Bab 2: Salah Orang

Lelaki itu mengernyitkan dahi saat merasakan denyutan nyeri di perut dan kepalanya yang terasa seperti terhantam batu besar. Dan refleks memegangi kepalanya yang terasa berat, mata kanannya terbuka perlahan dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang asing.

Tubuhnya berbaring di atas tempat tidur disebuah ruangan yang seluruh dindingnya di dominasi warna putih, ada pula selimut yang menutupi sebagai tubuhnya.

Penciumannya mengendus bau harum masakan yang menguar di udara. Dengan menahan sakit yang luar biasa diperut dan kepalanya, lelaki berusia 25 tahun itu bangkit dari posisi berbaringnya lalu melenggang keluar.

Dan sesampainya diluar kamar. Tak terlihat seorang pun berseliweran di rumah yang memiliki dua lantai tersebut. Dengan langkah tenang, ia berjalan kearah dapur yang sepertinya berada di lantai satu rumah itu.

Dan benar saja, sesampainya di sana. Ia melihat seorang gadis berdiri coklat panjang berdiri membelakanginya, gadis itu sibuk memasak dengan sebuah ponsel menempel di telinganya.

"Terus masukan apa lagi setelah bumbu tumis dan dagingnya? Garam, gula dan penyedap rasa seberapa banyak yang perlu dimasukkan? Lalu kecap asin atau manis yang harus digunakan, lalu apa perlu tambahkan saos tiram juga atau tidak?!"

"KAU ITU SUDAH DEWASA, TETAPI KENAPA PAYAH SEKALI DALAM HAL MEMASAK?!" bentak seseorang diseberang sana. Hingga membuat Nara terlonjak kaget.

"Ma, apa kau sengaja ingin membuat putrimu yang cantik ini sampai terkena serangan jantung dadakan, hah!!" Nara tak mau kalah. Ibunya benar-benar menyebalkan. "Sudahlah, sebaiknya aku memesan makanan dari luar saja!!"

Nara memutuskan sambungan telfonnya begitu saja lalu berbalik dan... "Omo!!" Dia dikejutkan untuk kedua kalinya. Kali ini oleh kemunculan pemuda yang ditolongnya semalam. "Senior, kau sudah sadar? Duduklah dulu, aku akan segera memesan makan dari luar untuk sarapan." Pinta Nara pada pemuda tersebut.

"Senior?" Mata lelaki itu memicing dan menatap Nara penuh tanya. "Apa aku mengenalmu? Sepertinya kau salah mengenali orang," ucapnya dingin.

"Hah?! Apa yang kau katakan, salah mengenali orang bagaimana? Jelas-jelas kau adalah seniorku di rumah sakit masih mau pura-pura tidak mengenaliku segala. Senior!! Sungguh, bercandamu tidak lucu!!"

"Bercanda?! Memangnya siapa yang bercanda, aku memang tidak mengenalmu, Nona!!" Lelaki itu menegaskan.

"Sstt, jangan berisik. Seniorku menelfon, pasti dia akan mengomeliku." Ucap Nara tanpa sadar. Tiba-tiba matanya membulat. "Tunggu dulu," lalu pandangannya bergulir pada ponsel dan lelaki yang sedang menatapnya itu. "Ini senior menghubungiku, jika kau bukan senior, lalu kau siapa?! Dan kenapa wajahmu sama persis dengan senior?!" Nara menatapnya penuh tanya.

Lelaki itu mendengus. "Bukankah sudah aku bilang, aku bukan seniromu. Kau salah orang, namaku Zian, dan mungkin saja yang kau maksud itu adalah Devan. Saudara kembarku!!" Jelas pemuda itu yang ternyata bernama Zian.

Nara mengangguk paham. "Oh, jadi kalian berdua kembar." Matanya tiba-tiba membulat sempurna saat menyadari satu hal. "WHAT?! KALIAN BERDUA KEMBAR?!" pekiknya tak percaya.

Dan pekikan keras itu sampai ke telinga orang yang sedang menghubunginya, yang pastinya adalah Devan. "Nara, apakah di rumahmu ada seorang pemuda yang wajahnya mirip denganku?" Tanya Devan memastikan.

"Benar, semalam aku menemukannya terkapar di depan pagar rumah dalam keadaan terluka parah. Dan sekarang orang itu berdiri dihadapanku dengan tatapan membunuh!!" Jawab Nara.

"Tahan dia tetap di-sana, aku akan segera kerumahmu."

"Tapi~"

Tut... Tut... Tut..

Sambungan telfon itu diputus begitu saja oleh Devan. Padahal Nara belum selesai bicara, gadis itu mendengus berat. Lalu ia menatap Zian yang juga menatapnya.

