Kubus

Selama 2 hari toko libur aku mengemasi lantai dua agar layak untuk di tinggali. Ruangan ukuran 2 × 2 meter hanya aku isi dengan kasur saja. Tadinya di ruangan ini ada meja dan kursi kerja. Sekarang kursi dan meja itu aku pindah ke gudang belakang.

Lantai 2 memang tempat makan untuk para pelanggan juga, ada kamar mandi juga ruang kerjaku. Tapi sepertinya aku harus terima tidur disini. Walau sempit.

Hari ini toko buka. Pagi pagi sekali aku sudah siap untuk menemui karyawan dan pelanggan ku. Semoga hari ini ramai seperti hari biasanya

Aku turun ke bawah membuka pintu depan, belakang dan menghidupkan lampu, lalu membersihkan cafe milik ku dan mamaku.

"Pagi mba Nana." Sapa Rizka padaku dengan senyum manisnya.

"Pagi Rizka." Sapaku balik. Rizka segera membantuku mengelap meja meja.

"Hai sekarang giliran Adam yang menyapa kami." Lalu pergi kebelakang untuk berganti baju.

"Rizka aku ke belakang dulu ya." Kataku pada Rizka yang hanya mengiyakan ku.

Aku segera membuat menu kue hari ini. tokoku memang punya menu yang berbeda setiap harinya. Tapi ada satu menu andalan yang akan selalu ada. Flufy pancake beragam varian rasa yang aku buat saat ada yang memesannya.

Setelah selesai masak dan Karina membantuku menyajikan kue di etalase kaca oval di depan.

"Hari ini Neno Dateng nggak?" Tanyaku pada Karina yang baru kembali dari depan.

"Datang kok mba. Dia udah di depan." Jawab Karina dan pergi kedepan dengan tiramisu di tangan kanan dan red Velvet cake di tangan kiri.

Cafe ku memang menjual beragam kue juga beberapa makanan berat seperti mie goreng, mie rebus, sate thaichan, nasi goreng juga rice box.

Bagian masak memasak dulu adalah urusan mamaku. Tapi sekarang masak memasak bagian ku dan juga Alisa. Tapi aku hanya membantu sedikit setelah membuat kue.

Tepat sebelum tulisan tutup di balik menjadi buka. Aku dan karyawanku berdoa bersama sebelum memulai hari ini.

"Hari ini adalah hari pertama kita jual minuman kemasan juga makanan compress yang bisa di jual online." Kataku dan semua karyawanku bertepuk tangan.

"Terimakasih banyak sudah selalu support aku dan bekerja dengan semangat. Mari kita mulai hari ini juga dengan semangat." Kataku dan mengajak berkumpul untuk menyatukan tangan dan berteriak semangat sama sama.

00

Minuman kemasan sudah tersusun rapi di lemari pendingin yang di pajang di dekat kasir.

Pagi ini berjalan dengan lancar. Pengunjung lumayan ramai juga beberapa menanya kan tentang minuman yang di pajang.

Aku sibuk mencuci piring di belakang. Karna semua Butler sedang sibuk melayani pembeli di jam makan siang.

Setelah jam makan lewat, kami beristirahat bergantian. Sekarang gilirian aku yang menjadi barista menggantikan Neno.

Triiing...

"Selamat datang" ucap Karina pada pembeli yang baru datang.

Aku bisa mengenali wajah orang yang masuk itu dari tempat ku berdiri sekarang.

"Selamat siang. mau pesan apa?" Sapaku ramah.

"Aku cuma mau kasih hadiah buat launching produk online kamu." Katanya tenang meletakkan sebuket bunga dan kado di atas meja kasir.

"Terimakasih banyak atas hadiahnya. Minumannya apa sudah sampai di rumah Tante Vera?" Tanyaku adanya yang menatapku dari atas ke bawah.

"Sudah." Katanya masih sibuk menatap ke arah wajahku.

Jujur saja aku sedikit risih mendapat tatapan tajam seperti scanner yang sedang mendeteksi barcode dari atas sampai ke bawah.

Aku memilih membalikkan badanku dan mengisinya dengan lime soda dan es krim di atasnya.

"Aku kasih gratis karna sudah datang repot repot kesini membawakan aku hadiah. Terimakasih banyak." Aku mencoba tersenyum ke arahnya yang kini malah menatap lime yang ku berikan dan menatapku berulang kali.

"Bunganya nggak kamu ambil? Disini aja?" Katanya seperti orang memberi perintah.

"Ah ia maaf." Kataku mengambil bunga dan kado yang dibawakannya ke pelukanku.

Dia hanya berekspresi tenang dan dingin tanpa bicara lagi. Hanya menatapku dengan mata yang mengintimidasi.

"Kamu udah makan?" Tanyaku akhirnya mencari pembahasan.

Dia hanya mengangguk yang sepertinya tanda bahwa dia sudah makan.

"Mau kue? Atau mau minum kopi?" Tanyaku padanya berusaha tidak canggung.

Dia hanya tersenyum tipis dengan sebelah bibirnya yang terangkat.

Sial nya dia tetap tampan walau dalam keadaan maupun ekspresi apapun.

"Bisa buatkan sesuatu untukku?" Keenan meminum lime soda yang ku berikan padanya tadi berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya saat merasa masam.

"Silahkan duduk dulu, tunggu sebentar biar aku buatkan." Kataku padanya dan segera berjalan ke dapur.

Lama lama berada di dekatnya membuat jantungku tidak sehat. Jujur saja jantungku berdegup terlalu kencang saat di dekatnya. Terlebih dengan matanya yang mengintimidasi ku dengan tajam.

Rasanya aku seperti sedang berdiri di depannya setelah membuat kesalahan besar.

Lagipula apa ya niat Keenan datang kesini. Aneh.

Aku segera menyimpan bunga dan kado ke dalam lokerku. Membuatkannya choco flufy pancake untuknya.

Setelah selesai aku segera mengantar makanan untuknya karna petugas kasir sudah kembali ke tempat nya.

"Selamat menikmati." Kataku yang akan segera pergi setelah meletakkan makanan di mejanya.

Tapi tangannya menahanku. Aku berbalik dan menatap ke arahnya yang masih menatap ke depan tanpa berpaling.

"Kado yang tadi dari mama. Kamu bisa duduk sebentar nggak?" Tanyanya padaku dengan suara berat khas nya.

"Ia." Jawabku pelan dan duduk di depannya.

"Aku lihat cafe masih nggak terlalu membutuhkan bantuanmu, jadi aku minta kamu buat duduk sebentar disini." Dia memotong flufy pancake buatanku yang membuat coklat di bagian tengahnya meleleh.

Keenan menikmati gigitan pertamanya. Dan meletakkan kembali garpu dan pisaunya, lalu menatapku..

Cukup lama dia menatapku dengan aku yang diam saja mengusahakan agar detak jantungku yang terlalu cepat ini tidak menggangu nya.

"Apa kamu selalu seberantakan ini?" Dia sedikit mendekat kan badannya ke arahku dan meraih anak rambutku yang berantakan dan di selipkan ke daun telingaku.

Ah sial, wajahnya yang terlalu tampan itu membuat jantungku tidak bisa santai. Rasanya aliran darahku tertarik gravitasi ke bawah dengan cepat.

Aku tidak menjawabnya. Dia duduk tegap lagi seperti tadi.

"Ini untukmu." Katanya memberikan kotak kecil berwarna pink padaku.

"Ini apa?" Tanyaku padanya.

"Buka aja." Katanya dan melahap potongan kedua flufy pancakenya.

Aku membuka kotak kecil itu. Dan terlihat kalung dengan liontin 3 buah kubus kecil menggantung indah di kalung itu.

"Kamu tau apa makna Kubus?" Tanyanya padaku yang meletakkan kotak itu di meja.

"Aku nggak tau. Tapi terimakasih untuk hadiahnya." Kataku padanya dengan tulus.

"Kamu tau, Kubus bisa jadi sempurna jika setiap sisinya sama panjang kan?" Tanyanya padaku.

Aku hanya mengangguk menatapnya. Kini dia berdiri dan memakaikan kalung itu ke leherku.

"Aku harap. Kamu bisa atur hidup pribadi kamu, bisnis kamu, keluarga kamu, semuanya dengan seimbang. Agar kamu bisa membentuk kubus kehidupan yang sempurna." Setelah memakaikan kalung itu di leherku Keenan merapihkan anak rambutku yang tidak terikat lagi.

"Apakah ini yang di namakan di perhatikan?"

.

.

.

.

.

To be continued

Nadiapuma

Ig : nadia_puspita

16.06.2020

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

selamat berkarya, semoga sukses selalu thor

2022-11-04

0

Azzahra Rara

Azzahra Rara

lanjut asik banget ceritanya😉😉😉

2020-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!