MENTARI
Hari ini adalah hari pertama Mentari mengikuti ospek di salah satu universitas terbaik di kotanya. Mentari berhasil lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru di universitas tersebut. tidak hanya itu Mentari juga lulus dengan nilai terbaik dan berhasil mendapatkan beasiswa. Tentu saja hal menggembirakan itu membuat Mentari dan bu Sofi sedikit lega, setidaknya bu Sofi tdk perlu terlalu memikirkan biaya kuliah Mentari.
Seperti biasanya Mentari akan bangun pukul lima pagi karena dia harus menyiapkan segala kebutuhannya sendiri. Mulai dari memasak sarapan, membersihkan rumah dan bersiap siap untuk pergi ke kampus. kegiatan seperti itu selalu dilakukan Mentari dengan mandiri selama tiga tahun belakangan ini. tentu saja hal itu menimbulkan sebuah kesedihan dalam hati bu Sofi, karena ia tidak bisa mengurus putri sematawayangnya seperti ibu lainnya. Tapi apa mau dikata, semuanya juga bu Sofi lakukan demi masa depan Mentari. Pergi bekerja jam lima pagi dan selalu pulang di atas jam sembilan malam. begitulah pekerjaan bu Sofi sehari harinya sebagai asisten rumah tangga disalah satu kediaman pengusaha kaya dikota mereka.
Selesai beres beres Mentari segera memasukan kotak bekal kedalam ranselnya lalu keluar dari rumah dan mengunci pintu. Dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam Mentari terlihat sangat cantik. Mentari melangkahkan kakinya menuju ke gang depan untuk menunggu ojek, tidak lama menunggu ojek yang ditunggupun datang.
Ospek akan dimulai jam delapan lewat lima belas menit. Mentari tiba di kampus tepat pukul delapan sehingga membuatnya berlari gelagapan karena takut terlambat. Mentari tidak ingin terlambat dan membuat kesalahan karena Mentari sungguh sadar diri bahwa dirinya tidak akan berada di kampus itu kalau bukan karena mendapat beasiswa, tentu saja Mentari akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik baiknya.
Karena terlalu terburu buru tanpa sengaja Mentari menabrak seorang pria bertubuh tinggi dan berbadan atletis, hingga membuat Mentari jatuh.
" auh.... " teriak Mentari berusaha berdiri.
" loe punya mata nggak sih main tabrak tabrak aja! " bentak pria tersebut yang membuat Mentari gemetaran. Bagaimama ia tidak gemetaran pria itu adalah kakak semesternya dan termasuk salah satu panitia ospek.
" ma maaf kak, saya tadi buru buru jadi nggak sengaja nabrak kaka " Mentari terus menunduk tidak berani menatap pria tersebut, kakinya gemetaran karena rasa takut.
Sementara di sekeliling Mentari terdengar suara ribut gaduh.
" Ya Tuhan ganteng banget " seru salah seorang mahasiswi baru.
" Tatapannya bikin meleleh " ucap mahasiswi yang lainnya.
" Eh itu kak Arjunakan, pewaris ERLANGGA group? sumpah yah aslinya emang ganteng banget ".
" Iya benar benar " seseorang menimpali.
Sementara Mentari terus menunduk ketakutan karena Arjuna belum juga pergi dari hadapannya.
" Maafkan saya kak, saya benar benar nggak sengaja kak tadi saya buru buru takut telat kak " seru Mentari lirih.
" Kali ini kamu saya maafkan, sekarang cepat pergi masuk kebarisan peserta ospek yang lainnya. " titah Arjunah dengan terus menatap ke gadis yang ada dihadapannya itu. " cantik juga " Arjuna bergumam dalam hatinya.
Arjuna Saputra Erlangga, siapa yang tidak mengenalnya. Cowok tampan, bertubuh atletis pewaris perusahaan terkaya di kota A. Arjuna banyak digila gilai oleh kaum hawa, di kampusnya Arjuna adalah cowok paling tampan dan populer. selain tampan Arjuna juga memiliki otak yang cerdas. Tapi sikapnya yang cuek dan dingin membuat beberapa kaum hawa sedikit takut untuk mendekatinya. Tidak terkecuali dengan Alisa. Ya, Alisa Sudarjo cewek cantik yang juga anak pengusaha kaya. Alisa dan Arjuna sangat dekat bahkan ada gosip yang beredar Alisa dan Arjuna adalah sepasang kekasih, tetapi gosip tersebut dibantah oleh Arjuna.
" Selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Dimas. saya adalah ketua panitia Ospek. Ospek akan berlangsung selama satu minggu . " seru Dimas memperkenalkan dirinya. " tentu saja saya tidak sendiri, saya akan dibantu beberapa rekan saya yang berada disamping saya. baiklah sekarang semua masuk kedalam barisan sesuai dengan fakultas yang dipilih. " titah Dimas dengan suara tegas dan berwibawa.
