Aku masih nggak percaya karna 5 hari lagi aku akan bertunangan dengan Keenan.
Hari ini toko tutup lagi, setelah kemarin kita jalan jalan aneh mereka pasti lelah kaan. Setiap bulan kita memang biasanya ada hari untuk berlibur dan hari libur.
Aku menatap lurus ke arah jalanan yang nggak begitu ramai. Mengingat adegan lamaran Keenan yang tidak romantis sama sekali dan malah berujung horor.
"Ah itu mobilnya." Gumamku dan segera berlari keluar lewat pintu belakang.
"Hai?" Kata Keenan yang sudah ada di depan toko dengan senyum yang sangat cerah.
"Hai." Kataku masih agak canggung.
Jujur saja aku masih was was akan keberadaan Jasmine. Dia tipe anak yang tidak akan mudah pasti melepas Keenan kan. Tapi aku akan berusaha menjaga apa yang sudah aku miliki nanti.
"Nana, kenapa bengong gitu? Ayo berangkat." Ucap Keenan di depanku.
Keenan membukakan pintu untukku dan meletakkan tangannya untuk melindungi kepalaku agar tidak terantuk pintu.
Aku tersenyum kecil saat melihatnya berlari memutari mobil dan masuk ke bagian penumpang di sebelahku.
Hari ini aku dan Keenan akan mencari baju baju untuk acara tunangan nanti juga mengukur baju untuk acara pernikah kita 3 Minggu lagi.
"Ah senangnya bisa pergi bersama dengan calon istriku yang cantik ini." Kata Keenan dengan bahagia.
"Rasanya 2 Minggu setelah pertunangan kita nanti bakal kerasa lama banget deh." Ucap Keenan sambil menatap ku.
"Memang kenapa?" Tanyaku padanya.
"Ya lama aja bayangin aku harus pisah dari kamu selama 2 Minggu. Betapa rindu nggak sih?" Keenan tampak sedih dan menatap ke arah lain.
"Kamu kenapa aneh gini sih? Nggak kaya biasanya kaku, diem diem, galak." Kataku padanya yang langsung menatapku tidak percaya.
"It's real me. Kalo bareng sama seseorang yang aku sayang." Katanya dengan wajah sombong.
"Tapi waktu dulu kamu nggak pernah tuh bersikap semanis ini di depan aku walau kamu selalu bilang aku adik kamu." Aku menatap Keenan dengan tatapan curiga.
"Ah, my kolibri ini sudah mengeluarkan suara merdunya. Tapi sangat sarkas." Keenan menatapku dan mendekatkan badannya padaku.
Kini wajah kami sudah sangat dekat. Aku sudah berada di pojok pintu, hingga nggak bisa mundur lagi. Keenan menatapku sayang, dan tersenyum manis. Lalu saat dia memajukan wajahnya yang sudah sangat dekat aku malah menutup mataku.
Ternyata Keenan memajukan wajahnya sampai ke sebelah telingaku. Aku kira dia akan membisikkan sesuatu. Ternyata dia hanya meniup telingaku pelan dan membuatku merinding.
"Aku penasaran, panggilan sayang apa yang bakal kamu pake buat panggil aku." Keenan duduk di tempatnya dengan angkuh dan bergumam sendiri.
Aku nggak mau menanggapi nya lagi. Keenan kurang ajar. Tapi kayanya dia nggak mau berhenti ngomong hari ini.
"Kamu tau persamaan kamu sama awan?" Tanya Keenan padaku.
"Nggak." Jawabku singkat.
"Mau tau nggak?" Tanya Keenan sok misterius.
"Apa memang?" Tanyaku pada Keenan.
"Kalian sama sama cantik. Tapi susah di gapai." Saat itu Keenan hanya menatapku sedih dan tiba tiba memalingkan wajah.
Setelah itu rasanya mobil hening.
"Ha, yang harusnya bilang kaya gitu kan aku. Coba siapa yang dari dulu kejar kejar dia? Mana dia mau sama aku dari dulu. Dasar lelaki kardus." Umpat ku dalam hati.
00
Begitu sampai di butik pilihan Tante Vera. Keenan nggak lagi bersikap manis seperti tadi. Dia turun dan menungguku di depan pintu.
"Dasar Nana bodoh memang kamu pikir dia bakal bukain pintu lagi." Batinku mengutuk diri sendiri.
Kami masuk kesana dan langsung di sambut hangat oleh pemiliknya. Di sana Keenan benar benar serius seperti sedang bekerja.
