Hari ini hari minggu pagi, hampir semua warga Ringstar berbondong bondong datang ke gereja yang letaknya tidak jauh dari istana kerajaan.
Nampak King Owoun dan princes Nara didampingi 2 tentara istana berjalan menuju kegereja. Semua yang berpapasan dengan rombongan kecil itu berhenti dan menundukkan badan mereka. Hari minggu selalu menjadi hari yang bahagia dimana mereka bisa langsung bertatap muka dengan raja mereka yang baik hati dan juga putrinya yang sangat jelita itu.
Para pemuda mengenakan baju terbaiknya dan mencoba memberikan senyum yang menawan, berharap agar sang putri raja akan membalas senyuman mereka.
Namun ditengah tenagh kerumunan itu ada 2 sosok priya yang memperhatikan dari balik jendela sebuah penginapan yang letaknya tidak berapa jauh dari gedung gereja.
"Malam ini akan ada pertemuan penting, kita harus hadir..karena besok malam kita akan bergerak..semua pasukan siap?" tanya salah satu dari pengintai itu.
"Semua sudah beres, bahkan aku dengar Gunther wakil raja kita akan hadir juga"
"Bagus! ayo kita ikut masuk ke gereja..eh jangan lupa lepaskan tali ikat tanganmu..bahaya kalau mereka melihat kelompok kita ada disini"
"Oh ya hampir lupa!" Laki laki itu melepaskan ikatan pergelangan tangan yang berwarna kuning. Itu adalah ciri khas kelompok sayap kiri kerajaan Rheys. Kelompok sayap kiri adalah grup pendobrak pertama apabila peperangan akan berkobar.
Kedua orang itu bergegas keluar dari penginapan dan berjalan Ber iring iringan dengan warga lainnya menuju gedung gereja yang megah itu.
"Halo..saya tidak pernah liat kalian disekitar sini..dari luar kota?" tanya pastor yang menyambut didepan gereja.
"Selamat pagi pastor, kami pedagang dari Powys kebetulan hari minggu tidak ada acara, kami ingin bersama sama dengan King Owoun sembahyang" ucap salah satunya.
"Wah! Puji Tuhan! Silahkan silahkan masuk!" ucap pastor.
Mereka menginjakkan kaki mereka masuk kedalam gereja. Seketika mereka masuk kedalam mereka terkejut melihat keindahan ruang dalam gereja. Begitu indah dan keren, berbagai macam kaca berwarna warni menghiasi jendela jendela besar. Kala tertimpa sinar matahari pagi, kepingan kaca berwarna menghasilkan pantulan cahaya yang indah menyinari seisi ruangan altar gereja. Seakan sebuah sinar cahaya kahyangan turun kebumi.
"Wow! indah sekali!..hehe sayang harus kita bumi hanguskan!"
"Sst udah ga usah dibahas! ikuti apa yang mereka perbuat saja"
☆☆☆☆
Mereka tidak sadar, sepasang mata sedang memperhatikan gerak gerik mereka. Ada yang aneh dari 2 orang asing itu.
Ia bergegas kearah seorang anak kecil yang bertugas sebagai pengumpul tabung donasi.
"Psst sini kamu" bisiknya. Anak kecil itu menghampiri pastor.
"Pastor Ludwig ada apa?" tanya anak itu.
"Coba kamu sodorkan tabungmu ke 2 orang yang duduk dekat King Owoun"
"Baik pastor" anak itu bergegas kearah 2 orang asing itu dan sambil tersenyum ia menyodorkan tabung.
"Eh maaf nak saya tidak bawa wang hari ini..yang lain dulu saja ya" ucap salah satu dari ke 2orang itu.
Anak kecil itu berjalan dan kembali kearah pastor.
"Bagaimana?" tanya sang pastor
"Katanya dia tidak bawa wang pastor"
"Oh gitu baiklah" jawab sang pastor. Ia bingung juga, kenapa orang asing jauh jauh kedaerah sini tapi tidak membawa wang? umumnya setiap orang pasti ada wang dihari minggu.
Ia duduk didekat pintu masuk gereja dan terus mengamati gerak gerik orang asing itu. Sesuatu ada yang tidak beres, tapi ia tidak menemukan tanda apa apa..hanya nalurinya saja yang mengatakan sesuatu aneh pada penampilan mereka.
