Baru saja Jaka ingin bicara kepada pastor Peter, tiba tiba datang 10 orang berkuda dengan kecepatan diatas rata rata, kalau dilihat dari penampilan pakaian mereka bukan orang biasa apalagi 9 orang yang mengikuti memakai pakaian lengkap dengan pedang, tombak dan perisai.
"Siapa mereka pastor?" tanya Jaka.
"Oo..itu adalah Prince Bana dari utara. Dialah yang dicalonkan baginda King Owoun sebagai suami Princess Nara"
"Oh itu rupanya..ada apa gerangan kesini dihari minggu?" tanya Jaka lagi.
"Saya juga kurang tau..keliatannya akan ikut misa minggu..oke biarkan tidak apa apa asa anak anak yang akan menyambut..cepat ceritakan"
"Ayah mendengar desas desus diantara teman temannya yang ia percaya bahwa sebentar lagi istana akan diserang segerombolan orang..bahkan beritanya mereka akan bumi hanguskan semuanya dan menculik Princess Nara!"
"Haah?! gila! kebetulan ini didalam gereja ada 2 orang asing yang pergerakannya mencurigai..ketika diminta sumbangan gereja mereka bilang tidak punya wang, padahal mereka bilang mereka adalah pedagang..dan saya lihat dari tadi mereka seperti orang yang belum pernah masuk ke gereja" ucap pastor Peter.
Pastor melirik kearah 10 orang berkuda yang sudah turun dari kuda kudanya dan berjalan kearah gereja.
"Sebentar..saya akan menyambut mereka dulu..setelah misa kita akan bicara lagi, kamu apabila tidak akan ikut misa sebaiknya tunggu di rumahku, pintu tidak dikunci..kamu duduk didalam"
"Baik pastor, terima kasih" Jakapun jalan dan pastor mendekati para penumpang kuda.
☆☆☆☆
Ini kali ke 2 ia memasuki rumah pastor Peter, pertama kali waktu ia berumur 10 tahun dibawa oleh ayahnya mengunjungi rumah pastor Peter. Ternyata setelah sekian tahun rumah ini masih sama dekorasi dalamnya. Ditengah tembok rumah berjejer lukisan lukisan para uskup dan diatas lukisan tergantung sebuah salib Yesus menghiasi dinding.
Jaka berdiri dari kursi dan menghampiri beberapa lukisan berukuran kecil yang berposisi berdiri dengan rapih diatas sebuah dreswar. Ia kaget melihat sebuah lukisan seorang laki laki tua dibawahnya ada sebuah guratan tangan bertuliskan nama, Gustav Reydnor nama ayahnya. Selama ini ia tidak tau bahwa ayahnya seorang pelukis.
Sambil menunggu selesainya misa minggu Jaka tidur tiduran disebuah bangku kayu.
Lewat 2 jam kemudian ia mendengar suara orang berbicara diruang depan. Ia langsung bangkit dan menuju kearah ruang depan. Ia terperanjat melihat princes Nara disana sedang memasuki rumah didampingi pastor Peter.
Tanpa aba aba Nara berlari dan memeluk kekasihnya, Jakapun tidak mau kalah ia langsung menubruk Nara. Keduanya berpelukan dengan mesra. Pastor Peter sebetulnya sudah tau hubungan mereka, tapi inilah pertama kali ia menyaksikan mereka saling bermesraan pas didepannya.
"Ceritakan..ceritakan apa yang akan terjadi?" tanya Nara tidak sabar.
"Pastor..mari kita semua duduk..saya akan jelaskan sekali lagi"
Mereka bertiga duduk dibangku panjang dan Jaka mulai bercerita. Pastor juga ikut bercerita tentang adanya 2 orang asing yang ada disana ditambah dengan keanehan bahwa prince Bana tiba tiba muncul.
"Dimanakah Prince Bana sekarang?" tanya Jaka.
"Aneh..ia hanya ikut hadir dalam misa minggu dan kemudian pamit kepada King Owoun untuk melanjutkan perjalanan. katanya ia ingin melakukan perburuan dihutan lindung kita..aneh musim dingin mau cari apa?" ucap Nara.
"Hmm..pastor, ini saatnya kita beritakan kepada baginda raja. Saya mencium bau tidak enak disekitar kita..sebelum terlambat" ujar Jaka.
