Diam diam Mentari sudah masuk dan menunggu didalam mobil milik Arjuna. Setengah jam menunggu Mentari merasakan kantuk yang luar biasa. Mentari tidak bisa mengontrol rasa kantuknya lalu akhirnya tertidur. Beruntung kaca mobil Arjuna tidak tembus pandang jadi Mentari bisa aman menunggu tanpa ada yang melihat. Tidak butuh waktu lama, Mentari sudah terlelap.
Tidak terasa sudah pukul tiga, Arjuna bergegas memasukan buku buku kedalam ranselnya lalu berjalan keluar meninggalkan Kelas. Alisa yang melihat Arjuna begitu buru buru segera mengejar Arjuna.
" Arjuna... " Teriak Alisa menghentikan langkah Arjuna.
" Ada apa sih Al " balas Arjuna dengan berteriak karena jarak mereka cukup jauh.
" Aku nebeng sama kamu yah " Suara manja Alisa yang dibuat buat. Alisa berjalan mendekati Arjuna lalu merangkul lengan Arjuna dengan mesra.
Arjuna mencoba melepaskan rangkulan Alisa lalu mencari alasan agar Alisa tidak mengikutinya.
" Sorry Al nggak bisa soalnya gue harus buru buru ke restaurant ada masalah sedikit. " Seru Arjuna berbohong.
" Ya udah nggak apa apa aku ikut aja " balas Alisa kembali merangkul lengan Arjuna.
Arjuna sungguh merasa tidak nyaman dengan kelakuan Alisa. Banyak mata yang memandang ke arah mereka dan berbisik bisik membicarakn mereka berdua.
" Nggak bisa Al. lepasin tangan gue sekarang gue buru buru ni! " Titah Arjuna kasar. Ia benar benar sudah muak dengan kelakuan Alisa yang setiap saat selalu menguntitnya.
Arjuna berlalu meninggalkan Alisa. sedangkan Alisa masih diam terpaku menatap kepergian Arjuna dengan wajah kesal.
" Kenapa loe Al? " Seru Karla membuyarkan tatapan Alisa.
" Gue nggak tahu lagi harus gimana sama Arjuna biar dia bisa peka kalo gue tuh cinta sama dia " balas Alisa sembari melangkahkan kakinya menuju parkiran.
Arjuna segera masuk kedalam mobilnya. didapatinya Mentari yang sedang tertidur pulas dengan kedua tangan memeluk ranselnya. Arjuna tersenyum menatap wajah Mentari yang terlelap. Rasa legah menghampiri perasaan Arjuna karena kali ini Mentari tidak membantah apa yang dikatakannya dan tanpa menunggu perintahnya Mentari sudah berada di dalam mobilnya. Arjuna segera menutup pintu mobilnya dengan hati hati karena takut membangunkan Mentari yang sedang tidur. Perlahan Arjuna memajukan tubuhnya ke arah Mentari lalu mencium mesra kening Mentari. Sontak Mentari membuka matanya karena merasa ada sesuatu yang menyentuh keningnya. Begitu terkejutnya Mentari saat mendapati Arjuna yang sedang mencium keningnya. Dengan cepat Mentari membalikan wajahnya membuang pandangannya ke luar jendela.
" Kamu kenapa? " Tanya Arjuna berpura pura tidak mengerti.
Mentari enggan menjawab pertanyaan tersebut karena merasa tidak penting.
" nyenyak tidurnya? " Arjuna kembali meluncurkan pertanyaan dari bibirnya sembari menyetir mobil lalu keluar dari gerbang kampus.
Sama seperti tadi Mentari tetap tidak menjawab pertanyaan Arjuna. Arjuna yang merasa diabaikan mulai geram. Diraihnya tangan Mentari lalu menggenggamnya.
" Kita mampir ke apartment aku duluh " seru Arjuna sambil melajukan mobilnya menuju arah apartmentnya tanpa mendapat persetujuan dari Mentari.
Mentari yang tidak ingin pergi ke aprtment Arjunapun berusaha menolaknya.
" Saya mau pulang! saya nggak mau ke apartment kakak. saya punya rumah! " Bantah Mentari memasang wajah kesalnya.
" Siapa yang bilang kamu nggak punya rumah? " Goda Arjuna membuat Mentari semakin kesal.
" Saya nggak suka yah kak sama sikap kaka yang suka maksa dan ngatur ngatur! " Bentak Mentari lagi.
Arjuna tidak memperdulikan perkataan Mentari, dirinya asik mengutak atik ponsel miliknya lalu memesan makanan dua porsi nasi ayam bakar. selesai memesan makanan Arjuna kembali memesan sebuah baju untuk Mentari di online shop.
" Aku udah pesan makan sama baju. kita makan duluh terus kamu ganti baju jangan pake baju punya Dimas aku gak sudi! " Seru Arjuna tanpa menatap wajah Mentari.
Mentari sungguh kesal dengan sikap Arjuna. Ia tidak tahan lagi melihat Arjuna yang bersikap sesuka hati kepadanya.
" Saya nggak laper dan saya mau pulang! anterin saya pulang! " Dengan segenap keberanian yang dikumpulkannya Mentari membentak Arjuna.
Lagi lagi Arjuna tidak perduli dengan ucapan Mentari. ia malah masuk kedalam kawasan apartment mewah lalu memarkir mobilnya kemudian membuka pintu mobil.
" Ayo turun " Ajak Arjuna yang sudah membuka pintu mobil untuk Mentari.
Mentari tidak merespon Arjuna, ia tetap duduk manis ditempatnya.
" Mau jalan sendiri atau aku gendong? aku sanggup kok gendong kamu sampai ke dalam apartment " Seru Arjuna dengan gerakan yang ingin mengangkat Mentari.
Melihat Arjuna yang ingin mengangkatnya Mentari buru buru turun dari dalam mobil.
Arjuna yang melihat Mentari ketakutan langsung tersenyum nakal. ditutupnya pintu mobil lalu berjalan masuk sambil menggandeng tangan Mentari. Mentari berusaha melepaskan tangannya dari dalam genggaman Arjuna tapi sayang genggaman tangan Arjuna begitu kuat.
Arjuna segera membuka pintu dan mengajak Mentari masuk. Mentari terdiam didepan pintu merasa enggan untuk masuk. Jujur saja melihat apartment itu mengingatkan Mentari akan kejadian yang menimpanya. kesuciannya direnggut secara paksa oleh Arjuna. Melihat Mentari yang tidak juga masuk akhirnya Arjuna secara spontan mengangkat tubuh Mentari. Mentari yang terkejut dengan sikap Arjuna meronta ronta minta diturunkan. Arjuna segera menurunkan mentari persis didepan sofa.
" Kakak kelewatan! " Bentak Mentari menitikan air matanya.
Arjuna yang melihat Mentari menangis berjalan mendekati Mentari.
" Apanya yang kelewatan? " dengan halus Arjuna bertanya.
" Saya mau pulang kak! kakak tidak bisa seenaknya mengatur atur hidup saya! " Seru Mentari lagi air matanya bercucuran membasahi pipinya.
Arjuna yang melihat Mentari menangis segera menghampiri Mentari dan membawa Mentari masuk kedalam pelukannya. Mentari berusaha melepaskan diri dari pelukan Arjuna. tapi dengan kuat Arjuna menahan tubuh Mentari.
" Maafin aku, seandainya kamu menurut dan mau menerima aku dengan tulus aku nggak akan mungkin begini sama kamu. " Jelas Arjuna mengelus puncak kepala Mentari. Jantung Arjuna berdebar debar saat memeluk Mentari, mungkin saja Mentari dapat merasakan debaran jantungnya.
Mentari yang diperlakukan lembut seperti itu merasakan ada sesuatu yang aneh pada dirinya. entah kenapa Mentari tidak lagi menolak pelukan Arjuna. Dibiarkannya Arjuna memeluk tubuhnya. Arjuna yang merasa tidak mendapat penolakan dari Mentari semakin mengeratkan pelukannya.
" Aku sayang banget sama kamu Mentari " Arjuna mendaratkan sebuah kecupan di puncak kepala Mentari.
Ting tong...
Suara bel yang berbunyi membuat Arjuna segera melepaskan pelukannya dari Mentari. Dilihatnya dari sebuah layar yang berada dibalik pintu wajah seorang ojol yang sedang memegang bungkus makanan. Arjuna segera membuka pintu tersebut menerima makanan kemudian memberikan selembar uang lima puluh ribu untuk ojol tersebut.
" Ini tip untuk bapa " Seru Arjuna sambil menyodorkan selembar uang.
" Aduh terimakasih banyak Mas, semoga Tuhan membalas semua kebaikan Mas " Seru ojol tersebut sambil menciumi uang yang diterimanya.
Mentari yang mengamati dari dalam merasa terharu dengan sikap Arjuna. ternyata dibalik sikap dingin, cuek dan sombongnya terselip rasa peduli yang tinggi pada sesama.
Arjuna menutup pintu dan melangkah masuk ke dalam. Ia lalu menaru makanan yang ia pesan di atas meja makan. Saat Arjuna hendak melangkah mengambil piring dengan cepat Mentari mencegah Arjuna.
" Biar saya saja kak yg siapin makanannya " Seru Mentari sembari membuka lemari mengambil dua buah piring, sendok dan garpu.
Arjuna sungguh terkejut melihat perubahan sikap Mentari. Ada senyuman yang terukir di bibir Arjuna.
Mentari segera menuangkan makanan kedalam piring masing masing lalu menyiapkan minuman.
" Sudah siap kak " Seru Mentari tersenyum kepada Arjuna.
Lagi dan lagi Arjuna dibuat terkejut oleh sikap Mentari.
" Kak makanannya sudah siap. " seru Mentari sekali lagi membuyarkan lamunan Arjuna.
Dengan senyuman yang terlihat jelas Arjuna mengangguk lalu berjalan menuju meja makan. Arjuna dan Mentari duduk berhadap
hadapan. Suasana dimeja makan begitu hening. Biasanya Arjuna yang paling banyak bicara tapi kali ini ia lebih memilih untuk diam. Bukan tidak ingin bicara tapi perasaan bahagia yang membuat Arjuna tidak bisa berkata kata.
Selesai makan Mentari segera merapikan meja makan lalu mencuci piring kotor. Arjuna tidak henti hentinya memandang Mentari yang sejak di meja makan tadi berubah. Mentari tidak lagi membantah bahkan Mentari melempar senyuman kepadanya.
" Kak semua sudah saya bereskan. apa sekarang saya bisa pulang? " Seru Mentari yang berdiri dihadapan Arjuna.
Arjuna tidak menjawab pertanyaan Mentari ia malah menepuk sofa tepat di sebelahnya yang mengisyratkan Mentari untuk duduk.
Mentari tidak bergeming. Ia tetap berdiri manis dihadapan Arjuna.
" Kenapa masih disitu? " Tanya Arjuna tetap asik menonton acara di televisi.
" nggak kenapa kenapa kak, saya mau pamit pulang. " Mentari segera mengambil ranselnya lalu berbalik hendak melangkah pergi.
Arjuna segera berdiri menarik tangan Mentari. Mentari berbalik dan menabrak dada bidang Arjuna.
" Kamu mau kemana? " Arjuna menunduk dan berbisik. maklum saja Arjuna berbisik karena postur tubuh yang tinggi seratus tujuh puluh enam centi sedangkan Mentari hanya memiliki tinggi seratus enam puluh centi.
" Sa saya mau pulang kak sekarang sudah gelap, sudah jam enam " jelas Mentari gugup.
