" Arjuna.. "
mendengar namanya dipanggil Arjuna segera membalikan badannya melihat ke arah suara tersebut.
" Elo Al, ada apa? "
" aku nebeng mobil kamu yah Ar? " pinta Alisa dengan suara manjanya. "
" oke boleh " jawab Arjuna datar tanpa ekspresi.
Alisa Sudarjo cewek yang saat ini sangat dekat dengan Arjuna. Alisa dan Arjuna berteman sejak duduk di bangku SMA. Arjuna sudah menganggap Alisa seperti saudarinya sendiri tapi tidak dengan Alisa. Alisa sudah memendam perasaan cinta yang cukup lama kepada Arjuna tapi sampai saat ini belum bisa ia ungkapkan. bagi sebagian orang yang melihat tingkah Alisa kepada Arjuna sudah bisa langsung ditebak bahwa Alisa sepertinya memiliki perasaan cinta kepada Arjuna. karena sikap cuek dan dingin yang dimiliki oleh Arjuna ia sama sekali tidak peka akan hal itu. Padahal banyak teman teman dikampus yang mengatakn bahwa Arjuna dan Alisa akan menjadi pasangan yang serasi karena keduanya memiliki wajah yang cantik dan ganteng serta status sosial keduanya yang sederajat sama sama anak dari pengusaha kaya.
Saat sedang berjalan menuju parkiran tidak sengaja Arjuna melihat Dimas yang daritadi seperti sedang gelisah menunggu seseorang disamping mobilnya.
" Ngapain loe Mas kaya orang kebingungan gitu? " Arjuna berjalan mendekati Dimas dengan wajah kebingungan.
Tidak biasa sahabatnya sperti orang kebingungan seperti itu. Biasanya selesai jam kuliah Dimas akan langsung pergi keparkiran masuk kedalam mobilnya dan pulang tapi berbeda dari biasanya sekarang Dimas terlihat gelisah seperti sedang menunggu seseorang.
" Elo Ar, gak kenapa kenapa gue lagi nungguin Mentari. daritadi gue wa, sms, telepon tapi gak ada satupun yang dibales " ujar Dimas seperti orang kebingungan.
" Parah loe cuma gara gara ga direspon sama tuh anak loe kaya orang kebingungan kaya gini " Arjuna tertawa mengejek Dimas yang saat ini sedang gelisah.
" Elo yang parah ngomong gak bisa dijaga! gue khawatir Mentari dengar kata kata loe tadi terus dia tersinggung. " Dimas terus menatap layar handphonenya sesekali menatap ke arah kampus.
" Gila loe cuma gara gara hal sepele kaya gitu loe ngambek sama gue " Arjuna terus tertawa mengejek.
" Gue gak marah cuma kecewa aja sama mulut loe yang gak bisa di kontrol " timpal Dimas dengan memasang tampang kesal.
Alisa yang daritadi berada diantara Arjuna dan Dimas mulai kesal dengan keduanya dan mencoba menyudai perang mulut antara kedua sahabat itu.
" Udah udah apaan sih kalian berdua kaya anak kecil aja! ribut diparkiran kaya gini, yang benar aja masa kalian ngeributin cewek kampung kaya sih Mentari itu! " ujar Alisa dengan nada sombong.
" Hati hati loe Al jangan ngomong sembarangan Mentari bukan cewek kampung " Dimas terlihat sangat kesal dengan ucapan Alisa.
" Lagian siapa juga yang ngeributin cewek susah kaya dia, gue cuma bingung aja sama Dimas yang ngebet banget sama tuh cewek " Arjuna tersenyum sinis pada Dimas.
Melihat sosok Mentari yang berjalan keluar dari salah satu ruangan, Dimas segera berlari menghampiri Mentari. ia tidak peduli lagi dengan keberadaan Arjuna dan Alisa. Dimas mengabaikan semua perkataan Arjuna dan Alisa lalu menghampiri Mentari dengan senyuman terukir dibibirnya.
" Mentari... " Dimas berlari kecil ke arah Mentari.
" Eh iya kak Dimas " balas Mentari tersenyum canggung.
"Jadikan pulang bareng? "
" Ja jadi kak, tapi aku pamit sama Salsa duluh yah kak " Mentari segera membalikan badannya dan berjalan ke arah Salsa yang baru saja keluar dari toilet.
" Sa, aku balik duluhan yah soalnya dari tadi ditungguin sama kak Dimas " pamit Mentari kepada Salsa.
Salsa mengangguk sambil tersenyum nakal membuat Mentari semakin salah tingkah.
" Oke Tar nggak apa apa, udah sana balik. lagian aku juga udah di jemput sama sopir. kamu hati hati yah Tar jangan langsung pulang yah " Goda Salsa yang membuat Mentari semakin tidak bisa mengontrol ekspresinya.
" Ya udah Sa aku duluhan yah, daa... "
Mentaripun berbalik dan berjalan menuju ke parkiran tempat Dimas menunggu. Di parkiran sudah ada Dimas yang menunggu, tidak hanya Dimas saja yang sedang berdiri diparkiran. Ada dua orang cowok lagi yang tak lain adalah Arjuna dan Kevin serta seorang cewek yang tidak lain adalah Alisa. mereka berdiri berhadap hadapan. Mentari yang melihat sosok Arjuna disana terasa berat melangkahkan kakinya. Mentari masih ingat betul kata kata Arjuna di aula yang mengatai dirinya, dan hal itu membuat perasaan sedih Mentari kembali menguasai hatinya.
" Mentari ayo.. " teriakan Dimas yang mengajaknya untuk segera pulang membuyarkan lamunannya.
" eh eh iya kak " Mentari segera melangkahkan kakinya menuju parkiran. jantungnya berdegup kencang. bukan karena takut kepada Dimas tapi karena ia merasa tidak pantas untuk berada di antara kumpulan orang kaya seperti mereka.
Entah kenapa jantung Arjuna berdegup kencang saat melihat Mentari terus mendekat ke arah mereka sedang berdiri. Ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan yang dirasakan Arjuna saat melihat Mentari dari dekat. Alisa yang menyadari bahwa daritadi Arjuna sedang memperhatikan Mentaripun segera mengajak Arjuna untuk pulang.
" Ayo Ar kita pulang yuk, aku udah cape banget nih " rengek Alisa manja.
Tanpa menjawab rengekan Alisa, Arjuna segera melepaskan tangan Alisa yang sedang menggandeng lengannya lalu pergi dan masuk kedalam mobil. Begitupula dengan Kevin dan Dimas. Dimas tersenyum senang sambil membukakan pintu mobil untuk Mentari.
Dalam perjalanan pulang hanyalah keheningan yang tercipta. Dimas dan Mentari sama sama canggung untuk memulai obrolan. Akhirnya Dimas mulai memberanikan diri untuk memulai sebuah obrolan ringan.
" Mentari " sembari menatap wajah Mentari.
" Iya kak " jawab Mentari dengan jantung yang berdegup tidak karuan.
" Kenapa loe nggak balas sms gue atau jawab telepon gue? daritadi gue coba ngehubungin loe lewat WA tapi WA loe gak aktif gue coba sms tapi gak dibalas telepon juga gitu " Dimas menjelaskan berharap mendapat jawaban dari Mentari.
" eh itu kak.. " Mentari terdiam sejenak tidak tahu harus berkata apa. Karena sejujurnya dia memang ingin menghindari Dimas setelah mendengarkan perkataan Arjuna tadi siang dan disisi lain Mentari juga tidak punya pulsa untuk membalas sms dari Dimas. Tapi dia enggan mengatakannya. Mentari tidak mau Dimas salah paham dengan penjelasannya. Mentari tahu betul kalo seandainya dia bilang dia tidak memiliki pulsa, ia akan terkesan seperti ingin meminta Dimas membelikannya pulsa. Dan itu akan membuatnya semakin malu. dengan cepat Mentari memutar otaknya untuk menjawab pertanyaan Dimas.
" Tadi hp saya... "
belum sempat menyelesaikan kalimatnya Dimas segera memotong perkataan Mentari.
" Udah gak apa apa Mentari, gue ngerti kok. gue minta maaf karena ucapan Arjuna tadi benar benar udah kelewatan. tapi sebenarnya Arjuna itu baik kok Tar " jelas Dimas sembari tersenyum menatap Mentari.
Mentaripun mengangguk mengiyakan perkataan Dimas.
DIRUMAH MENTARI
" Kak, berhenti didepan rumah yang catnya hijau itu kak. Mentari menunjuk kedepan memberitahu Dimas letak rumahnya.
dimas mengangguk sambil tersenyum.
Akhirnya mereka sampai di depan rumah bercat hijau mudah. Sebuah rumah yang tidak besar berukuran sedang terdapat pagar berwarna putih yang tidak begitu tinggi. Sebuah teras kecil dan halaman yg tdk begitu luas. Di halaman tersebut terdapat beberapa pot bunga plastik yang menghiasi.
" Ini rumah loe? " Tanya Dimas sopan.
" Ia kak ini rumah saya " Mentari melepaskan seat belt yang dipakainya. " kakak mau mampir duluh? " ajak Mentari pada Dimas.