☆☆☆☆
"Ayah..kenapa tidak kegereja hari ini? ini hari minggu ayah, King Owoun pasti hadir" tanya Jaka kepada ayahnya yang sedang sibuk membereskan pot bunga yang kini telah menjadi kering karena musim dingin.
"Aku sebetulnya kurang enak badan Jaka..kamu sendiri tidak kesana? Biasanya ada King pasti ada princesnya" balas sang ayah sambil tersenyum.
"Hehe tidak ayah..aku mending duduk dengan ayah disini, kecuali kalau ayah pergi aku akan ikut tapi kalau tidak ga apa apa kita ngobrol aja"
"Kalau begitu..sini duduk dekat ayah..ada sesuatu yang jarus ayah katakan..ini penting"
Jaka menghampiri ayahnya dan mengambil tempat duduk.
"Jaka, sesuatu akan terjadi diwilayah kita..ayah dapat bocoran dari beberapa pembesar kerajaan"
"Oh ada apa ayah?"
"Paglia, si tukang kembang yang orang Itali itu beberapa hari yang lalu datang kesini dan memberitahukan sebuah rahasia. Rahasia yang sangat menghawatirkan. Istana akan dihancurkan oleh sekelompok orang dan princes akan dibunuh!" ucap ayahnya dengan wajah serius menatap kearah anaknya.
"Princes akan dibunuh?!" ucap Jaka kaget.
"Sebaiknya kamu menyiapkan kudamu dan pergi beritahukan kepada kekasihmu itu..ayo cepat sebelum terlambat!"
"Aku berangkat sekarang!"
"Tunggu! ini baru gossip..jadi kamu beritahukan dengan gaya yang tenang..jangan membuat gaduh, yang paling penting selamatkan princes."
Jaka langsung keluar dan ia menyiulkan sebuah suara yang melengking. Tidak lama dari balik rumah gudang berlari seekor kuda hitam.
"Rexy! cepat sini!" ucap Jaka kepada kuda hitamnya. Kuda itu dengan gembira menganggukkan kepala.ya beberapa kali dihadapan Jaka.
"Rex! kita keistana sekarang! Princes dalam bahaya!" Jaka loncat dengan sigap keatas punggung Rexy dan memacunya kearah jalan menuju istana Ringstar.
Jantungnya berdebar, ia kaget mendengar cerita ayahnya. Kelompok manakah yang berani mengusik kerajaan Ringstar? Selama ini yang ia ketahui kerajaan mempunyai 3 lapisan penjaga istana hanya orang gila yang berani mendobraknya.
☆☆☆☆
Seteĺah melalui telaga Swanbirn dan pinggiran sungai Tresh ahirnya ia memasuki area gereja, ia tau Raja dan princes pasti disana pada hari minggu ini.
Ia melepaskan kudanya dekat ditempat penambatan kuda.
"Rex, dengar..jangan kemana mana..tetap disini..tunggu panggilanku..ngerti?"
Kepala kuda itu menganggukkan beberapa kali.
Sambil melangkah kearah gereja ia mulai memikirkan bagaimana caranya memberitahuan pada kekasihnya.
Kini ia sudah berada didepan gereja, ia bisa mendengar nyanyian koor anak anak gereja, sebentar lagi kardinal akan maju kepodium me.berikan ceramah.
Pintu gereja ia buka pelan pelan dan melangkah masuk. 2 anak kecil penjaga pintu mempersilahkan masuk. Saat itu pastor Peter yang sedang mengamati ke 2 orang asing melihat kedatangan Jaka langsung berdiri dan bergegas kearahnya.
Pastor Peter langsung menggandeng tangan tangan kanan Jaka membawanya keluar gedung gereja.
"Pastor saya ada berita oenting dari ayah" bisiknya.
"Ayo kita bicara diluar, sepertinya aku tau" ucap pastor Peter.
Pastor Peter dan keluarga Jaka memang mempunyai hubungan khusus, ia adalah salah satu teman lama ayahnya dulu waktu sang ayah masih menjabat sebagai perdana menteri.
"Berita apa Jaka? Sebab sayapun ingin mengucapkan satu dua patah kata" katanya dengan tidak sabar.
Jaka menoleh kekiri dan kekanan kemudian berpaling kearah wajah pastor.
"Jangan disini..ayuk kebawah pohon sana"
...---☆☆☆☆---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments