Bab 4: Dia Baik-Baik Saja

Kabar tentang menghilangnya Zian telah sampai ke telinga Tuan Lu. Mendengar putra bungsunya menghilang dan belum berhasil ditemukan hingga detik ini membuat keadaan Tuan Lu semakin memburuk setelah mendengar jika putra bungsunya menghilang.

Devan memang tidak memberitahunya akan peristiwa yang menimpa Zian, Tuan Lu mengetahuinya setelah dia tidak sengaja mendengar pembicaraan putranya itu dengan Alex tentang apa yang menimpa putra bungsunya.

"Pa, kenapa kau bangun? Kondisimu belum stabil!!" Devan meletakkan makan malam untuk sang ayah diatas meja lalu menghampiri paruh baya itu yang hampir saja tumbang karena hilang keseimbangan.

"Devan, bagaimana dengan adikmu? Apa kau sudah mendapatkan kabar tentang Zian?"

Devan terkejut. Bagaimana ayahnya bisa mengetahui perihal apa yang menimpa Zian."Pa, kau sudah tau?" Devan memastikan.

"Papa tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan Alex. Devan, apa yang sebenarnya terjadi dengan Zian? Hal buruk apa yang menimpanya?" Tuan Lu membutuhkan penjelasan.

"Sebaiknya Papa duduk dulu." Devan membantu sang ayah untuk duduk ditempat tidurnya. "Aku membawakan Papa makan malam, sebaiknya makan dulu lalu minum obatnya."

"Zian,"

"Papa tidak perlu cemas. Zian baik-baik saja, saat ini dia berada di rumah juniorku, aku sudah bertemu dengannya pagi ini. Jadi Papa tidak perlu cemas dan memikirkannya lagi. Pikirkan kesehatan Papa juga," nasehat Devan.

Devan menatap sang ayah dengan sedih. Dia tau bagaimana perasaan paruh baya itu, pasti dia sangat merindukan Zian dan ingin sekali memeluknya. Tetapi sebuah kesalahpahaman malah membuat hubungan mereka merenggang dan Zian sangat membenci ayah mereka.

"Kau kembalilah ke rumah sakit. Papa sudah tidak apa-apa."

"Papa yakin?" Tuan Lu mengangguk. "Baiklah, jika ada apa-apa segera hubungi aku." Pinta Devan. Dia menatap sang ayah cemas.

Tuan Lu mengangguk. "Baiklah, Papa tau. Kau pergilah, kasian para pasien-mu jika kau tinggal terlalu lama." Devan tersenyum tipis. Meskipun sebenarnya tidak tega, tetapi Devan tetap pergi juga karena pekerjaannya sedang menunggu. Ia memiliki tanggung jawab atas para pasien-pasiennya.

-

-

"Sebenarnya apa pekerjaanmu?"

Nara mengangkat wajahnya dan menatap pemuda yang duduk diseberang meja. Mereka sedang menyantap sarapan. "Aku seorang dokter magang di rumah sakit tempat kakakmu bekerja. Dia adalah senior pembimbingku di-sana." Jelasnya.

"Makanya kau memanggilku senior karena berpikir aku adalah Devan?" Ucap Zian memastikan.

Nara mengangguk. "Ya, aku pikir senior mengalami gangguan pada otaknya. Tetapi ternyata aku salah mengenali orang. Dan jujur saja aku kagum padamu, dengan luka separah itu kau masih sanggup bertahan hidup. Kau memiliki daya tahan tubuh yang bagus. Jika orang lain, aku tak yakin mereka masih mampu bertahan." Ujar Nara panjang lebar.

"Bukan hanya satu dua kali saja aku terluka, dan luka semacam itu tentu bukan masalah untukku." Balas Zian menimpali.

"Aku sudah memeriksa cidera pada mata kirimu, untungnya itu hanya cidera ringan dan tidak berakibat fatal. Sedangkan luka tembak diperutmu membutuhkan waktu untuk benar-benar membaik. Dan sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak karena itu bisa membuka kembali lukanya," terang Nara.

"Hn, baguslah. Mungkin lusa aku akan pergi dari sini, sudah terlalu lama pasti mereka mencemaskanku. Terutama Alex,"

"Apa kau yakin? Tapi keadaanmu belum stabil, aku takut jika luka diperutmu kembali mengalami pendarahan." Timpal Nara.

"Aku memiliki dokter pribadi. Jika bukan karena menghargai kebaikanmu, aku sudah pergi dari kemarin pagi." Balas Zian.

Benar juga. Zian adalah orang kaya, sudah pasti dia memiliki seorang dokter pribadi. Dan bukan maksud Nara untuk menahannya, dia hanya khawatir dengan luka-lukanya. Itulah kenapa Nara memintanya untuk tinggal selama beberapa hari di rumahnya.

Usai sarapan dan mencuci semua wadah dan piring kotor. Nara pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap. Dia sudah tidak bekerja sejak kemarin, dan hari ini ia berencana untuk masuk kerja lagi. Sedangkan Zian pergi ke taman belakang untuk menikmati pemandangan.

"Aku meninggalkan makan siang untukmu. Kau bisa memanaskannya dulu, aku juga sudah mengupas dan memotong buah segar untukmu. Aku pergi bekerja dulu,"

Zian bangkit dari duduknya lalu menghampiri Nara. Dia merogoh saku celananya lalu menyerahkan sebuah kartu padanya. "Apa ini?" Nara menatap pemuda itu dengan bingung.

"Saat pulang nanti sekalian beli makan malam. Dan gunakan kartu ini saja untuk membelinya."

Nara menggeleng lalu mengembalikan kartu itu itu pada Zian. "Tidak perlu. Kau simpan lagi saja. Kau adalah tamu di rumah ini, dan sudah seharusnya aku yang melayani mu. Sudah siang, aku pergi dulu." Nara beranjak dari hadapan Zian dan pergi begitu saja.

Zian menyimpan kembali kartu-nya dan menatap kepergian gadis itu dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Nara memang berbeda.

-

-

Nara baru saja tiba. Tetapi dia sudah diperintahkan untuk menyusul Devan ke ruang operasi. Terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang wanita yang sedang hamil tua mengalami pendarahan hebat. Demi menyelamatkan ibu dan bayinya, operasi darurat pun diambil.

Hening melingkupi ruangan steril ketika sebagian orang yang terlibat dalam operasi itu tengah membersihkan tangan mereka sebelum memulai operasi. Suara yang sedari tadi mendominasi hanyalah kucuran air mengenai wastafel yang terbuat dari alumunium ini.

Masing-masing sudah melepaskan aksesoris yang mereka pakai di tangan ke dashboard di hadapannya. Perlahan mereka juga menutup mulut dengan masker steril dan memulai membasuh tangan mereka dengan air yang sedari tadi sudah mengucur dari keran itu.

Perlahan namun pasti, Nara membalur sabun antiseptic ke tangan kiri hingga sepanjang lengannya. Dengan cekatan ia menggosok seluruh tangannya, mulai dari ujung jari hingga seluruh lengannya. Begitupula Devan selaku dokter utama yang melakukan pembedahan darurat ini.

Proses operasi berjalan dengan sangat lancar. Hanya memakan waktu kurang dari dua jam jika melihat siapa sosok yang mengerjakannya, dan berkat tangan ajaib para tim medis, nyawa ibu dan bayinya berhasil diselamatkan.

Meskipun sempat terjadi ketegangan karena si ibu kembali mengalami pendarahan serta henti jantung, namun usaha dan kerja keras mereka terbayar lunas dengan lancarnya jalan operasi tersebut.

.

.

"Ini,"

Nara mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. Dia menerima cup kopi yang Devan berikan padanya. "Terimakasih, Senior." Ucapnya tersenyum.

"Bukankah aku memintamu untuk mengambil cuti selama beberapa hari dan fokus untuk merawat Zian, tetapi kenapa sudah masuk kerja hari ini?" Kemudian Devan duduk disamping Nara.

"Dia sudah baik-baik saja. Jadi apa yang perlu aku fokuskan. Lagipula di rumah seharian tanpa melakukan apa-apa itu terlalu membosankan," jawab Nara.

"Keluarga Lu memiliki hutang padamu, Nara. Jika kau tidak menolong Zian tepat waktu, mungkin kami sudah kehilangannya."

Nara menggeleng. "Tidak perlu terimakasih, Senior. Lagipula menyelamatkan nyawa orang sudah menjadi tugasku sebagai seorang dokter. Jika saja malam itu yang aku temukan bukan dia, aku pun akan melakukan hal yang sama."

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

jinnie

jinnie

sepertinya akan seru

2023-01-15

0

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

aku suka ceritanya semakin seru...

