Ribet

Adegan pelukan siang ini cukup mengganggu seluruh hidupku.

Keenan akhirnya pergi bersama Jasmine entah kemana. Aku yang menatap mereka pergi langsung luruhh di lantai.

Rasanya kakiku tak sanggup lagi menopang tubuhku. Rasanya seluruh bumi ini runtuh menimpaku.

Memori lama ku seakan bermunculan. Ketika Keenan dan pacarnya, mereka bergandengan erat menuju taman. Tanpa perduli akan diriku.

"Kalau kaya gini gimana kita bakal nikah. Keenan lebih pilih Jasmine daripada aku. Hahahahaha." Aku tertawa membayangkan masa depan ku yang mungkin akan terus merasakan rasa sakit ini. Rasa sakit di duakan.

"Mba Nana, mba kenapa?" Karina berjongkok di sebelahku. Khawatir mungkin karna air mata masih terus mengalir dari mataku tapi aku malah tertawa.

"Aku bantu berdiri yaaa." Karina menggenggam tanganku.

Aku segera berdiri di bantu Karina menuju ke kamarku. Adam datang membawakan air untukku. Aku sedikit tenang setelah menghabiskan segelas air.

Mereka sudah kembali kebawah karna sekarang cafe sedang ramai jam makan siang.

Aku segera ke kamar mandi untuk membasuh mukaku. Menenangkan diri dan berusaha sadar.

"Nana, kamu kuat. Sekarang semua lagi sibuk kamu nggak boleh buat orang orang baik di sekitar kamu ikutan sedih gini. Ayo semangat Nana. Semangat." Kataku pada diri sendiri di depan cermin.

Aku mencoba beberapa kali senyuman untuk memastikan senyuman itu tidak terlihat terpaksa dan aneh. Lalu memilih turun untuk membantu.

00

Semua pegawai sudah pulang, toko sudah tutup. Lampu sudah di matikan, sekarang semua gelap.

Siang tadi aku masih bisa tertawa bersama mereka. Tapi rasanya sekarang semua berubah menjadi sepi, seakan aku orang yang paling menyedihkan.

Aku duduk di sebelah kaca jendela besar di lantai atas. Menatap lampu jalan yang beberapa kali berkedip redup.

"Ma, Nana harus gimana?" Kataku mulai larut dalam kesedihan lagi.

Langit hitam malam ini sepertinya sedang mendung karna tidak ada satupun bintang menghiasinya.

"Ma, apa boleh kalo Nana tolak pernikahan ini. Nana nggak mau menahan sakit hati kaya mama selama ini. Nana nggak mau kaya mama yang selalu menangis setiap tau papa pulang setelah dari rumah pacarnya. Nana nggak mau hidup dalam tekanan kaya gitu." Aku menangis dan menenggelamkan wajahku di lipatan tangan.

"Nana takut kalo Keenan bakal gila kaya papa. Nana takut nggak bisa sekuat mama yang selama ini di khianatin sama papa. Nana takut." Air mataku masih deras mengalir. sepertinya besok mataku akan bengkak.

Ting...

Aku mengambil ponselku yang berbunyi.

Pesan dari Adam yang akan izin besok karna ada urusan.

Aku menghapus air mataku. Menarik nafas dalam agar sedikit tenang. Kepalaku sudah mulai pusing karna terlalu banyak menangis.

Ting...

"Nana, besok lusa ada acara di rumah Tante, kamu bisa Dateng nggak? Cuma acara makan biasa sih, sama beberapa teman kantor papa Keenan."

Begitu isi pesan dari mama nya Keenan.

"Aku ingin menolak sajaaaa. Aku nggak mau ketemu Keenan. Tapi nggak enak sama Tante Vera. Kenapa di dunia ini harus ada rasa nggak enakan." Aku mengusap wajahku kesal.

"Bales apa yaaaa." Kataku memandangi ponselku kesal.

Ting...

"Tapi Tante nggak maksa kok. Kalo nggak bisa nggak papa, Tante tau Nana sibuk. Maaf ya Tante chat malam malam begini. Karna kalo siang Nana pasti sibuk."

Aku luruh di meja setelah membaca pesan itu. Seperti memaksa tapi secara halus.

"Huwaaaaah." Aku berteriak. Sedikit memperbaiki mood ku. Tapi gagal.

Aku segera membalas chat Tante Vera sebelum Tante Vera mengirimiku pesan lagi.

"Ia Tante, besok lusa Nana bisa kok. Acaranya besok jam berapa Tante?" Aku mengetik sambil berbicara sendiri.