"Semalem Tante Vera sudah telfon jadi saya sudah siapkan baju untuk acara pertunangan nya. Mari ke sebelah sini." Ucap pemilik tokonya setelah sedikit mengobrol dengan Keenan.
Sepertinya pemilik toko ini hanya beda beberapa tahun dengan Keenan. Apa mereka mantan?
"Nah aku sudah siapkan 3 baju. Boleh di coba semua." Kata pemilik toko ramah.
"Aku pilih yang ini aja. Kayanya ini nggak terlalu kebuka kaya yang lain." Jelas Keenan memilih baju untukku. Padahal semua baju itu nggak ada yang terbuka. Itu hanya dress pas badan yang 1 potongan leher rendah. Satunya bagian tangannya hanya 3/4. Dan yang di pilih Keenan adalah baju model mermaid tail berwarna silver dengan lengan panjang tertutup.
"Aku ikut aja deh." Kataku mengiyakan.
Asisten pemilik toko tadi mengajakku untuk ke ruang ganti. Rambut panjang ku di Cepol agak tinggi sebelum keluar dari ruang ganti.
Saat aku bercermin ternyata baju yang di pilihkan Keenan sangat cocok dengan ku. Aku tersenyum menatap pantulan diriku sendiri di cermin.
"Ma, doakan Nana ya." Gumamku pelan.
Aku keluar dari ruang ganti dan menemukan Keenan sudah menggunakan kemeja dan celana bahan yang sangat cocok dengannya.
"Ternyata laki laki yang sejak kecil ini aku kagumi benar benar mengagumkan ya." Batinku sambil berusaha menutupi senyumku.
Keenan masih berdiri di tempatnya. Menatapku dari atas sampai bawah sama seperti aku yang menatapnya seperti scanner.
"Kamu cantik." Ucap Keenan pelan.
"Ternyata dulu aku bodoh ya. Selalu tolak kamu." Lanjut Keenan memberikan lengannya untuk ku rangkul.
Aku menerima lengannya dan tersenyum senang.
"Nah, sering sering lah tersenyum seperti ini padaku. Dan ingat, cuma sama aku. Nggak boleh senyum ke laki laki lain." Ucapnya yang kini malah mencium kening ku.
Aku sama sekali nggak bisa menolak perlakuannya yang sangat lembut ini. Apa aku sudah masuk ke dalam perangkap pemburu? Atau aku masuk ke dalam perangkap orang baik? Aku hanya bisa berharap kalau Keenan adalah laki laki yang Tuhan kirimkan untukku.
"Kita foto dulu ya." Ucap pemilik toko tadi. Kami masih bergandengan tapi tampak jelas dari kamera itu jika kami kaku.
"Jangan takut dong. Ini cuma foto kok. Jangan tegang relaks ajaaa." Ucap pemilik toko itu lagi.
"Nana, jadilah teman hidupku selamanya." Bisik Keenan yang membuatkan tersenyum dan menatap kamera dengan senyuman tulus.
00
"Kamu mau makan apa?" Tanya Keenan karna pelayan sudah datang untuk mencatat pesanan.
"Samain aja deh sama kamu." Kataku pelan.
"Pesanannya samain tapi yang satu nggak pake timun ya." Jelas Keenan pada pelayan yang segera pergi setelah selesai.
"Kamu tau aku nggak suka timun?" Tanyaku pelan seperti mencicit.
"I know everything about you." Katanya dengan wajah menggoda.
Aku malah tertawa mendengarnya. Ahahahahaha, terlalu lepas rasanya tertawaku hari ini sampai menangis.
"Kebiasaan ya kamu. Saat saat bahagia gini malah nangis." Katanya lembut dan mengusap air mataku dengan ibu jarinya.
Aku seperti sedang duduk di depan seseorang yang sangat tau diriku. Yang mengenalku sampai ke hal terkecil.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued
Nadiapuma
22.07.2020
Ku mau pamit sebentar dulu yaaa. Mungkin aku bakal balik tanggal 1 atau tanggal 2. Dikarenakan aku akan segera ujian blok dan beberapa alasan lain. Sama mau lebaran idul adha kan kitaaaa...
Sampai jumpaaaaa 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Putri Minwa
Widih, enak ya, kalau punya kekasih yang perhatian gitu
2022-11-10
0
Muhammad Ari
keren thor, ijin promo ya.... jgn lupa mampir dan baca novel dg judul "sudden kiss" ya 😇😇😇
2020-07-26
0
milnau
Keren 😍😍. Semangat thor nulisnya. Btw aku pendatang baru nih. Aku butuh masukan, kritik dan sarannya. untuk novelku "Gigi". Ditunggu ya kedatangannya. Makasih
2020-07-25
0