Bab 13: Flashback

Zian berhenti di depan sebuah ruang inap tempat sang ayah di rawat. Dari luar ruangan, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana perlakuannya pada Devan, dia tersenyum begitu hangat sambil menggenggam lelaki itu.

Pemuda itu tersenyum sinis, memang hanya Devan yang ada di hati kedua orang tuanya, sementara dirinya hanyalah gumpalan debu yang tidak ada artinya sama sekali dimata mereka.

Dan melihat kedekatan mereka berdua, membuat Zian teringat kembali akan semua hal menyakitkan yang pernah dia alami dimasa lalu. Yang membuat dia akhirnya membenci Devan dan kedua orang tuanya. Zian menutup matanya saat sekelebat bayangan masa lalu melintas di ingatannya.

Flashback:

Zian menghampiri sang ayah dengan tidak sabar. Dia ingin segera menunjukkan hasil ujian yang dia peroleh di semester ini. Zian memperoleh rangking 1, dan Zian ayah dan ibunya bangga pada pencapaiannya kali ini.

Remaja berusia 13 tahun yang baru saja duduk di bangku sekolah menengah pertama itu menghampiri sang ayah yang sedang berada di ruang kerjanya. Tanpa permisi, dia masuk ke dalam ruangan itu.

"Pa," panggil Zian kecil. Sang ayah mengangkat kepalanya dan menatap sekilas pada sang putra.

"Ada apa, Zian?"

"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan pada, Papa." Ucapnya dengan wajah bahagia.

Tuan Lu menatap sang putra penasaran. "Apa itu?"

"Pa, hari ini aku mendapatkan rang~" Zian menggantung kalimatnya karena kemunculan sang ibu yang begitu tiba-tiba.

"Yan," Tuan Lu melewati Zian begitu saja dan menghampiri sang istri yang tampak panik dan cemas.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Devan?" Tuan Lu menatap istrinya dengan cemas.

Wanita itu mengangguk. "Dia demam dan mengeluh sakit di dadanya. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit." Ucapnya yang kemudian di balas anggukan oleh Tuan Lu. Mereka tak menghiraukan Zian yang masih berdiri di ruangan itu. Bahkan sang ibu tidak melirik sedikit pun kearahnya.

Zian menatap kepergian mereka berdua dengan nanar. Jika Devan yang sakit, mereka sangat panik. Tapi jika dirinya yang sedang sakit, mereka berdua bersikap seolah-olah tidak peduli. Mereka tidak pernah membawanya ke dokter dan hanya memberinya obat penurun panas biasa. Sementara Devan yang sakit, mereka akan langsung panik dan membawanya ke rumah sakit besar.

"Pa, aku tadi belum selesai bicara. Setidaknya biarkan aku menyelesaikan ucapanku dulu." Ucap Zian sambil menahan pergelangan tangan ayahnya.

"Zian, nanti saja ya. Kakakmu sakit dan Papa harus membawanya ke rumah sakit."

"Tapi Pa~" lalu pandangan Zian bergulir pada sang ibu. "Ma, maukah kau mendengarkan sebentar apa yang mau aku tunjukkan pada kalian berdua?" Zian menatap sang ibu penuh harap.

Wanita itu memegang bahu Zian dan menatapnya sendu. "Zian, jangan sekarang ya. Kakakmu sedang sakit dan butuh perawatan. Jadi nanti saja ya," ucapnya mencoba memberi pengertian.

Zian menyentak tangan sang ibu dari pundaknya. "AKU HANYA MEMINTA KALIAN UNTUK MELUANGKAN WAKTU SEBENTAR SAJA, HANYA SATU MENIT UNTUK MENDENGARNYA, TAPI KENAPA TIDAK MAU?! AKU JUGA PUTRA KALIAN, TAPI KENAPA HANYA DEVAN, DEVAN DAN DEVAN SAJA YANG KALIAN PEDULIKAN?! SEBENARNYA KALIAN ANGGAP AKU INI APA?!" bentak Zian penuh emosi.

Setelah menahannya selama bertahun-tahun. Emosi Zian akhirnya meledak. Dan tanpa menghiraukan seruan ibu dan ayahnya, Zian melenggang pergi. Dia berlari ke kamarnya di lantai dua.

"Kalian sangat menyebalkan. Aku benci kalian semua!!"

Flashback End:

Zian membuka matanya kembali dan menghela napas. Salah satu ingatan masa lalu yang sangat menyakitkan. Selalu Devan yang pertama, orang tua mereka tidak pernah berlaku adil padanya dan hanya Devan yang disayangi oleh mereka berdua.

