"Apa siang nanti ada meeting?" tanya Chelsea pada sekretarisnya yang kini sedang menyetir mobil.
"Tidak ada Bu Direktur, tetapi menurut agenda ... siang nanti ada kunjungan ke lapangan," jawabnya sambil terus fokus melihat jalanan.
"Undur saja waktu kunjunganku, aku ingin mengurus masalah pribadi. Hari ini kau juga bebas bekerja setengah hari."
"Baik, Bu Direktur."
Siang harinya ketika istirahat makan siang tiba. Kali ini Chelsea seorang diri pergi mengunjungi sebuah tempat, yaitu sebuah kafe yang letaknya cukup jauh dari kantor pusat One INC Entertainment. Di kafe itu dia tampak sedang menunggu kehadiran seseorang.
"Kapan Alina akan tiba?" gumamnya sambil melihat ke arah arloji yang terpasang di tangan kirinya.
Sepengetahuanku Daniel Kartawijaya itu ditugaskan sebagai direktur di kantor cabang HW Group. Sedangkan kakaknya yang menjabat sebagai CEO di kantor pusat. Ya mau bagaimana lagi, Daniel cuma Tuan Muda kedua. Tapi tetap saja statusnya Tuan Muda yang tidak bisa dianggap remeh.
Untunglah aku punya teman yang bekerja sebagai sekretarisnya Daniel. Semoga saja Alina tetap bersikap seperti dulu meskipun sekarang jarang bertemu denganku.
Tiba-tiba saja seorang gadis datang dan berteriak, "Ini benar-benar Chelsea?!"
"Eh?!" Chelsea langsung menengok ke arah samping, menatap gadis itu dengan tatapan pangling. "Alina ...?"
"Iya, ini aku Alina. Keterlaluan, masa kau sudah melupakan aku?" tanya Alina dengan wajah cemberut.
"Maaf, soalnya terakhir kali kita bertemu ... rambutmu berwarna pirang, dan sekarang hitam. Oh ya, kau duduklah dulu baru kita bicara," ucap Chelsea dengan senyum canggung.
Alina pun segera duduk. Setelah keduanya sama-sama menikmati kopi pesanan masing-masing, di tengah-tengah itu Alina mendadak berkata, "Rasanya seperti tidak nyata."
"Hm? Barusan kau bilang apa?"
"Aku bilang rasanya seperti tidak nyata, bukan soal rasa kopi yang aku minum, tapi soal bertemu denganmu! Kau itu sekarang jadi direktur dari perusahaan besar, sudah pasti kau sangat sibuk. Rasanya seperti tidak nyata kau bisa meluangkan waktu untuk bertemu denganku di hari kerja."
"Haha, sebelumnya aku mau minta maaf karena mengajakmu bertemu tiba-tiba. Kau sendiri pasti juga sibuk."
Alina menghela napas lalu tersenyum. "Tidak apa-apa. Lagi pula kita kan teman. Aku juga selalu ingin menghubungimu, tapi tidak jadi karena aku takut akan mengganggu waktumu. Sudah lama ya Chelsea, kita tidak sesantai seperti ini."
"Iya, kau benar ..." Chelsea tersenyum tipis.
Sudah sangat lama rasanya Chelsea tidak sesantai ini, bahkan sudah lama dia juga tidak bertemu dengan teman-temannya. Hal ini bermula 4 tahun lalu semenjak kematian William, kehidupan pertemanan Chelsea juga ikut berubah.
Chelsea teringat dengan tujuannya bertemu Alina. Dia mengambil napas panjang dan berkata, "Al, jujur saja ... aku ingin bertemu denganmu karena menginginkan bantuan darimu."
"Eh? Memangnya bantuan seperti apa yang bisa aku berikan?" Alina terheran-heran.
"Apa kau tidak marah? Emm ... maksudku, aku ingin bertemu semata-mata demi meminta bantuanmu."
"Untuk apa marah? Lagi pula aku senang jika kau memerlukan bantuanku. Aku tidak akan melupakan semua bantuanmu, Chelsea. Dulu kau membantuku saat keluargaku terkena masalah. Jika kali ini aku bisa membantumu, setidaknya walaupun sedikit aku bisa membayar hutang budi. Katakan saja apa yang kau mau, aku akan berusaha memenuhinya!"
"Sekarang kau jadi sekretarisnya Daniel, kan?" tanya Chelsea bermaksud memastikan.
"Iya, pekerjaanku jadi sekretaris manusia gunung es itu! Dia selalu berwajah jutek, kadang bersikap aneh dan bahkan tidak punya selera humor!"
"Ohh ... begitu ya."
Alina tidak bilang jika dia brengsek, mungkin dia belum tahu jika Daniel suka main perempuan. Atau mungkin saja dugaanku soal Daniel yang salah.
"Kenapa tanya soal bosku? Apa permintaanmu berhubungan dengan dia?"
"Iya, dan yang aku inginkan ... sampel rambut darinya!"
"Sampel?!" Sejenak Alina termenung, tidak dapat dipungkiri bahwa dia merasa aneh dengan permintaan temannya itu. Setelah berpikir beberapa saat, dia pun berkata, "Baiklah!"
"Kau setuju?" tanya Chelsea seakan tidak percaya.
"Iya. Lagi pula itu mudah, mengingat aku sering menghabiskan waktu bersamanya. Kau tenang saja Chelsea, aku tahu batasanku. Bosku adalah Tuan Muda dari keluarga Kartawijaya, sedangkan kau Nona dari keluarga Adinata. Urusan di antara konglomerat seperti kalian, aku tidak mau tahu dan ikut campur. Tapi akan aku lakukan jika itu bisa membantumu!"
Chelsea tersenyum lembut. "Terima kasih banyak, Alina."
"Iya-iya ... lalu kopi ini kau yang traktir, kan?"
"Haha, kau mau 5 tong kopi juga akan aku traktir."
"Hmph, perutku mana muat."
Chelsea pun menghabiskan waktunya untuk berbincang dengan Alina. Dia sangat menyukai saat-saat sederhana seperti ini. Baginya yang sekarang, meluangkan waktu untuk berkumpul dan berteman seperti ini sangat susah dilakukan. Apalagi dia akan dimarahi jika ketahuan oleh ayahnya. Ayahnya selalu bilang padanya jika waktu adalah uang.
Perasaan Chelsea saat ini sudah lebih tenang, setidaknya untuk sekarang dia mempunyai pemikiran soal jalan keluar atas musibah yang dialami adiknya. Hari ini pun dia pulang lebih awal untuk memastikan keadaan Natasha.
Berbekal kunci cadangan yang dibawa, Chelsea langsung memasuki kamar Natasha begitu saja. Dia bernapas lega saat melihat jika adiknya itu sedang tertidur pulas. Tetapi raut wajahnya langsung berubah begitu dia mendekat. Sebab dia melihat bantal yang dipakai oleh Natasha basah.
"Kakak mohon bertahanlah Tasha," ucapnya dengan pelan seraya mengelus kepala Natasha.
Ini memang berat untukmu, tidak apa-apa jika kau menangis. Kakak janji akan membuatmu mendapat apa yang pantas sebanyak air mata yang telah kau tumpahkan! Kakak sudah tahu kemungkinan besar siapa ayah dari janin di perutmu, tapi Kakak minta maaf tidak bisa mengatakannya sekarang.
Kakak tidak mau menyakitimu dengan memberi harapan yang belum pasti. Maafkan sikap egoisku kali ini. Setelah nanti mendapat sampel dari Alina, maka akan aku pastikan sendiri saat bayimu lahir. Kakak mohon bertahanlah sampai saat itu tiba.
Chelsea sangat menyayangi adiknya. Dia memutar otak untuk mencari cara agar Natasha baik-baik saja selama kehamilannya. Mulai dari hal tersulit seperti membujuk ayahnya. Hingga mengatur dokter khusus untuk mengecek kondisi kesehatan Natasha secara berkala.