Pantas saja Nara merasa ada yang aneh dan janggal dengan lelaki di depannya ini. Karena seingatnya seniornya adalah orang yang hangat dan sopan. Tapi lelaki yang berdiri dihadapannya ini dingin dan bermulut tajam, bahkan cara dia menatap orang lain saja seperti seekor singa yang hendak menerkam mangsanya.

Nara menggaruk tengkuknya. "Maaf, aku sudah salah mengenalimu. Aku pikir kau adalah senior karena wajah kalian yang sama persis. Duduklah dulu, dan sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak. Luka di perutmu bisa mengalami pendarahan lagi." Tutur Nara menjelaskan.

"Kenapa kau menolongku? Apa kau tidak takut jika aku adalah seorang penjahat ataupun buronan yang sedang di kejar oleh polisi?"

Nara menggeleng. "Takut sih ada, tapi bagaimana pun juga aku adalah seorang dokter. Dan tugasku adalah menyelamatkan nyawa manusia, tanpa pandang bulu. Baik itu orang biasa maupun penjahat sekalipun. Jika perlu pertolongan, aku pasti akan menolongnya selama itu berhubungan dengan nyawa manusia." Jelas Nara. Kemudian gadis itu beranjak dari hadapan Zian dan pergi begitu saja.

Zian tertegun mendengar ucapan gadis itu. Baru kali ini dia bertemu dengan seorang gadis yang tidak menunjukkan ketertarikannya sama sekali.

Gadis itu bersikap biasa saja, tidak seperti kebanyakan gadis yang pernah ia temui sebelumnya. Yang selalu berlomba-lomba untuk mendekatinya, bahkan tak sedikit dari mereka ada yang sampai rela membuka kedua kakinya secara lebar-lebar dan cuma-cuma.

"Zian..."

Perhatian pemuda itu terlaihkan. Seorang menghampirinya dengan raut wajah cemas penuh kekhawatiran. Namun dia juga tampak lega saat melihat adiknya baik-baik saja meskipun tubuhnya penuh luka.

"Syukurlah kau baik-baik saja. Apa kau tau bagaimana panik dan cemasnya aku saat mendengar kau menghilang sementara mobilmu hangus terbakar. Papa sampai tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan mu." Ujar pemuda itu yang pastinya adalah Devan.

Zian menyeringai sinis mendengar apa yang Devan katakan. "Mencemaskanku? Apa aku tidak salah dengar? Bukankah anak dia hanya kau saja, aku ini hanya sampah, jadi untuk apa mencemaskan bajingan sepertiku?!" Ujar Zian dengan tatapan sinisnya.

"ZIAN CUKUP!! Kau salah paham, selama ini papa sangat menyayangimu, hanya kau saja yang tidak pernah bisa merasakan kasih sayangnya!!"

Zian menatap Devan dengan pandangan meremehkan. "Aku tidak bodoh, Devan Lu. Sejak kapan dia memikirkan ku, bukankah anaknya hanya kau saja?! Selama ini dia hanya menganggap diriku sebagai anak pembawa sial!!"

Plakkk...

Devan menampar pipi Zian dengan keras. Membuat mata Nara yang tidak sengaja melihatnya membulat terkejut. Pasalnya ini pertama kalinya dia melihat seniornya tersebut emosi. Dan sementara itu, Devan langsung menyesali perbuatannya yang sudah menampar Zian.

"Zian, maaf. Aku~"

"Kau memang brengsek. Aku membencimu!!" Zian beranjak dari hadapannya dan pergi begitu saja.

Nara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana macam apa ini? Kenapa dua saudara yang sepertinya tidak akur itu harus bertengkar di rumahnya?! Membuat Nara pusing saja. Dan jika dilihat dari sikap mereka barusan, sepertinya hubungan Zian dan Devan sangat tidak baik. Meskipun penasaran, tetapi Nara tidak akan melewati batasannya.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

jinnie

jinnie

ini mungkin maksudnya gadis berambut coklat panjang ya ?

2023-01-15

1

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

wow baru aja sadar, masih sakit semua, malah ditambahin lagi dengan tamparan, tega....!!!