" Sebelum pulang ganti baju kamu duluh. " Titah Arjuna
" Kenapa harus diganti kak? " Mentari kebingungan.
" Itu baju pemberian Dimas, aku gak suka kamu pake baju milik cowok lain! " seru Arjuna lalu mengambil sebuah bungkusan yang ada di meja.
" Tapi sayakan gak punya baju lain kak! "
" Pake ini " Arjuna menyodorkan sebuah bungkusan yang berwarna coklat. " Ada baju didalamnya. kamu pake baju itu aja! " Lanjut Arjuna lagi.
" Tapi ini baju siapa kak? "
" Itu baju yang aku pesan tadi, baru aja di antar kurir. Kamu ke kamar sekarang terus ganti baju. "
Mentari tidak lagi membantah. Ia segera masuk ke dalam kamar Arjuna lalu berganti baju. Ia ingin segera pulang dari Apartment Arjuna, terlalu lama berada di apartment itu membuat Mentari tidak nyaman. Mentari mengganti kaos yang diberikan Dimas dengan baju yang baru saja Arjuna beli. Sebuah blouse berwarna biru dengan model sabrina tampak pas ditubuhnya. Setelah berganti baju Mentari segera keluar.
" Kak, saya sudah ganti baju. sekarang saya pamit pulang duluh " Seru Mentari.
" Tunggu aku ambil kunci mobil duluh "
" Nggak usah kak saya pake ojek aja "
Mendengar ucapan Mentari, Arjuna segera membalikan badannya lalu menatap tajam Mentari. Mentari yang sudah mengerti dengan arti tatapan itu tidak lagi membantah.
Mobil yang dikemudikan Arjuna melaju dengan kecepatan sedang ditengah ramainya kota. Di tengah perjalanan Arjuna menyetel musik dipilihnya sebuah lagu yang indah berjudul Kasih Putih dari sang legend Glen Fredly.
" Maafin aku yah " Seru Arjuna sembari menggenggam jemari indah Mentari.
" Maaf untuk apa? " Mentari menarik tangannya dari genggaman Arjuna.
" Maaf tadi nggak bisa belain kamu. "
Mentari terdiam sejenak memandang keluar melihat jalanan yang basah karena rintik hujan.
" Kakak nggak perlu belahin aku, lagian aku juga bukan siapa siapanya kakak! "
Arjuna menghentikan mobilnya sejenak lalu meraih wajah Mentari. Dengan cepat sebuah ciuman hangat mendarat di bibir mungil Mentari. Mentari berusaha menolak ciuman yang diberikan Arjuna tapi Arjuna semakin memperdalam ciumannya. Setelah beberapa saat Arjuna melepaskan ciumannya. Mentari terdiam membisu tidak dapat berkata apa apa. Entah apa yang Mentari rasakan saat ini. Jantungnya terus berdegup kencang.
" Ini hukuman buat kamu karena kamu selalu bilang aku bukan siapa siapa buat kamu " Seru Arjuna kembali melajukan mobilnya.
Jelas terlihat wajah Mentari yang memerah menahan rasa gugupnya. Sering mendapatkan perlakuan manis dari Arjuna pelan pelan membuat hati Mentari luluh. Arjunapun menyadari perubahan sikap Mentari dan merasa senang usahanya untuk mendapatkan hati Mentari seutuhnya sudah menemui titik terang.
" Besok aku jemput " Seru Arjuna singkat dan disambut anggukan oleh Mentari.
Mentari segera melepas seatbeltnya. seperti biasa sebelum turun dari mobil Arjuna mengecup mesra kening Mentari lalu mengelus puncak kepala Mentari.
Mentari turun dari mobil dengan perasaan yang tidak bisa di artikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Suyatno Galih
bucin koclok, gengsi di gede2in
2021-11-17
0
Try AngeLs
bucin tuh si arjuna
2020-07-05
1