Tommy Adinata menyetujui semua permintaan Chelsea dengan satu syarat, yaitu tidak memperbolehkan berita tentang kehamilan Natasha sampai tersebar keluar. Bahkan dia juga mengabari pihak universitas jika Natasha berhenti kuliah.
Keluarga Adinata mati-matian menyembunyikan hal ini dari publik. Keadaan Natasha pun juga sering tidak stabil karena terus terisolasi di rumah. Hal terpenting yang mampu membuat Natasha bertahan hanyalah kehadiran sosok kakak yang sangat peduli padanya.
Tanpa terasa 5 bulan sudah berlalu. Hari ini Tommy memanggil Chelsea ke ruang baca pribadinya. Ekspresinya pun tampak begitu serius.
"Ada perlu apa Ayah memanggilku?" tanya Chelsea.
Tommy menyodorkan sebuah berkas pada putrinya itu. "Ambil alih tugas ini! Project kali ini sangat penting, kita akan menjalin kerja sama dengan HW Group."
"Baik Ayah," jawab Chelsea sedikit bersemangat.
Kesempatan! Mungkin saja dengan ini aku bisa bertemu langsung dengan Daniel Kartawijaya! Jadi nanti aku akan bisa menilai dia orang yang seperti apa. Terlebih lagi aku juga punya kesempatan untuk bertemu dengan Alina.
"Apa kau tidak merasa canggung?" tanya Tommy dengan tatapan aneh.
"Hm? Canggung kenapa?"
"Dulu kau sempat akan diperistri oleh Tuan Muda pertama keluarga Kartawijaya. Tentu saja aku setuju, tapi si tua Muchtar itu tidak mau menjadikanmu menantu. Dan sepertinya Tuan Muda itu juga tidak serius, apa kau tidak masalah jika menjalin kerja sama dengannya?"
Chelsea tersenyum tipis, juga menatap ayahnya dengan tatapan sayu. "Ayah selalu bilang padaku agar tidak mencampurkan perasaan di dalam bisnis. Tidak masalah siapa pun yang akan aku temui nanti, entah Tuan Muda pertama atau kedua bagiku sama saja. Asalkan menguntungkan bagi perusahaan kenapa tidak?"
"Lagi pula ... aku tidak begitu peduli dengan pernikahan, Tuan Muda Kartawijaya pasti juga berpikiran yang sama denganku. Pernikahan tidak lebih dari sekedar bisnis. Jika aku tidak berjodoh dengannya, anggap saja aku gagal menjalin bisnis dengannya."
Tommy tersenyum puas. "Bagus, tidak sia-sia ayah mendidikmu. Andai saja kakakmu masih hidup, mungkin bisnis kita sudah lebih besar daripada keluarga Kartawijaya!"
"Terima kasih atas pujian Ayah ..." ucap Chelsea dengan senyum terpaksa. Lagi dan lagi, untuk ke sekian kalinya Chelsea tak pernah mendapatkan pengakuan yang tulus. Setiap kali ayahnya selalu berandai dan membanding-bandingkan Chelsea dengan mendiang William.
"Jika tidak ada hal lain, aku pergi."
"Baiklah, kau bisa pergi."
***
Di hari yang telah ditentukan, pertemuan bisnis antara Chelsea dengan perusahaan properti HW Group. Pertemuan itu dilangsungkan di dalam meeting room di sebuah hotel. Chelsea datang lebih awal, dia menanti-nanti siapa yang akan mewakili HW Group untuk bertemu dengan dirinya.
Tak lama kemudian datanglah seorang pria tinggi dan tampan, dialah Tuan Muda pertama keluarga Kartawijaya, Keyran Kartawijaya. Saat menyadari hal itu, Chelsea sedikit merasa kecewa karena sebenarnya dia mengharapkan Daniel yang datang.