Tattoo berukuran besar di tubuh Zian merupakan pemberontakan pertama yang dilakukan oleh pemuda itu. Tattoo bukanlah hal yang baik bagi penduduk Korea karena mengingatkan pada Japok, sebuah organisasi mafia yang pernah berkuasa pada masanya.

Dua puluh sampai tiga puluh tahun yang lalu, bahkan orang dilarang untuk memperlihatkan tattoo di tempat umum.

Maka tindakan Zian saat itu yang membuat tattoo berukuran besar di tubuhnya merupakan tindakan dianggap mencoreng martabat keluarga bagi ayahnya yang sangat konservatif dan memicu amarah sang ayah dan mendiang kakeknya.

Zian diusir keluar dari rumahnya. Dan saat itu usianya belum genap 17 tahun, dan kejadian hari itu membuat kebencian Zian semakin mendarah daging.

"Kau masih disini?" Nara berpapasan dengan Zian ketika hendak pulang. Keadaan sudah terkendali, dan semua pasien sudah mendapatkan perawatan.

"Hn, kenapa belum pulang? Bukankah yang lain sudah pada pulang, masih menunggu Devan?"

Nara menggeleng. "Aku menunggu pagi, hari ini aku tidak membawa kendaraan sendiri dan pasti sudah tidak ada kendaraan umum di jam segini." Jelasnya.

"Segera siap-siap, aku antar kau pulang. Kebetulan rumah kita juga satu arah." Ucap Zian.

Nara mengangguk. Dia tidak bisa menolak permintaan Zian. Lagipula Nara sendiri sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Seharusnya hari ini bukan jadwalnya untuk lembur, akan tetapi insiden kecelakaan beruntun yang menahannya untuk tetap berada di rumah sakit sampai jam 2 dini hari.

Karena terlalu lelah dan matanya tak bisa diajak kompromi lagi. Akhirnya Nara tertidur di mobil Zian. Kepalanya bersandar pada kaca mobil dan setengah tertunduk, membuat sebagian rambut panjangnya yang terurai menutupi wajah cantiknya.

Mobil Zian berhenti di depan pagar rumah Nara. Pemuda itu turun untuk membuka pagar sebelum memasukkan mobilnya ke rumah yang memiliki dua lantai tersebut.

Zian menoleh dan mendapati gadis disampingnya tengah tertidur. Melihat Nara tertidur pulas, membuat Zian tidak tega untuk membangunkannya. Pemuda itu melepas sabuk pengaman Nara lalu membawanya masuk ke dalam.

Kepala Nara bersandar pada dada bidang Zian yang tersembunyi dibalik kemeja hitamnya. Sesekali mata dingin dan tajam itu menatap wajah ayu yang sedang terlelap itu, polos seperti bayi yang baru lahir. Sudut bibir Zian tertarik keatas, membentuk senyuman kecil dibibir Kiss able-nya.

Perlahan, Zian menurunkan Nara dan membaringkan gadis itu di tempat tidurnya lalu menyelimuti tubuh Nara sampai sebatas dada. Setelah itu Zian melenggang pergi meninggalkan kamar Nara menuju halaman dimana mobilnya berada.

Tiga puluh menit lebih berkendara. Zian tiba di mansion mewahnya. Dengan tenang, Zian menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua. Ia lelah dan ingin segera beristirahat. Zian menghidupkan lampu kamarnya dan dikejutkan dengan keberadaan seorang wanita yang sedang berbaring di tempat tidurnya.

"Siapa kau, dan siapa yang mengijinkan-mu masuk ke kamarku?!" Zian menatap wanita itu dengan dingin.

"Aku Adel, tuan Alex yang memanggilku kemari. Dia bilang Bos besarnya kesepian dan membutuhkan kehangatan, aku disuruh menunggu disini." Jelasnya.

"Keluar!! Aku tidak berminat padamu!!"

"Tapi~"

"Mati atau keluar sekarang juga?!" Zian memberikan dia pilihan.

Zian menodongkan sebuah pistol padanya. Membuat wanita itu langsung berkeringat dingin. Dia pun memilih pergi dari pada mati konyol ditangan iblis seperti Zian.

Pemuda itu menghela napas, Zian membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia pasti akan membuat perhitungan dengan Alex nanti dan memberinya sedikit pelajaran.

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Kerimpak Kaca Luya

Kerimpak Kaca Luya

💚🌹💚🌹💚

2022-11-14

1

Chi Ara

Chi Ara

gmn dia masuk rumah???