2022-10-04

1

Chi Ara

Chi Ara

gadis berdiri coklat panjang....!!!???
q gagal paham thor

2022-10-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Pertemuan
2 Bab 2: Salah Orang
3 Bab 3: Aku Tidak Sudi
4 Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5 Bab 5: Memahami Perasaannya
6 Bab 6: Kepulangan Zian
7 Bab 7: Dasar Psaych*!!
8 Bab 8: Mobil Mogok
9 Bab 9: Hati Malaikat
10 Bab 10: Club' Malam
11 Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12 Bab 12: Nyaris Pingsan
13 Bab 13: Flashback
14 Bab 14: Dia Suamiku.
15 Bab 15: Konyol!!!
16 Bab 16: Club' Malam
17 Bab 17: Markonah
18 Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19 Bab 19: Dia Istriku!!!
20 Bab 20: Penyerangan!!
21 Bab 21: Reuni
22 Bab 22: Galau
23 Bab 23: New York
24 Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25 Bab 25: Pertanyaan!!
26 Bab 26: Pengakuan Zian!!
27 Bab 27: Rencana Tuan Lu
28 Pengumuman Giveaway
29 Bab 28: Kami Mundur
30 Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31 Bab 30: Kau Bin*tang!!
32 Bab 31: Tuan Lu Berulah
33 Bab 32: Gaun Pengantin
34 Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35 Bab 34: Hari Pernikahan
36 Bab 36: Malam Pertama
37 Bulan Madu
38 Tiba Di Swiss
39 Menikmati Keindahan Swiss
40 Jalan-Jalan
41 Gangguan Di Danau Jenewa
42 Cinta Tanpa Kata-Kata
43 Rencana Pagi Ini
44 Menikmati Senja
45 Dasar Menyebalkan
46 Dokter Terbaik
47 Kota Burn
48 49
49 Hari Terakhir Di Swiss
50 Mulai Kembali Bekerja
51 Gelap Diantara Terang
52 Bak Pinang Dibelah Dua
53 Zian Terluka Parah
54 Maafkan Aku Nara
55 Kesedihan Nara
56 Maaf!
57 Sangat Berharga
58 Dukungan Untuk Nara
59 Kegagalan Nara Dan Devan
60 Amarah Zian
61 Tidak Ada Ampun
62 Jemput Aku!!
63 Malam Yang Panjang
64 Akhir Pekan
65 Zian Kecelakaan
66 Senja Dan Pantai
67 Hujan Dipagi Hari
68 Kecelakaan Beruntun
69 Merasa Beruntung
70 Akan Segera Berakhir
71 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1: Awal Pertemuan
2
Bab 2: Salah Orang
3
Bab 3: Aku Tidak Sudi
4
Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5
Bab 5: Memahami Perasaannya
6
Bab 6: Kepulangan Zian
7
Bab 7: Dasar Psaych*!!
8
Bab 8: Mobil Mogok
9
Bab 9: Hati Malaikat
10
Bab 10: Club' Malam
11
Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12
Bab 12: Nyaris Pingsan
13
Bab 13: Flashback
14
Bab 14: Dia Suamiku.
15
Bab 15: Konyol!!!
16
Bab 16: Club' Malam
17
Bab 17: Markonah
18
Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19
Bab 19: Dia Istriku!!!
20
Bab 20: Penyerangan!!
21
Bab 21: Reuni
22
Bab 22: Galau
23
Bab 23: New York
24
Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25
Bab 25: Pertanyaan!!
26
Bab 26: Pengakuan Zian!!
27
Bab 27: Rencana Tuan Lu
28
Pengumuman Giveaway
29
Bab 28: Kami Mundur
30
Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31
Bab 30: Kau Bin*tang!!
32
Bab 31: Tuan Lu Berulah
33
Bab 32: Gaun Pengantin
34
Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35
Bab 34: Hari Pernikahan
36
Bab 36: Malam Pertama
37
Bulan Madu
38
Tiba Di Swiss
39
Menikmati Keindahan Swiss
40
Jalan-Jalan
41
Gangguan Di Danau Jenewa
42
Cinta Tanpa Kata-Kata
43
Rencana Pagi Ini
44
Menikmati Senja
45
Dasar Menyebalkan
46
Dokter Terbaik
47
Kota Burn
48
49
49
Hari Terakhir Di Swiss
50
Mulai Kembali Bekerja
51
Gelap Diantara Terang
52
Bak Pinang Dibelah Dua
53
Zian Terluka Parah
54
Maafkan Aku Nara
55
Kesedihan Nara
56
Maaf!
57
Sangat Berharga
58
Dukungan Untuk Nara
59
Kegagalan Nara Dan Devan
60
Amarah Zian
61
Tidak Ada Ampun
62
Jemput Aku!!
63
Malam Yang Panjang
64
Akhir Pekan
65
Zian Kecelakaan
66
Senja Dan Pantai
67
Hujan Dipagi Hari
68
Kecelakaan Beruntun
69
Merasa Beruntung
70
Akan Segera Berakhir
71
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!