Pastor berdiri dan berjalan mondar mandir keliatannya ia sedang berpikir. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadap kearah Jaka.
"Jaka! kamu pulang sekarang bawa ayahmu kesini..biarkan ayahmu yang utarakan berita itu kehadapan King Owoun, jangan kamu yang bicara maaf, kurang berbobot. Cepat lakukan panggil ayahmu. Princes Nara, saya antarkan anda sekarang kembali keistana. Kamu tunggu kita disana" Demikian kata pastor.
☆☆☆☆
Waktu Jaka memasuki pekarangan rumah ia melihat seekor kuda berwarna coklat dan putih..Wah sukurlah! Paglia sedang bertandang kerumah, sebaiknya aku ajak sekalian. Pikirnya.
Laki laki tegap itu melepaskan kudanya dihalaman rumah dan masuk kedalam rumah.
"Hai Buongiorno! bagaimana kabarmu Jaka?" ucap Paglia.
"Baik terima kasih, kebetulan sekali anda ada disini saya akan bicarakan sesuatu"
"Oh ada apa?" tanya Paglia.
"Tadi saya bertemu dengan pastor Peter dan juga Princess Nara dirumah pastor Peter"
"Oh apa kabar dengan pastor, dia kawan lama saya" ucap sang ayah.
Jaka mengambil kursi dan duduk bethadapan dengan mereka.
"Ada sesuatu yang penting harus kita setujui sekarang ini juga. Jadi sesuai cerita anda tentang akan adanya penyerangan keistana, atas perintah ayah, saya langsung berangkat kesana dan disana bertemu dengan Pastor sekaligus Princess Rana. Pastor menyarankan agar ayah berangkat bersama saya untuk melaporkan akan is yang beredar..Nah kebetulan Paglia ada disini sebagai pencetus cerita itu sebaiknya ikut juga agar King Owoun percaya..bagaimana?"
"Oh jadi menurut pastor begitu ya..baik saya akan kesana dan kamu ikut juga Paglia supaya laporan itu meyakinkan" ucap ayahnya Jaka dan langsung berdiri bersiap siap.
☆☆☆☆
Hari sudah menuju siang namun matahari masih males untuk menampakan dirinya. Sekitar area istana masih remang remang ditutupi kabut tebal.
Jaka, ayahnya Gustav dan Paglia berjalan menuju kegerbang istana. Seorang kepala penjaga gerbang yang umurnya sudah cukup tua ingat akan wajah Gustav. Dengan cekatan ia turun tangga dari atas benteng gerbang.
"Hai prajurit! cepat bantu buka pintu gerbang, diluar ada bekas perdana menteri datang!" Teriak sang kepala gerbang.
3 prajurit jaga mendengar perintah langsung menarik kunci gerbang yang terbuat dari besi yang beratnya cukup lumayan itu.
Gustav dan putranya beserta Paglia tersenyum, ternyata mereka masih ingat. Ini suatu yang membanggakan.
"Mister Gustav! wah wah sudah sekian tahun ahirnya saya menyaksikan sosok mantan oerdana menteri yang melegenda itu! Silahkan masuk keistana!" ucap sang kepala prajurit.
Gustav mendekat dan menepuk pundak sang kepala.
"Saya terharu anda masih ingat wajah tua saya..apa kabarnya?" ucap Gustav.
"Sehat! masih sanggup untuk maju kemedan peperangan dimanapun!" jawabnya tegas dengan sikap berdiri tegak.
"Akan saya utarakan kepada baginda raja bahwa ia mempunyai seorang kepala prajurit yang kokoh dan setia..terima kasih kawan!"
"Silahkan masuk, saya akan antarkan sampai gerbang dalam" Sang kepala langsung naik keatas punggung kudanya dan bergerak kedalam.
"Hai kepala penjaga siapa namamu?" tanya Gustav.
"Saya Hendri degritz" ucap laki laki tua yang nampak gagah itu.
"Baik..akan saya ingat namamu, suatu saat aku membutuhkan bantuanmu"
"Siap!"
Iring iringan kuda bergerak mendekati gerbang dalam istana dimana ada 6 penjaga pintu berdiri dengan rapih.
"Mohon ijin masuk! saya membawa bekas perdana menteri negeri ini untuk bertemu dengan baginda King Owoun!"
"Mohon tunggu disini..saya akan lapor kepada kepala penjaga"
...---☆☆☆---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments