Malam semakin larut pestanya pun akhirnya selesai, Vincent dan Zanitha kembali ke hotel, saat dalam perjalanan mereka baru menyadari jik Nanda yang tidak terlihat sedari tadi dipesta, padahal tadi mereka berangkat bersama-sama.
"ini Nanda kemana coba perginya???"
"aku juga ga lihat Kak Nanda dari pas kita sampai..."
"apa dia kembali ke hotel yaa???" kata Zanitha lagi.
"mungkin..." sahut Vincent singkat.
Mereka tiba di hotel sekitar setengah jam diperjalanan, Vincent mengantar Zanitha ke kamarnya, setelah itu diapun kembali ke kamarnya.
Vincent mencari keberadaan Nanda, benar saja Nanda sudah ada di dalam kamar sedang minum, Vincent menghampiri Nanda.
"darimana aja lo???" tanya Vincent menepuk pundak Nanda yang masih asik meminum minuman ber-alkohol.
"gue balik lagi pengen minum!Sahut Nanda sudah mabuk.
"tumben amat laki-laki soleh kayak lo minum???"
"lagi pengen aja..gue ngantuk..gue masuk dulu ya..." kata nanda berjalan sempoyongan menuju biliknya.
"itu anak kesambet setan mana?..ah bodo amat!!!"Ucap Vincent berlalu pergi menuju kamar mandi.
Setelah segar habis membersihkan tubuhnya, Vincent akhirnya terbang menuju alam mimpi.
Keesokkan harinya...mereka kembali ke kota Y. Nanda berubah jadi lebih pendiam setelah pulang dari kota B, Vincent pun menyadari perubahan sikap Nanda, tapi alih-alih mencari tau Vincent memilih membungkam mulutnya, karena dia tau Nanda tipikal pria yang akan bicara tanpa diminta, dia tidak akan menjawab jika ditanya masalah pribadinya, dengan sendirinya dia akan menceritakan semuanya pada Vincent nantinya, itu memang sudah sifat aslinya Nanda yang tidak gampang mengumbar masalah pribadinya.
Sesampainya di pekarangan rumah Keluarga Pramuja, Vincent dan Nanda masuk kedalam rumah, sedangkan Zanitha kebelakang rumah menuju Pavilionnya.
"huff...akhirnya seger juga..." ucap Zanitha setelah habis mandi.
tok
tok
tok
Zanita keluar dari kamarnya menuju pintu, dia membuka kan pintu..Clekkk..
"kak nanda!!!"Zanitha pikir itu Vincent yang datang.
"masuk kak..." Zanitha mempersilahkan Nanda masuk.
Zanitha berjalan menuju dapur, setelah membuat secangkir teh, dia kembali ke ruang tamu.
"minum dulu kak..." ucapnya meletakkan secangkir teh yang tadi dia buat di atas meja.
"terima kasih..." Nanda meminum sedikit tehnya lalu menaruhnya kembali.
"kakak sehat???" tanya Zanitha melihat wajah Nanda yang sedikit pucat.
"iya...aku baik-baik saja..." jawab Nanda tersenyum.
"oh ya..waktu dipesta kakak kemana???kok ngilang???"
"aku kembali ke hotel..."
"oh..."
"Za..ada yang aku mau bicarakan denganmu..." ucap Nanda ragu-ragu.
"apa kak??? ngomong aja!"
"Za...aku suka sama kamu!!!"Ucap Nanda dalam satu tarikan nafas.
"hah..." pekik Zanitha menutup mulutnya.
"maaf Za, mungkin aku sedikit egois, bisakah kamu mempertimbangkan perasaanku? aku tersiksa Za terus membohongi diriku, aku sudah coba menghindari rasa sukaku padamu, mungkin dengan menganggapmu adik rasa ini akan hilang dengan sendirinya, tapi nyatanya perasaanku makin dalam padamu, saat aku melihat Vincent bermesraan denganmu hatiku sakit Za, sakit sampai aku benar-benar harus mengontrol diriku agar tidak menyakiti Vincent, tapi sekarang aku mau memperjuangkan perasaanku Za, bisakah kamu memberiku kesempatan???" kata Nanda panjang lebar sambil menggenggam tangan Zanitha.
Zanitha segera melepaskan tangannya dari tangan Nanda.
"maaf kak...aku..." ucapan Zanitha menggantung melihat om Damar dan Vincent berdiri tepat di depan pintu..
"om Damar..." ucap Zanitha langsung tegak berdiri.
Vincent mengepalkan tangannya bersiap menghajar Nanda, tapi Damar memegangi lengan Vincent seraya menggeleng, Damar memanggil Nanda.
"Nanda sini nak, om mau bicara..." panggil Damar dengan lemah lembut.
