."

"Lalu bagaimana dengan back-up file?" tanya Chelsea lagi.

"Saya minta maaf Nona, back-up file rekaman juga tidak ada."

Ekspresi wajah Chelsea berubah masam, kini satu-satunya cara paling jelas untuk menemukan pelaku yang telah memperkosa adiknya telah gagal. Tiba-tiba dia beralih menatap tajam ke arah manajer hotel.

"Apa kau tahu soal kamar nomor 101?"

"Saya tahu, kamar itu adalah salah satu kamar VIP di hotel kami," jawab sang manajer.

"Kalau begitu beritahu aku siapa saja yang pernah reservasi di kamar itu!" pintanya dengan nada memaksa.

"Ah, ini ..." Manajer itu tiba-tiba gugup, bahkan memalingkan wajahnya dari Chelsea. "Maafkan saya Nona, privasi pelanggan adalah prioritas kami."

"Katakan saja! Aku akan membayarmu!"

Manajer itu membungkukkan badan. "Saya benar-benar minta maaf, tolong jangan mendesak saya lagi!"

"..." Chelsea membisu, dia tahu jika terus memaksakan keinginannya maka di masa depan nanti dia akan kehilangan relasi dengan hotel tersebut. Akhirnya dia memilih untuk pergi dari sana tanpa berkata apa-apa.

Saat dia tiba di lobby, dia terpikirkan cara lain dan menghampiri meja resepsionis. Setelah dia memastikan jika tak ada yang mengawasinya, dia pun berkata ke resepsionis tersebut, "Aku ingin beberapa informasi, dan tentu saja ini tidak gratis."

"Informasi?" Resepsionis itu tertegun untuk sejenak, dia berpikir sambil memperhatikan penampilan Chelsea dari atas sampai bawah. Saat menyimpulkan jika Chelsea terlihat modis dia pun memasang senyum ramah. "Silakan Nona tanyakan apa saja kepada saya!"

"Apa kau tahu soal kamar Nomor 101?"

"Oh, soal itu sudah pasti. Kamar itu adalah kamar VIP khusus. Selama saya di bekerja di sini, kamar itu selalu dipesan oleh Tuan Muda!"

"Tuan Muda mana yang kau maksud?!" tanya Chelsea dengan tidak sabar.

"Tuan Muda Daniel Kartawijaya! Tetapi ... untuk waktunya tidak pasti, beliau selalu memesan tepat sehari sebelumnya."

Tubuh Chelsea sedikit gemetar saat mendengar jawaban dari resepsionis itu. Lalu dia menyodorkan sebuah benda kepada resepsionis itu. "Ini kartu namaku, hubungi aku nanti dan bayaranmu akan aku transfer!"

"Terima kasih Nona!" ucap resepsionis itu penuh antusias.

Chelsea tak berkata sepatah kata pun lagi dan langsung keluar dari Hotel dengan langkah terburu-buru.

"Awas kau ...!"

Pantas saja manajer hotel enggan memberitahu, ternyata ini berhubungan dengan Tuan Muda keluarga Kartawijaya! Tapi tidak masalah, aku tak akan melepaskan siapa pun yang sudah menyakiti adikku!

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

bagus banget, penasaran jadinya

2022-12-26

1

Fenti

Fenti

eh eh, jadi maksudnya kalau si Ricky itu mau tanggung jawab dia mau" aja hamil, duh ini anak, gemes deh 🤭