2022-10-03

1

yumna

yumna

habislah kau alex besok ktmu zian

2022-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Pertemuan
2 Bab 2: Salah Orang
3 Bab 3: Aku Tidak Sudi
4 Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5 Bab 5: Memahami Perasaannya
6 Bab 6: Kepulangan Zian
7 Bab 7: Dasar Psaych*!!
8 Bab 8: Mobil Mogok
9 Bab 9: Hati Malaikat
10 Bab 10: Club' Malam
11 Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12 Bab 12: Nyaris Pingsan
13 Bab 13: Flashback
14 Bab 14: Dia Suamiku.
15 Bab 15: Konyol!!!
16 Bab 16: Club' Malam
17 Bab 17: Markonah
18 Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19 Bab 19: Dia Istriku!!!
20 Bab 20: Penyerangan!!
21 Bab 21: Reuni
22 Bab 22: Galau
23 Bab 23: New York
24 Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25 Bab 25: Pertanyaan!!
26 Bab 26: Pengakuan Zian!!
27 Bab 27: Rencana Tuan Lu
28 Pengumuman Giveaway
29 Bab 28: Kami Mundur
30 Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31 Bab 30: Kau Bin*tang!!
32 Bab 31: Tuan Lu Berulah
33 Bab 32: Gaun Pengantin
34 Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35 Bab 34: Hari Pernikahan
36 Bab 36: Malam Pertama
37 Bulan Madu
38 Tiba Di Swiss
39 Menikmati Keindahan Swiss
40 Jalan-Jalan
41 Gangguan Di Danau Jenewa
42 Cinta Tanpa Kata-Kata
43 Rencana Pagi Ini
44 Menikmati Senja
45 Dasar Menyebalkan
46 Dokter Terbaik
47 Kota Burn
48 49
49 Hari Terakhir Di Swiss
50 Mulai Kembali Bekerja
51 Gelap Diantara Terang
52 Bak Pinang Dibelah Dua
53 Zian Terluka Parah
54 Maafkan Aku Nara
55 Kesedihan Nara
56 Maaf!
57 Sangat Berharga
58 Dukungan Untuk Nara
59 Kegagalan Nara Dan Devan
60 Amarah Zian
61 Tidak Ada Ampun
62 Jemput Aku!!
63 Malam Yang Panjang
64 Akhir Pekan
65 Zian Kecelakaan
66 Senja Dan Pantai
67 Hujan Dipagi Hari
68 Kecelakaan Beruntun
69 Merasa Beruntung
70 Akan Segera Berakhir
71 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1: Awal Pertemuan
2
Bab 2: Salah Orang
3
Bab 3: Aku Tidak Sudi
4
Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5
Bab 5: Memahami Perasaannya
6
Bab 6: Kepulangan Zian
7
Bab 7: Dasar Psaych*!!
8
Bab 8: Mobil Mogok
9
Bab 9: Hati Malaikat
10
Bab 10: Club' Malam
11
Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12
Bab 12: Nyaris Pingsan
13
Bab 13: Flashback
14
Bab 14: Dia Suamiku.
15
Bab 15: Konyol!!!
16
Bab 16: Club' Malam
17
Bab 17: Markonah
18
Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19
Bab 19: Dia Istriku!!!
20
Bab 20: Penyerangan!!
21
Bab 21: Reuni
22
Bab 22: Galau
23
Bab 23: New York
24
Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25
Bab 25: Pertanyaan!!
26
Bab 26: Pengakuan Zian!!
27
Bab 27: Rencana Tuan Lu
28
Pengumuman Giveaway
29
Bab 28: Kami Mundur
30
Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31
Bab 30: Kau Bin*tang!!
32
Bab 31: Tuan Lu Berulah
33
Bab 32: Gaun Pengantin
34
Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35
Bab 34: Hari Pernikahan
36
Bab 36: Malam Pertama
37
Bulan Madu
38
Tiba Di Swiss
39
Menikmati Keindahan Swiss
40
Jalan-Jalan
41
Gangguan Di Danau Jenewa
42
Cinta Tanpa Kata-Kata
43
Rencana Pagi Ini
44
Menikmati Senja
45
Dasar Menyebalkan
46
Dokter Terbaik
47
Kota Burn
48
49
49
Hari Terakhir Di Swiss
50
Mulai Kembali Bekerja
51
Gelap Diantara Terang
52
Bak Pinang Dibelah Dua
53
Zian Terluka Parah
54
Maafkan Aku Nara
55
Kesedihan Nara
56
Maaf!
57
Sangat Berharga
58
Dukungan Untuk Nara
59
Kegagalan Nara Dan Devan
60
Amarah Zian
61
Tidak Ada Ampun
62
Jemput Aku!!
63
Malam Yang Panjang
64
Akhir Pekan
65
Zian Kecelakaan
66
Senja Dan Pantai
67
Hujan Dipagi Hari
68
Kecelakaan Beruntun
69
Merasa Beruntung
70
Akan Segera Berakhir
71
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!