" Emang boleh? " tanya Dimas lagi tersenyum sumringah
" Ia boleh kak, kakak sudah nganterin saya pulang padahal kita nggak searah dan sebagai rasa terimakasih, saya ingin buatkan minum untuk kaka "
" orangtua kamu ngijininkan? "
" Di rumah nggak ada siapa siapa kak, ibu sedang bekerja di rumah majikannya, kalo ayah sudah meninggal sepuluh tahun lalu. kalaupun ada ayah dan ibu pasti mereka akan mempersilahkan kaka untuk mampir karena kaka sudah berbaik hati mengantarkan saya pulang " jelas Mentari sembari membuka pintu mobil dan bergegas turun.
Dimas tersenyum mendengar penjelasan Mentari. Hatinya seakan akan ditumbuhi oleh bunga bunga, senyuman tidak pernah luput dari bibirnya.
" gue masuk yah Tar "
" Ia kak silahkan, kakak duduk disini duluh yah saya buatkan minum duluh " Mentari menunjuk sebuah sofa kayu dan mempersilahkan Dimas untuk duduk. " kakak mau minum apa? " tanya Mentari lagi sebelum melangkah ke dapur meninggalkan Dimas.
" Apa ajalah Tar " Dimas tersenyum ke arah Mentari.
" Kalau gitu kakak tunggu sebentar ya saya buatkan minum duluh "
Dimas menggangguk dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya.
Tak berapa lama Mentari datang dengan membawah secangkir teh dan satu toples berisi kue nastar buatannya sendiri. Mentari segera mempersilahkan Dimas untuk minum dan mencicipi kue buatannya. Sesekali mereka sambil melempar senyuman ditengah obrolan.
Tidak terasa hari sudah gelap, jam sudah menunujukan pukul setengah tujuh malam. Akhirnya Dimaspun pamit untuk pulang. Mentari mengantar Dimas sampai kedepan gerbang. Setelah mobil Dimas melaju meninggalkan kediaman Mentari, iapun masuk kedalam dan mengunci pintu rumah. Dalam perjalanan pulang Dimas terus tersenyum seperti orang kesambet. Karena tidak dapat menyembunyikan perasaan bahagianya akhirnya Dimas mengambil handphonenya lalu membuka aplikasi WA dan mengirim chat untuk kedua sahabatnya lewat grup WA yang mereka buat ADK
" gue lagi bahagia ni " Dimas tersenyum melihat isi chatnya.
" bahagia kenap loe? dapet mobil baru dari bokap? " tebak Kevin di ujung sana
" Bukan woi, yang pastinya lebih dari dapet mobil " Balas Dimas
" Terus apa dong? loe kaya anak perawan aja pake rahasia rahasia segala " balas Kevin mulai kesal karena dibuat penasaran oleh Dimas.
Daritadi hanya Dimas dan Kevin yang asik berbalas chat sedangkan Arjuna yang sudah melihat isi chat tersebut lebih memilih duduk
dibalkon kamarnya sambil memetik gitar. Entah apa yang dipikirkan Arjuna tapi dia seperti tidak berselera untuk melakukan apapun. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Mentari. Tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya wajah Mentari terus saja muncul dalam pikirannya. Saat sedang memikirkan Mentari tiba tiba handphonenya berbubyi lagi
dert.. dert.. dert..
Arjuna segera mengambil dan membuka isi chat tersebut ternyata dari grup ADK lagi. Kali ini Arjuna langsung mengetikan sesuatu setelah membaca isi chat yang baru saja dikirim Dimas.
" Gue baru balik dari rumahnya Mentari "
" Loe ngapain ke rumah tuh cewek? " balas Arjuna penuh selidik.
" Nggak ngapa ngapain sih, tadi gue cuma ngantar Mentari doang terus ditawarin mampir duluh mau dibikinin minum " terdapat emoticon seyum dari chat yang dikirim Dimas.
" Yakin loe nggak ngapa ngapain? " Kevin bertanya dengan penuh kecurigaan.
" Sumpah gak ngapa ngapain gue, loe kira gue kaya loe otaknya ngeres! " balas Dimas mulai kesal.
percakapan antara ketiga sahabat itu terus berlanjut. entah kenapa hati Arjuna seperti tertusuk jarum setelah membaca isi chat Dimas. Dimas begitu bahagia mengungkapkan perasaannya. seharusnya ia juga bahagia melihat sahabatnya bahagia tapi berbeda dengan perasaannya saat ini.
" Arghhh " Arjuna berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Suyatno Galih
kira2 ibunya mentari kerja di rumahnya Arjuna, bisa di tebak bgt ya thor
2021-11-17
0