2022-12-26

1

Fenti

Fenti

ini nih, bapack bapack egois Gilak 😡

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kehamilan Tak Diinginkan
2 Tuan Muda Kartawijaya
3 Bayi Tanpa Nama
4 Menagih Pertanggungjawaban
5 Pernikahan Tersembunyi
6 Pesta Berujung Bencana
7 Identitas Baru
8 Mendengar Informasi Mengejutkan
9 Mami Dalam Bahaya
10 Bertemu Kakak yang Baik
11 Teman Pertama Luciel
12 Detektif Cilik
13 Merasa Mirip
14 Kebebasan Sebelum Kemalangan
15 Identitas Sang Tuan Penyelamat
16 Mami Angkat?
17 Keputusan Chelsea
18 Buktikan Tekatmu!
19 Keisha Tidak Mau Berbagi Bunda!
20 Hari Pertama Luciel Bersekolah
21 Dia Wanitaku
22 Terluka
23 Kasih Sayang Seorang Kakak (1)
24 Kasih Sayang Seorang Kakak (2)
25 9 Family
26 Acara Perekrutan
27 Resmi Bergabung
28 Tugas Pertama
29 Musuh Sebenarnya
30 Alasan Leon
31 Rencana Tuan Besar
32 Salah Paham
33 Cemburu
34 Chelsea VS Kaitlyn (1)
35 Chelsea VS Kaitlyn (2)
36 Tidak Boleh Goyah!
37 Siapa yang Lebih Penting?
38 Merasa Terasingkan
39 Pelukan Hangat yang Dirindukan
40 Kekacauan
41 Rencana Gila
42 Konspirasi
43 Apa Kau Berkhianat?
44 Menginginkan Luciel
45 Sikap yang Berubah
46 Tirani
47 Paksaan
48 Kegagalan
49 Bersandarlah Padaku
50 Perlahan Tapi Pasti
51 Persaingan Untuk Luciel
52 Hubungan yang Buruk
53 Pertunjukan Pentas Drama Luciel dan Keisha
54 Hari yang Tak Terlupakan
55 Hidup Seperti Boneka
56 Lautan Api
57 Setangkai Mawar Kesedihan
58 Rencana Jahat
59 Melewati Batas
60 Canggung
61 Pengakuan Chelsea
62 Aku Akan Merindukanmu
63 Orang yang Ramah
64 Hari yang Melelahkan
65 Wajah Asli Divisi 3
66 Fakta
67 Luciel Bukan Barang
68 Keluarga yang Utuh
69 Hari Paling Indah
70 Bocah yang Tidak Mudah Dihadapi
71 Boneka yang Terlepas Dari Tuannya
72 Akira Sang Koki
73 Dilema
74 Anak yang Rewel
75 Gadis Kecil yang Diperalat
76 Tak Punya Jalan Untuk Kembali
77 Keserakahan
78 Kemarahan Leon
79 Menyembunyikan Kebenaran
80 Mad Dog
81 Grizzly Cat
82 Matahari Telah Membeku
83 Merasa Goyah
84 Penjelasan Dika
85 Tiga Pilihan
86 Penyesalan Leon
87 No Reason
88 Mad Dog VS No Reason
89 Tak Mau Menambah Musuh
90 Pelajaran Tak Terlupakan
91 Memundurkan Rencana
92 Pesan Rahasia
93 Bertemu Musuh Utama
94 Kuda Hitam
95 Tugas Terakhir (1)
96 Tugas Terakhir (2)
97 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (1)
98 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (2)
99 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (3)
100 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (4)
101 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (5)
102 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (6)
103 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (7)
104 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (8)
105 Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (9)
106 Egois
107 Lamaran Dadakan
108 Berebut Pewaris
109 Mengingkari Janji
110 Memenuhi Janji
111 Dendam atau Cinta?
112 Awal yang Baru
113 Pertemuan
114 Memberikan Restu
115 Apakah Sudah Berakhir?
116 Prinsip
117 Senyum Kebebasan
118 PENGUMUMAN PERGANTIAN SEASON
119 SEASON 2. Ayo Cerai!
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Kehamilan Tak Diinginkan
2
Tuan Muda Kartawijaya
3
Bayi Tanpa Nama
4
Menagih Pertanggungjawaban
5
Pernikahan Tersembunyi
6
Pesta Berujung Bencana
7
Identitas Baru
8
Mendengar Informasi Mengejutkan
9
Mami Dalam Bahaya
10
Bertemu Kakak yang Baik
11
Teman Pertama Luciel
12
Detektif Cilik
13
Merasa Mirip
14
Kebebasan Sebelum Kemalangan
15
Identitas Sang Tuan Penyelamat
16
Mami Angkat?
17
Keputusan Chelsea
18
Buktikan Tekatmu!
19
Keisha Tidak Mau Berbagi Bunda!
20
Hari Pertama Luciel Bersekolah
21
Dia Wanitaku
22
Terluka
23
Kasih Sayang Seorang Kakak (1)
24
Kasih Sayang Seorang Kakak (2)
25
9 Family
26
Acara Perekrutan
27
Resmi Bergabung
28
Tugas Pertama
29
Musuh Sebenarnya
30
Alasan Leon
31
Rencana Tuan Besar
32
Salah Paham
33
Cemburu
34
Chelsea VS Kaitlyn (1)
35
Chelsea VS Kaitlyn (2)
36
Tidak Boleh Goyah!
37
Siapa yang Lebih Penting?
38
Merasa Terasingkan
39
Pelukan Hangat yang Dirindukan
40
Kekacauan
41
Rencana Gila
42
Konspirasi
43
Apa Kau Berkhianat?
44
Menginginkan Luciel
45
Sikap yang Berubah
46
Tirani
47
Paksaan
48
Kegagalan
49
Bersandarlah Padaku
50
Perlahan Tapi Pasti
51
Persaingan Untuk Luciel
52
Hubungan yang Buruk
53
Pertunjukan Pentas Drama Luciel dan Keisha
54
Hari yang Tak Terlupakan
55
Hidup Seperti Boneka
56
Lautan Api
57
Setangkai Mawar Kesedihan
58
Rencana Jahat
59
Melewati Batas
60
Canggung
61
Pengakuan Chelsea
62
Aku Akan Merindukanmu
63
Orang yang Ramah
64
Hari yang Melelahkan
65
Wajah Asli Divisi 3
66
Fakta
67
Luciel Bukan Barang
68
Keluarga yang Utuh
69
Hari Paling Indah
70
Bocah yang Tidak Mudah Dihadapi
71
Boneka yang Terlepas Dari Tuannya
72
Akira Sang Koki
73
Dilema
74
Anak yang Rewel
75
Gadis Kecil yang Diperalat
76
Tak Punya Jalan Untuk Kembali
77
Keserakahan
78
Kemarahan Leon
79
Menyembunyikan Kebenaran
80
Mad Dog
81
Grizzly Cat
82
Matahari Telah Membeku
83
Merasa Goyah
84
Penjelasan Dika
85
Tiga Pilihan
86
Penyesalan Leon
87
No Reason
88
Mad Dog VS No Reason
89
Tak Mau Menambah Musuh
90
Pelajaran Tak Terlupakan
91
Memundurkan Rencana
92
Pesan Rahasia
93
Bertemu Musuh Utama
94
Kuda Hitam
95
Tugas Terakhir (1)
96
Tugas Terakhir (2)
97
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (1)
98
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (2)
99
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (3)
100
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (4)
101
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (5)
102
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (6)
103
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (7)
104
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (8)
105
Menyingkap Kebenaran - Violent Zone (9)
106
Egois
107
Lamaran Dadakan
108
Berebut Pewaris
109
Mengingkari Janji
110
Memenuhi Janji
111
Dendam atau Cinta?
112
Awal yang Baru
113
Pertemuan
114
Memberikan Restu
115
Apakah Sudah Berakhir?
116
Prinsip
117
Senyum Kebebasan
118
PENGUMUMAN PERGANTIAN SEASON
119
SEASON 2. Ayo Cerai!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!