Kedua orang itu pun memulai perbincangan bisnis mereka dan juga membahas tentang apa saja kesepakatan kerja sama. Waktu untuk menyepakati project tersebut lebih cepat dibanding dugaan, tentu saja karena kedua orang itu sama-sama kompeten sehingga efisiensi mereka sudah tidak diragukan lagi.
Di akhir perbincangan bisnis itu, tiba-tiba saja Chelsea berbicara di luar topik. "Saya masih tidak menyangka jika CEO HW Group sendiri yang akan bertemu dengan saya."
"Perusahaan One INC Entertainment tidak bisa dianggap remeh, sudah sepantasnya aku sendiri yang menangani ini. Aku tidak mungkin membiarkan orang lain mengacaukan kerja sama yang cukup menguntungkan ini," jawab Keyran dengan wajah datar.
Chelsea hanya tersenyum, dia paham betul jika orang yang bicara di depannya saat ini sedang menyindir seseorang yang tidak lain adalah Daniel. Chelsea juga tahu jika hubungan antara Keyran dengan Daniel tidak termasuk baik, hal tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalangan bisnis. Semua orang tahu jika kedua Tuan Muda yang berpengaruh tersebut hanyalah saudara tiri.
"Haha, Anda benar. Peluncuran produk baru HW Group akan mampu menaikkan popularitas artis yang berada di bawah naungan perusahaan kami. Sejujurnya, saya merasa sedikit heran karena bintang iklan yang sudah menjalin kontrak dengan HW Group juga artis papan atas. Kerja sama dengan kami ini apakah demi menampilkan wajah baru?"
"Benar," jawab Keyran singkat.
"Apakah Anda tidak takut jika muncul respons kurang bagus karena mengganti bintang papan atas seperti Anastasia Amanda?"
"Haiss ... sebenarnya ini karena masalah pribadi. Wanita itu seperti lalat yang selalu datang ke kantorku tanpa alasan yang jelas. Aku merasa terganggu dan berencana memutuskan kontrak sedikit demi sedikit dengannya sampai tuntas!"
"Oohh ..." Chelsea menatap canggung.
Tentu saja seperti lalat, dia begitu karena ingin memikatmu. Dulu saat Kak William masih hidup, aku juga sering melihat wanita yang berlomba-lomba dekat dengannya. Aroma uang membuat para lalat itu tidak tahan.
Karena perbincangan bisnis telah usai, Keyran mulai bertingkah lebih santai dan memeriksa ponselnya. Namun setelahnya dia berekspresi aneh dan langsung bangkit dari kursi. "Terima kasih atas kerjasamanya hari ini, aku harus pergi sekarang!"
"Eh? Anda tidak ingin sekalian makan siang di sini?" tanya Chelsea.
"Maaf, tidak bisa. Aku harus cepat pergi karena istriku rewel! Aku permisi!" Keyran segera membereskan barangnya dan berjalan keluar dari ruangan sambil menggerutu, "Nisa ... tidak bisakah kau membiarkan hidupku tenang walau sebentar saja."
Chelsea yang melihat tingkah tidak biasa Keyran hanya melongo. Dia tidak habis pikir jika Tuan Muda yang terkenal dingin bisa menunjuk sisi seperti itu.
"Hmm ... menarik," ucapnya sambil menyeringai.
Nisa, aku penasaran orang seperti apa dia yang mampu membuat pria es ini tunduk padanya. Ternyata pria seperti ini pun bisa luluh dan memanjakan istrinya.
Aku harap Daniel juga tidak jauh berbeda darinya. Setidaknya ... dengan begitu Natasha akan baik-baik saja ketika saatnya nanti tiba. Aku ingin membuat peluang untuk Natasha bahagia semakin besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Fenti
dibandingin itu sakit Gaesss, sakit banget 😭😭
2022-12-26
1
fllw ig: @Mlniptriii__
emmm😢😢
2022-12-26
1
fllw ig: @Mlniptriii__
Mau tes DNA kah?
2022-12-26
2