2022-10-04

1

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

Ceritanya Seru" sepertinya akan hadir Cinta yg akan menambah masalah baru

2022-09-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Pertemuan
2 Bab 2: Salah Orang
3 Bab 3: Aku Tidak Sudi
4 Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5 Bab 5: Memahami Perasaannya
6 Bab 6: Kepulangan Zian
7 Bab 7: Dasar Psaych*!!
8 Bab 8: Mobil Mogok
9 Bab 9: Hati Malaikat
10 Bab 10: Club' Malam
11 Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12 Bab 12: Nyaris Pingsan
13 Bab 13: Flashback
14 Bab 14: Dia Suamiku.
15 Bab 15: Konyol!!!
16 Bab 16: Club' Malam
17 Bab 17: Markonah
18 Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19 Bab 19: Dia Istriku!!!
20 Bab 20: Penyerangan!!
21 Bab 21: Reuni
22 Bab 22: Galau
23 Bab 23: New York
24 Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25 Bab 25: Pertanyaan!!
26 Bab 26: Pengakuan Zian!!
27 Bab 27: Rencana Tuan Lu
28 Pengumuman Giveaway
29 Bab 28: Kami Mundur
30 Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31 Bab 30: Kau Bin*tang!!
32 Bab 31: Tuan Lu Berulah
33 Bab 32: Gaun Pengantin
34 Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35 Bab 34: Hari Pernikahan
36 Bab 36: Malam Pertama
37 Bulan Madu
38 Tiba Di Swiss
39 Menikmati Keindahan Swiss
40 Jalan-Jalan
41 Gangguan Di Danau Jenewa
42 Cinta Tanpa Kata-Kata
43 Rencana Pagi Ini
44 Menikmati Senja
45 Dasar Menyebalkan
46 Dokter Terbaik
47 Kota Burn
48 49
49 Hari Terakhir Di Swiss
50 Mulai Kembali Bekerja
51 Gelap Diantara Terang
52 Bak Pinang Dibelah Dua
53 Zian Terluka Parah
54 Maafkan Aku Nara
55 Kesedihan Nara
56 Maaf!
57 Sangat Berharga
58 Dukungan Untuk Nara
59 Kegagalan Nara Dan Devan
60 Amarah Zian
61 Tidak Ada Ampun
62 Jemput Aku!!
63 Malam Yang Panjang
64 Akhir Pekan
65 Zian Kecelakaan
66 Senja Dan Pantai
67 Hujan Dipagi Hari
68 Kecelakaan Beruntun
69 Merasa Beruntung
70 Akan Segera Berakhir
71 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1: Awal Pertemuan
2
Bab 2: Salah Orang
3
Bab 3: Aku Tidak Sudi
4
Bab 4: Dia Baik-Baik Saja
5
Bab 5: Memahami Perasaannya
6
Bab 6: Kepulangan Zian
7
Bab 7: Dasar Psaych*!!
8
Bab 8: Mobil Mogok
9
Bab 9: Hati Malaikat
10
Bab 10: Club' Malam
11
Bab 11: Kecelakaan Beruntun
12
Bab 12: Nyaris Pingsan
13
Bab 13: Flashback
14
Bab 14: Dia Suamiku.
15
Bab 15: Konyol!!!
16
Bab 16: Club' Malam
17
Bab 17: Markonah
18
Bab 18: Butuh Bantuanmu!!
19
Bab 19: Dia Istriku!!!
20
Bab 20: Penyerangan!!
21
Bab 21: Reuni
22
Bab 22: Galau
23
Bab 23: New York
24
Bab 24: Tamu Tak Diundang.
25
Bab 25: Pertanyaan!!
26
Bab 26: Pengakuan Zian!!
27
Bab 27: Rencana Tuan Lu
28
Pengumuman Giveaway
29
Bab 28: Kami Mundur
30
Bab 29: Ungkapan Hati Zian
31
Bab 30: Kau Bin*tang!!
32
Bab 31: Tuan Lu Berulah
33
Bab 32: Gaun Pengantin
34
Bab 33: Tuan Lu Ditangkap
35
Bab 34: Hari Pernikahan
36
Bab 36: Malam Pertama
37
Bulan Madu
38
Tiba Di Swiss
39
Menikmati Keindahan Swiss
40
Jalan-Jalan
41
Gangguan Di Danau Jenewa
42
Cinta Tanpa Kata-Kata
43
Rencana Pagi Ini
44
Menikmati Senja
45
Dasar Menyebalkan
46
Dokter Terbaik
47
Kota Burn
48
49
49
Hari Terakhir Di Swiss
50
Mulai Kembali Bekerja
51
Gelap Diantara Terang
52
Bak Pinang Dibelah Dua
53
Zian Terluka Parah
54
Maafkan Aku Nara
55
Kesedihan Nara
56
Maaf!
57
Sangat Berharga
58
Dukungan Untuk Nara
59
Kegagalan Nara Dan Devan
60
Amarah Zian
61
Tidak Ada Ampun
62
Jemput Aku!!
63
Malam Yang Panjang
64
Akhir Pekan
65
Zian Kecelakaan
66
Senja Dan Pantai
67
Hujan Dipagi Hari
68
Kecelakaan Beruntun
69
Merasa Beruntung
70
Akan Segera Berakhir
71
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!