Zanitha masuk kedalam rumah damar, dia menengok kekanan-kekiri mencari keberadaan istri dari Damar, tangannya mencekal kuat pada lengan Damar, Damar yang menyadari ketakutannya Za dia menepuk-nepuk tangan Za seraya berkata.
"jangan takut Dia masih sama seperti dulu... " ujarnya pada Za.
Za hanya mengangguk..
Nanda terus berjalan munuju ruang keluarga, disana sudah ada tante cantiknya, dia adalah Rani Pramuja sosok wanita setengah abad tapi masih terlihat cantik, dia pribadi yang lembut dan penyayang.
"assalammu'alaikum Tante... " salam Nanda mencium tangan Rani.
"wa'alaikumsalam nak... " sahut Rani membelai kepala Nanda.
"mama... " panggil Damar.
"eh Papa..ini pasti Zanitha ya!"Kata rani melihat kearah Zanitha.
Za menghampiri Rani dengan gaya manjanya menutupi ketakutannya.
"Tante Rani apa kabar? " tanya za mencium tangan rani.
"baik sayang... "sahutnya tersenyum tulus pada Za, Za juga tak kalah tersenyum manis pada Rani.
Rani membawa Za duduk di ruang keluarga, Za bernafas lega ternyata Tante Rani yang delapan tahun lalu ia kenal, masih sama seperti dulu, sabar, lembut dan penyayang.
Mereka asyik mengobrol karna za memang gadis yang sangat ceria, membuat semua orang yang di dekatnya merasa bahagia dan tidak berhenti tersenyum..
"bentar yaa sayang, tante mau ke dapur dulu... "
"za ikut ya tante, biar za aja yang masak!"
"memang kau bisa masak? " tanya Nanda meremehkan.
"aku tuh bisa semuanya kak, makanya calon istri idaman kan buat kakak? " Za tersenyum mengedipkan matanya.
Deg...lagi-lagi ini jantung ga bisa di ajak kompromi... " batin Nanda, sedari tadi di gombali Za detak jantungnya jadi tak menentu.
Rani dan damar hanya tersenyum melihat keponakannya salah tingkah.
"udah masak sana jangan kelamaan..cetus Nanda sudah memerah wajahnya.
"baik calon suamiku...sahut Za berlalu menuju dapur bersama Rani.
*Di dapur Rani mengeluarkan bahan-bahan masakan, saat rani hendak memakai celemeknya Za langsung melarangnya.
"tante istirahat aja, biar za yang masak...
"tapi nak...
"tenang tante, jangan lihat tampang imut aku, masakanku lumayan enak kok! Hehhee...kata Za tertawa kecil.
"ya sudah..." Rani pasrah, dia kembali ke ruang keluarga bergabung dengan damar dan nanda.
Sementara Za dengan cekatan mengolah masakan, dia bisa menggunakan kedua tangannya sekaligus, seperti koki profesional za memasak dengan cekatan, dia memotong, menumis, menggoreng secara bersamaan, 45 menit berkutat di dapur akhirnya selesai masakan yang ia masak.
Za menyusun masakan nya di meja makan, selesai menata makanan, dia mencuci perabotan yang tadi ia gunakan, Para Pelayan hanya bisa melihat Za tanpa membantu karena tadi Za melarang mereka untuk membantunya.
"tante-tante pelayan yang cantik, didapur aku udah pisahkan buat kalian, sekarang aku boleh minta tolong panggilkan Om Damar sama Tante Rani, oh yaa jangan lupa sama calon suami ku juga panggilkan ya..." kata Za sambil mengelap tangannya sesudah menyuci perabotan.
"baik non..." sahut salah satu pelayan rumah.
Pelayan itu memanggil tuan rumahnya ke meja makan...
"permisi Bu..Pak..makanan sudah siap..." kata pelayan memberitahu.
"maaf Den..Aden Nanda juga di minta ke meja makan, kata Non Zanitha tadi sekalian ajak calon suaminya..." tambahnya lagi.
Rani dan Damar tertawa mendengar penuturan pelayannya, sementara nanda tersipu malu atas apa yang baru saja dia dengar.
"hahahaa...Zanitha memang calon istri idaman...kata Damar dan Istrinya berbarengan di iringi gelak tawa.
"aishhh...sudahlah Om..Tante...
Mereka menuju meja makan, sesudah di meja makan Za melayani satu persatu tuan rumah itu kemudian dia duduk bergabung untuk makan.
Terdengar suara mobil datang dari arah luar rumah.
"Za sebentar ya..tunggu Vincent dulu..." kata Rani.
Vincent berjalan menuju ruang makan, dengan wajah dingin dan datarnya, hanya mengangguk saat para pelayan menyapanya, Vincent tiba di meja makan dengan angkuh dia duduk tidak memperdulikan wajah baru yang baru saja ia lihat, Za bangun dari duduknya melayani Vincent tanpa bicara, selesainya ia kembali duduk.
"berdo'a dulu donk sebelum makan...ucap Za saat semuanya mengangkat sendok masing-masing.
Za memimpin do'a untuk makan, selesai berdo'a mereka pun makan, sambil sesekali Za mengoceh dan menggombal pada Nanda.
Vincent hanya melirik Za sesekali tanpa menegurnya, merasa dilirik Vincent kejahilan Za pun berlanjut pada Vincent.
"jangan melirik nanti tertarik... " kata Za santai.
Vincent yang merasa tersindir tersedak makanannya.
"hukhh..hukkkhh..hukk..."
Za berlari kecil kearah Vincent memberikan minum menepuk-nepuk punggung Vincent.
"maka nya makan jangan lirik-lirik kalau tertarik sama aku kan bahaya, kasihan calon suamiku nanti cemburu..." kata Za sambil menepuk-nepuk punggung vincent dan melirik Nanda dengan senyuman centilnya.
Setelah Vincent sudah mulai tenang, Za kembali ke duduknya, Damar dan Rani juga lainnya memandang Za dan Vincent secara bergantian, Damar sangat suka Za yang begitu cekatan, juga Za tidak takut dengan wajah dinginnya Vincent.
"hahhaa..." Damar tertawa lepas saat tiba di ruang keluarga setelah makan malam usai, Nanda ikut tertawa mengingat reaksi Vincent tadi.
"hahhaa...kau bisa juga berbuat bodoh cent..." kata Nanda menepuk pundak Vincent.
Vincent tetap berwajah dingin dan datar tanpa suara, Za yang duduk disamping rani hanya ikut tersenyum simpul, Rani merangkul Za dari samping, Za dengan manja menyadarkan kepalanya di bahu Rani.
"ini namanya Zanitha Nak, dia akan tinggal bersama kita mulai hari ini..." kata Rani memperkenalkan Za pada Vincent.
"oh..." jawab Vincent datar.
"Tante..Tante lagi hamil Kak Vincent ngidam aspal ya!"Celetuk zanitha.
"hahh...tidak sayang..."
"memang kenapa gitu za?" tanya Nanda.
"tuh lihat muka kak vincent dah kayak jalan tol suramadu datar banget! Hehheee...sahut Za cengengesan.
Vincent menatap tajam Za tapi Za hanya menjulurkan lidahnya tidak takut akan tatapan tajam Vincent.
"wleeeehhhh..." Za menjulurkan lidahnya sambil memeluk Rani dari samping.
Sementara yang lain ikut tertawa melihat kejadian langkah ini, semua perempuan yang melihat Vincent kalau tidak jatuh cinta pasti takut, berbeda dengan Za yang tetap stay cool menanggapi Vincent, tidak centil atau menjauh.
"aku kekamar duluan..." Vincent berlalu meninggalkan keluarganya yang masih menertawainya.
"hati-hati kak...kalau jatuh bangun sendiri, lain hal kalau jatuhnya ke hati aku..." teriak Za menggombal.
Vincent menaiki tangga tanpa sadar tersenyum tipis...
"menarik..." ucapnya pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
🌺sahaja🌺
senam mulut😆😆😆
2021-05-08
0
Ina Doang
suka ceritanya bikin sakit gigi🥰🥰🥰
2021-03-16
0
Aprilia Qirani
kocak abis,bikin perut aku saja gara" ke tawa trus
2020-10-20
0