Tante Vera segera membalas pesanku.

"Besok Tante rencana mau masak sendiri sih untuk acara makan makannya. Mungkin makan malamnya jam 7. Kalo masak jam 4 keburu nggak ya?"

"Kode lagi kode lagi..." Kataku setelah selesai membaca chat Tante Vera.

"Keburu Tante kalo masak dari jam 4. Besok Nana pasti Dateng kok." Balasku cepat.

"Ia anak mama yang cantik. Sampai ketemu ya. Selamat malam, selamat istirahat."

Aku hanya membalas selamat malam juga pada Tante Vera. Jujur saja Tante vera memang sudah seperti keluarga bagiku. Karna kami bertetangga selama kurang lebih 15 tahun dan aku sering main ke rumah Tante Vera.

Terlebih jika papa dan mamaku sedang bertengkar. Aku akan lari keluar rumah dan memilih menunggu di rumah Tante Vera yang selalu membuat camilan enak untuk anak anaknya.

Jika di ingat dulu mama dan papaku bertengkar seperti tidak ingat kalau ada aku. Mereka melempar piring, membanting ponsel mematahkan kartu. Berteriak kencang, memaki berkata kasar.

Kalau di ingat ternyata masa kecilku nggak sebahagia itu ya. Ternyata mama juga punya batas sabar dan pecah begitu saja.

Harusnya aku berterimakasih pada Tante Vera yang selalu menampungku saat mereka berkelahi. Tak tau waktu tak tau cuaca, Tante Vera selalu menerimaku menjadi tamunya. Membuatkan makanan, memandikan ku, bahkan tidur bersamaku.

Tante Vera memang sebaik itu. Aku juga ingat saat Keenan membawa pacarnya main ke rumah waktu itu dia masih SMA sedang sibuk sibuknya mau ujian dia malah memanfaatkan hal itu untuk belajar bersama melati pacarnya di rumah.

Tante Vera yang senang anaknya belajar dengan giat pun malah selalu membeli kue dari mamaku untuk di berikan ke Melati.

Betapa aku sangat kesal pada Keenan yang menolak cintaku dan malah sering berduaan dengan kedok belajar dengan melati.

"Dasaaar. Aku jadi kesal sekarang." Kataku menggeprak meja dengan kesal.

"Maaaa, aku nggak mau nikah sama Keenan." Aku berteriak kesal tak ku hiraukan ini sudah jam 10 malam waktunya orang beristirahat.

Aku segera ke kamar mandi menggosok gigi, cuci muka dan segera ke kamar untuk tidur.

Tapi setelah berbaring di kasur kepalaku lagi lagi berkelana pada kejadian tadi.

Saat Jasmine menangisi pacarnya yang ternyata adalah Keenan yang hilang selama seminggu.

"Tapi kalo di pikir pikir, kalo Jasmine nggak di hubungi seminggu kok 3 hari lalu Keenan chat mau makan disini. Kok dia jadi kerja di tempat aku juga. Apa Keenan sengaja nggak kasih kabar ke Jasmine ya?" Kataku menduga duga.

"Kok gitu yaa. Lagian kenapa pacar dia namanya harus Jasmine sama melati sih. Kan sama aja Jasmine artinya melati. Sama sama manja manja gitu lagi. Dasar Keenan. Apa aku harus ganti nama juga jadi Jasumin biar Keenan bisa suka sama aku?"

"Aaaaarh kesal kesal. Dah lah aku mau tidur ajaaaa. Ngapain juga aku mikirin manusia aneh kaya dia." Aku memeluk guling ku tapi saat aku akan berubah posisi tidur kalung kubus pemberian Keenan tersangkut.

"Ah bahkan barang pemberian Keenan pun bikin ribet." Kataku berusaha melepaskan kalungku dari guling perlahan agar tidak rusak.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued

Nadiapuma

16.07.2020

Jadi teman teman. Jasumin itu artinya melati. Jasumin adalah bahasa Jepang dari melati. Karna mantan Keenan pas jaman SMA dulu namanya melati dan pacarnya yang sekarang namanya Jasmine. Nana ingin ganti nama dengan arti melati juga .akakakakkaak

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

kebanyakan kekasih bikin pusing, kalau begitu lebih baik mundur aja deh

2022-11-05

0

Gechabella

Gechabella

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-03-31

0

Evie Ovelia

Evie Ovelia

😍😍😍😍😍😍👍👍😍

2020-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!