Pertemuan pertama setelah peristiwa itu
Tok ... tok ... tok ....
Nyonya Clarista mengetok pintu kamar Aerum. Merasa tidak ada pergerakan dari pemilik kamar, dia pun memutuskan untuk masuk. Tampak sosok seorang gadis masih terbungkus dengan sebuah selimut tebal.
“Aerum bangun nanti kesiangan loh!” teriak nyonya Clarista.
„Entar lagi yah Mom.”
“Udah jam 8 loh,” ucap nyonya Calista bohong.
Aerum yang mendengar ucapan sang ibu, buru-buru bangun dari tidur cantik nya. Sampai dia tidak memperhatikan jika selimut itu terlilit di salah satu kakinya sehingga membuat nya terjatuh.
“Bruk ...” suara jatuh Aerum.
Sementara nyonya Clarista yang melihat putri kesayangannya terjatuh hanya dapat tertawa dan membantu sang putri untuk berdiri.
“Aduh anak Mommy ada-ada saja sih,” ucap nyonya Clarista.
“Mommy ngerjain Aerum yah?” tanya Aerum dengan wajah cemberut nya.
“Mommy ngak ngerjain kamu.”
“Nggak usaha ngelless Mom, Aerum punya buktinya.”
“Mana mommy pengen liat?” tanya nyonya Clarista.
“Mommy liat ajah Kedinding belakang. Mom tidak bisa mengelak lagi,” ucap Aerum sambil tersenyum.
”Hahaha ... oke princess menang. Habis kamu susah sih Mommy bangunin,” jawab nyonya Clarista sambil tertawa.
__________
Aerum berpamitan kepada orang tuanya lalu segera berangkat ke kampus. Hari ini tuan Dito memaksa Aerum agar berangkat bersama. Aerum yang dipaksa oleh sang ayah terpaksa mengiyakan dengan syarat dia turun di halte yang berada tidak jauh dari kampus nya.
Aerum tiba di kampus sekitar pukul 07.00 dia pun segera menuju ruang kelasnya untuk menerima materi kuliah hari ini. Aerum terus melangkah hingga sampai didepan ruang kelasnya lalu masuk menduduki bangku yang paling belakang di ruang tersebut. Banyak pasang mata yang melihat Aerum dengan tatapan sinis dan mencemoh. Aerum yang merasakan tatapan mata mereka hanya cuek dan segera mengambil beberapa buku yang berada di dalam tasnya. Tak lama kemudian datang seorang wanita paruh baya yang akan mengajarkan materi hari ini.
Hana tampak gusar dia terus berlari hingga sampai di depan kelasnya lalu mengetuk pintu yang tampak kokoh dan mewah.
Tok ... tok ... tok ... bunyi ketukan pintu.
“Siapa?” ucap suara di balik pintu tersebut.
“Maaf Bu saya terlambat” ucap Hana.
“Masuklah lain kali jangan diulangi dan perkenalkan dirimu sebelum duduk.”
Hana mulai melangkah masuk ke ruang kelasnya, banyak pasang mata yang memandang Hana begitu takjub.
“Perfeck.”
“Cantik banget beda sama dia merusak pemandangan,” ucap beberapa siswa laki-laki yang terkagum dengan kecantikan Hana.
“Hai Perkenalkan nama saya Kim Bae Hana,” ucap Hana dengan wajah cuek.
Aerum yang tengah fokus dengan buku yang dia baca langsung tersentak dan mengangkat kepalanya menghadap kedepan. Dia ingin memastikan bahwa nama yang dia dengar adalah salah dan mungkin hanya kebetulan belaka . Ketika ingin memastikan, betapa kagetnya Aerum dia melihat wajah yang sama dengannya tampak berdiri dan berjalan menuju kursi yang ada disampingnya. Aerum hampir saja menitikan air mata ketika gadis tersebut sudah berada disampingnya.
Hana langsung duduk dan tampak sengaja dia melihat gadis yang duduk disampingnya terus menatapnya.
“Ada apa kau menatap ku terus?” tanya Hana dengan wajah dinginnya.
Aerum yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan kepadanya segera memalingkan wajahnya, tanpa menjawab pertanyaan itu. Hana yang merasa pertanyaannya tidak dijawab oleh Aerum hanya memasang wajah masa bodohnya. Sementara Aerum terus merutuki dirinya sendiri dalam hati akibat kecerobohannya itu.
Selama di dalam kelas Aerum tidak memperhatikan materi yang di sampaikan oleh dosennya. Dia justru memandangi wajah yang saat ini berada didekat dirinya.
“Gue nggak nyangka bisa ketemu kamu disini lagi Nana, ternyata wajah gue menyeramkan juga kalau mode dingin,” guman Aerum dalam hati sambil memandang wajah cantik sang adik yang sangat dia rindukan. Tanpa sadar dia tertawa kecil sampai orang yang dia pandangin mendengar tawanya itu.
“Mengapa dia tertawa, apa yang lucu hingga membuatnya tertawa seperti itu, tapi mengapa tawanya membuat ku bahagia dan ingin tersenyum,” batin Hana.
Hari telah beranjak siang, materi yang di bawah oleh dosen yang bernama bu Delia pun usai. Setelah kepergian bu Delia tampak beberapa siswa berdesakan untuk memperkenalkan diri mereka pada Hana. Hana yang melihat dan mendengar pertanyaan yang mereka lontarkan hanya menjawab dengan singkat dan dingin. Beberapa mahasiswi yang melihat kejadian itu menatap sinis dan iri pada Hana. Aerum yang berada di samping Hana merasa jengkel karena terjebak dengan situasi seperti itu.
Brak ... suara meja yang di pukul oleh Aerum.