Damar dan Nanda keluar menjauh dari Pavilion, sementara Vincent dan Zanitha sama-sama terdiam, Vincent cemburu atas pengakuan Nanda, sedangkan Zanitha merasa bersalah Vincent melihat dan mendengar apa yang dilakukan Nanda.
"kak..." panggil Zanitha pada Vincent, bukannya menyahut panggilannya, Vincent malah menatap tak suka pada Zanitha.
"gila itu tatapan tajem banget!!"Batin zanitha takut.
Vincent menarik pinggang ramping Zanitha, saat jarak sudah tidak ada diantara keduanya, Vincent berbisik ke telinga Za.
"mau aku ulangi lagi sayang, saat kamu memanggilku dengan sebutan itu???" bisik Vincent meniup telinga Zanitha.
"saa..yy..aa..a..nn..gg..." sahut Zanitha gugup sekaligus ngeri-ngeri sedap...😁
Vincent memeluk Zanitha dengan erat, dia teringat apa yang baru saja dia dengar, dia takut Zanitha berpaling darinya.
"jangan pernah berfikir memberinya kesempatan..." kata Vincent sedikit mengancam.
"kamu terlalu berlebihan pria tua mesum..." ejek Zanitha masih dalam pelukkan Vincent.
"huff...aku tenang sekarang...." Vincent membuang nafas kasarnya.
Dia melepaskan pelukkannya, mengecup kening, hidung kedua pipi Zanitha, saat dia beralih ke bibir Zanitha, Zanitha menutup bibir Vincent dengan satu tangannya.
"sudah malam...pulang sana..." usir Zanitha.
"tega banget yang..." rengek Vincent.
Zanitha berdiri menarik tangan Vincent dengan lembut menuntunnya keluar Pavilion, dengan wajah masam Vincent menurut.
Wajah Vincent masih masam saat dia sudah berada di luar pintu Pavilion.
"ck..dasar mesum tua..." cibir Za berjinjit mengecup pipi Vincent sekilas..
Vincent tersenyum lalu membalasnya dengan kecupan dikening Zanitha.
"aku pulang..." Vincent kembali mengecup kening Zanitha,diapun pergi kembali ke rumahnya.
**Ruang kerja Vincent dan Damar**
Setelah pergi dari Pavilion Damar dan Nanda berbicara di ruang kerja miliknya dan anaknya, Damar terduduk di kursi tengah yang terdapat di dalam ruangan, damar terdiam sejenak, masih menela-ah pengakuan mengejutkan dari Nanda, sebenarnya ada sedikit rasa ingin marah pada keponakannya dari keluarga istrinya itu, tapi Damar sudah merawat Nanda sedari kecil, rasa sayang dan cintanya pada putranya dia berikan juga pada Nanda, Nanda dan Vincent tumbuh dan besar bersama, apa yang Vincent mau pasti Nanda juga mau, kalau barang-barang atau keinginan lainnya, Damar bisa memberikannya dengan senang hati pada Nanda, tapi kali ini saat Nanda menginginkan calon istri dari anaknya, damar tidak dapat memberikannya.
"Nanda..kamu sudah aku anggap anak kandungku, apa pun mau kamu, aku pasti berikan tapi om mohon nak, jangan meminta Zanitha pergi meninggalkan Vincent..." pinta Damar memelas.
Sebelum menjawab Nanda yang tadinya menundukkan kepala kini mulai mengangkat kepala nya, tangannya mengepal menahan perih di hatinya, keegoisannya membuat om yang sudah menganggapnya anak kini terlihat bersedih.
"maaf om...aku khilaf..." sahut Nanda mengambil langkah bersimpuh dikaki om nya sambil menangis, om yang sangat menyayanginya dengan setulus hati harus bersedih karena ulahnya, nanda benar-benar menyesal hanya karena hasutan orang luar dia menjadi gelap mata.
Damar membantu keponakannya itu untuk berdiri, dia menepuk-nepuk punggung Nanda, ada rasa sakit dihati damar melihat Nanda menangis, tapi apalah dayanya sekarang, Vincent adalah anak kandungnya, saat ini kebahagiaan Vincent menjadi hal yang paling utama.
"maafkan juga om nan...maaf om egois, tapi kamu tau kan nak, semua ini om lakukan atas dasar apa???" ucap Damar lirih.
"iya om aku tau..maaf sekali lagi om..." sahut Nanda memeluk tubuh tua om nya dengan erat.
"istirahat lah...kamu pasti lelah..." titah Damar melepaskan pelukkannya.
Nanda mengangguk lalu berjalan keluar ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Eti Guslidar
semoga nanda dpt yg spt zanetha
2020-06-04
3
Harini Oktaviani
nanda sm aq aja..😁😁
2020-06-01
2
Dewi
yakin nanda ada cinta yg lain sdg menunghu mu yaitu aq d sini wakwaw🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2020-06-01
2