TCCS 11

Masih dalam suasana tak mengenakan, Za masih setia dengan ambeknya, sampai Vincent bingung harus berbuat apa? agar Za tak lagi ngambek padanya, Vincent terus membujuk Za yang duduk membelakangi Vincent sambil bersedekap.

"yang kamu mau aku gimana biar ga ngambek lagi???" tanya Vincent gusar.

"sayang..ayo dong lihat aku..masa baru ketemu sudah marahan lagi..." bujuk Vincent pantang menyerah.

"sayang..please jangan ngambek lagi, maksud aku tadi bukannya bangga, malah aku lelah di kejar-kejar begitu, aku tuh sekarang cuma sayang dan cinta sama kamu..." jelas Vincent meyakinkan Za.

Za berbalik menghadap Vincent dilihatnya mata vincent mencari kebenaran disana, dia tidak menemukan kebohongan dari mata sendu milik Vincent.

"iya..aku percaya kok..." akhir Za membuka suaranya.

"tapi ingat..kalau sampai Kak Vincent selingkuh, aku akan pergi dari pandanganmu, sampai kemanapun kamu mencariku, kamu tidak akan pernah menemukanku dimanapun kamu mencarinya, karena aku akan menutup segala akses yang akan membawamu menemukanku..." ancam Za menatap tajam pada Vincent.

Deggg...jantung Vincent berdetak melemah mendengar ancaman Zanitha, saat ini dia tengah benar-benar hanya mencintai Zanitha, dia tidak pernah membayangkan hidupnya tanpanya, bisa-bisa dia gila jika Zanitha pergi dari hidupnya.

"aku janji sayang, aku hanya akan mencintaimu dan aku tidak akan pernah selingkuh..." janji Vincent menarik tubuh Zanitha mendekapnya dengan erat.

"aku tidak akan membiarkan mu pergi..." batin Vincent, mengeratkan dekapannya.

Malam hari Vincent membawa Zanitha ikut menghadiri pesta, Vincent membelikan gaun malam berwarna hitam dengan bagian punggung yang sedikit terbuka juga bertaburan manik-manik germelapan.

"yang masih lama???" tanya Vincent dari balik pintu kamar Zanitha.

"sabar dong yang..." jawab Za sambil keluar dari kamarnya...

Vincent menganga melihat penampilan kekasihnya, mengenakan gaun malam yang ia belikan serta tataan rambut yang simpel membuat Zanitha terlihat begitu berbeda dari biasanya, Zanitha terlihat lebih dewasa dan sangat cantik walaupun dia hanya menggunakan make up tipis.

Nanda yang juga baru keluar kamar dari kejauhan memandang Zanitha dari atas ke bawah ikut menganga, dia terpesona akan penampilan Za yang terlihat cantik dan lebih dewasa..

Zanitha jengah dengan tatapan Vincent dan Nanda, yang menurutnya itu tatapan mesum, lalu dia menarik telinga Vincent saking kesalnya.

"aaw..aww...sakit sayang..." Vincent meringis kesakitan.

"sapa suruh punya tatapan mesum!!!Kamu juga kak!!!"Semprot Zanitha pada Vincent dan Nanda.

Nanda yang tertangkap basah memilih berbalik memunggungi Zanitha dan Vincent.

Sesaat dia terdiam ditempat.

"Tuhan...haruskah aku egois..." ucap Nanda lirih lalu melangkah pergi.

★FLASH BACK ON★

Sepulangnya menjemput Zanitha, Nanda membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dia menatap langit-langit biliknya, terbayang wajah Zanitha yang tersenyum manis saat melihatnya tadi. Dari bandara sampai ke hotel Nanda selalu mencuri pandang memandang wajah Zanitha, dia sudah mencoba sebisa mungkin menyingkirkan rasa yang terlanjur hadir dihatinya.

Nanda memejamkan matanya terbayang lagi saat dia mencuri pandang pada Za, pandangannya berakhir dibibir tipis milik Zanitha.

"kau sudah gila Nan..." ucapnya merutuki diri sendiri.

Nanda bangkit dari atas ranjangnya berjalan cepat ke kamar mandi, dia membuka kemeja putihnya memperlihatkan bagian tubuhnya yang mengiurkan kaum hawa, dia menyalakan shower mengguyur seluruh badannya yang masih dengan menggunakan celana panjangnya...

"haruskah aku egois Za, aku sudah coba menepis rasa yang ada untukmu, sampai aku memutuskan jalinan kasihku dengannya..." ucapnya lirih.

Nanda putus dengan pacar yang yang seorang model asal singapur, karna nanda yang sering mengacuhkan pacarnya sejak dia bertemu dengan Zanitha dirumah pamannya..

Setelah puas basah-basahan Nanda memilih untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya.

★FLASH BACK OFF★

Suasana pesta yang semula riuh menjadi hening seketika, saat Vincent dan Zanitha berjalan masuk kedalam pesta, pasangan sempurna ini mendapatkan tatapan pujian dari para hadirin, Zanitha yang sebenarnya takut mendadak jadi berani karena Vincent terus merangkul pinggang rampingnya.

"wah..Nona cantik bolehkah saya tau nama mu???" tegur seorang pria tampan ber-jas hitam.

"Zanitha...nah Zanitha playboy kampung ini namanya Aslan..." ucap Vincent memperkenalkan salah satu klien yang dia dapatkan di acara pesta.

Zanitha mengulurkan tangannya tapi dengan cepat tangan Vincent menjabat tangan Aslan.

"posesif sekali kau Tuan Vincent..." kata Aslan sedikit kecewa.

"aku hanya berusaha melindungi calon istriku dari laki-laki genit macam kau..." sahut Vincent datar.

"hahhaa...tenang Tuan, saya juga membawa pasangan yang tak kalah cantik dari calon istrimu..." tawa Aslan seraya berkata.

"ini dia Nesya...Nesya ini Tuan Vincent dia rekan bisnisku yang baru..." Aslan memperkenalkan Nesya sebagai pasangannya.

"Nesya..." mengulurkan tangannya pada Vincent, Zanitha menjabat uluran tangan Nesya seraya berkata.

"Zanitha...dan dia calon suamiku..." ucapnya memicingkan matanya pada Nesya yang terlihat marah.

"enak aja mau pegang-pegang" batin Zanitha.

Vincent memilih menjauh dari Nesya dan Aslan, dia sudah tidak mau kalau harus membujuk Zanitha lagi nanti jika Zanitha kembali ngambek karena cemburu.

"sayang..."

"kenapa???"

"jangan marah-marah terus nanti cantiknya hilang..." kata Vincent mengecup pipi Zanitha sekilas.

"kakak..." pekik Zanitha malu.

"apa? kakak???" tanya Vincent tidak senang dengan panggilan Zanitha terhadapnya, Vincent menarik tengkuk Zanitha dihadapan banyak pasang mata, Vincent ****** bibir Zanitha.

"masih mau panggil aku dengan sebutan tadi???" bisik Vincent dengan suara seksinya setelah ******* bibir Zanitha.

"ma..aa..ff...saaa..yaa..n...ggg...." sahut Zanitha terbata-bata.

"anak baik..." Vincent mengelus pucuk kepala Zanitha.

"dasar pria mesum tua" umpat Zanitha dalam hati.

Mereka pun menikmati pesta sambil terus berpegangan tangan, Nesya yang melihat dari kejauhan merasa marah dan kesal, pandangannya beralih saat melihat Nanda memandangi Zanitha dan Vincent dengan rawut wajah yang bisa diartikan olehnya.