“Loh apa - apa sih cupu main pukul meja ajah emang loh sanggup apa bayar meja itu kalau rusak,” ucap salah satu dari mereka yang ingin berkenalan dengan Hana.
Aerum yang mendengar ucapan orang itu hanya melihatnya dengan tatapan tajam dengan wajah dinginnya kemudian menarik tangan Hana dari kerumunan orang-orang itu. Segala macam umpatan dan makian di lontarkan untuk Aerum. Sedangkan Hana hanya menatap dan mengikuti dimana Aerum akan membawanya. Tiba di depan gerbang kampus Aerum pun melepas genggaman tangannya.
“Thanks,” ucap Hana singkat.
“Hmmm,” balas Aerum.
“Ternyata ada yang lebih dingin dari gue,” batin Hana sambil memandang wajah Aerum yang tampak sibuk dengan ponselnya.
“Gue balik dulu,” ucap Hana.
“Cepat amat, gini loh ikut dulu sama gue,” perintah Aerum.
“Kemana?” tanya Hana.
Aerum yang ingin menjawab pertanyaan Hana dikagetkan dengan suara klakson sebuah mobil.
“Princess gila,” teriak pengemudi itu.
Aerum dan Hana yang mendengar teriakan itu segera berbalik dan melihat orang itu. Sean yang melihat mereka berdua tampak kaget dengan mulut yang terbuka. Aerum segera berlari ke arah Sean yang tampak kaget tersebut.
“Loh diam aja nanti gue jelasin,” bisik Aerum. Sean yang mendengar bisikan Aerum hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Kenapa loh teriak tadi, hampir aja jantung gue copot, loh julukin gue princess gila lagi,” ucap Aerum.
“Yang emang loh rada - rada gila, tinggal dipasang kalau copot itu aja susah,” ucap Sean sambil tertawa.
“Terserah loh deh, tapi untung juga sih loh panggil gue dengan julukan yang loh buat,” ucap Aerum dengan senyum tipisnya.
“Loh mau kemana? sekalian gue antar,” tanya Sean.
“Oke ...” jawab Aerum sambil berlari kecil ke arah Hana.
“Rum-rum pertanyaan gue belum dijawab udah mau pergi aja,” guman Sean sambil melihat ke arah Aerum dan Hana.
“Ayo kita ikut mobil Sean aja,” ucap Aerum menarik tangan Hana.
“Hai gue Sean Addison,” ucap Sean memulai perkenalan.
“Kim Bae Hana,” jawab Hana dingin.
“Dia mirip amat sama loh mulai dari wajah sampai sikap dingin loh,” bisik Sean pada Aerum.
Aerum yang mendengar bisikan Sean hanya menapikkan senyum kecilnya lalu masuk kedalam mobil.
“Loh mau kemana?” tanya Sean, mengulangi pertanyaannya yang belum di jawab oleh Aerum.
“Tempat biasa kita nongkrong,” jawab Aerum.
Hana tak mempedulikan percakapan mereka berdua dia justru sibuk memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Hingga mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah bangunan yang tampak ramai.
“Thaks bro ...” ucap Aerum dengan tangan menepuk bahu Sean.
“Bye princess gila!” pamit Sean pada Aerum kemudian meninggalkan tempat itu dengan mengemudikan mobilnya.
Aerum yang mendengar julukan baru untuknya tampak masa bodoh. Dia segera mengajak Hana untuk masuk ke dalam cafe tersebut. Tampak salah satu karyawan menunggu kedatangan Aerum. Dia sudah mengabari mereka terlebih dahulu agar tidak kaget dan bersikap biasa saja ketika dia tiba disana. Para karyawan mulai paham mengapa mereka disuruh bersikap biasa saja dan tidak usah kaget ternyata gadis yang bersamanya memiliki wajah yang sama bahkan membedakan mereka sangatlah sulit. Mereka sudah mengetahui kalau Aerum merubah tampilan wajahnya menjadi gadis berpenampilan kuno dan cupu.
“Nona kami sudah menyiapkan ruangan yang anda pesan, mari saya antar,” ucap karyawan yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan Aerum.
“Kak Ina dimana, kak?” tanya Aerum dengan wajah dinginnya.
“Di ruangnya non lagi cek laporan minggu ini,” jawab karyawan yang mengantar Aerum.
Para karyawan yang bekerja di cafe sudah terbiasa dengan wajah dingin Aerum. Meraka sudah hapal betul karakter owner cafe ini. Meskipun wajah nya dingin tapi hatinya tidak sedingin wajahnya yang sering mereka liat.
Aerum segera menyuruh Hana duduk di kursi yang sudah disediakan didalam ruangan itu. Tak lama kemudian tampak seorang pelayan yang menyajikan makan yang sudah Aerum pesan sebelum mereka kemari.
“Silahkan di nikmati nona,” ucap pelayan itu.
“Makasih,” balas Aerum singkat.
“Tadi dimobil ceria minta ampun sekarang tiba disini berubah dingin, gadis yang aneh,” batin Hana.
“Makanlah pasti kau sangat lapar,” perintah Aerum.
“Bagaimana kau bisa tau?” tanyaHana.
“Kamu kan terlambat, pasti tidak sarapan dan buru-buru ke kampus tadi pagi,” jawab Aerum.
“Ternyata dia cukup perhatian, entah mengapa gue merasa nyaman dengan nya,” ucap Hana lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
MyNameIs
lanjut baca,,,
2021-01-31
0
🗼࿈ᴸᵒᶠ⃟Bɪᴇ
semangatt up nyaaa
2020-05-27
0
Pramita
Hai Thor aku mampir lagi nih bawa like buat kamu biar semangat terus
2020-05-20
0