Mentari masuk kedalam barisan di fakultas Ekonomi. Mentari sudah memiliki seorang teman yang diajaknya berkenalan tadi saat masuk kedalam barisan. kebetulan mereka satu fakultas. Salsa gadis berwajah imut itu menjadi teman pertama Mentari.
" Tar, kak Arjuna cakep banget yah " Salsa berbisik sambil menyikut lengan Mentari.
" Ia cakep Sa, tapi galaknya ituloh bikin serem. " Mentari terus membayangkan kejadian tadi pagi saat dirinya menabrak Arjuna.
" Galak tapi gantengnya gak nahan " Seru Salsa sambil terus menatap ke arah Arjuna.
" Aku sih lebih suka sama kak Dimas Sa, orangnya juga ganteng terus kelihatannya lembut banget " Mentari manatap ke arah Dimas dengan senyum mengembang diwajahnya.
" Iya iya kak Dimas juga gak kalah ganteng kok Tar "
DI KANTIN KAMPUS
Waktu menunjukan pukul dua belas siang, kini saatnya istirhat. Waktu istirahat yang diberikan panitia ospek hanya satu jam setelah itu kegiatan ospek akan dilanjutkan lagi sampai selesai pukul empat sore.
" Tar, kantin yuk lapar nih. " ajak Salsa.
" Ayo Sa, tapi aku bawa bekal sendiri Sa "
" Ya udah gak apa apa Tar, kamu makan bekal kamu aku pesan bakso. udah lapar banget ni. " Salsa menarik tangan Mentari dan melangkah menuju kantin.
Salsa memilih tempat untuk mereka berdua, setelah memilih tempat Mentari duduk meletakan kotak bekalnya di meja dan Salsa pergi memesan bakso beserta dua gelas es teh manis. Tidak lama menunggu semangkuk bakso dan dua gelas es teh manis sudah tersaji. dengan cepat Salsa mengambil mangkuk bakso dan mulai melahapnya. Mentaripun juga membuka kotak bekal yang dibawahnya, ada nasi dan telur ceplok.
" Tar, kamu makannya itu aja? " Salsa menatap Mentari dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
" Iya Sa, emang kenapa Sa? "
" kamu nggak mau pesan bakso juga? kasihan kamu makannya cuma pake telur ceplok. "
" nggak apa apa kok Sa ini aja udah enak banget kan udah ada es teh manis " Mentari tersenyum menatap Salsa
" Aku yang bayarin deh, kamu pesan bakso juga sana "
" Nggak usah Sa, aku emang suka makan kaya gini. " Sebenarnya Mentari juga sangat ingin memesan semangkuk bakso, tapi mengingat uang jajan yang diberikan ibunya pas pasan Mentari lebih memilih makan nasi dan telur ceplok.
Saat sedang asik menikmati makanan, Mentari dan Salsa dikejutkan dengan kedatangan seorang cowok yang tidak lain adalah Dimas.
" Hai " seru Dimas seraya beridiri tepat di samping Mentari.
karena terkejut akan kedatangan Dimas, Mentari dan Salsa tidak langsung menjawab sapaan dari Dimas. Mereka berdua malah bengong menatap Dimas.
" gue boleh duduk disini nggak? " suara Dimas menyadarkan Mentari dan Salsa yang daritadi masih saja bengong.
" eh si silahkan boleh kok kak " Mentari dan Salsa kompak mempersilahkan Dimas untuk duduk.
Suasana yang tadinya begitu santai mendadak menjadi begitu menegangkan karena kedatangan Dimas. Terlihat jelas rasa gugup di wajah Mentari karena Dimas duduk tepat disebelahnya.
" Mentari.. " Dimas mencoba memulai percakapan agar menghilangkan rasa canggung di antara mereka bertiga.
" I iya kak " Mentari masih kelihatan gugup.
" Entar lo pulangnya sama siapa? " akhirnya dengan segenap keberanian yang dimiliki Dimas mulai membuka suara lagi mengutarakan maksudnya.
" sa saya pulangnya sendiri kak, emangnya kenapa kak? "
" Entar mau gak pulang bareng sama gue, biar gue yang anterin. "
Deg.. jantung Mentari berdegup kencang. Mentari menggenggam tangannya erat. Tidak disangka sama sekali cowok yang baru saja ia dan Salsa bicarakan datang duduk tepat disebelahnya dan mengajaknya pulang bersama. Salsa yang duduk tepat dihadapan Mentari dengan sengaja menyenggol kaki Mentari sambil tersenyum dengan senyuman yang tidak bisa di artikan.
" em gimana yah kak, saya nggak mau ngerepotin kakak " jawab Mentari tanpa menatap ke Dimas yang duduk tepat disebelahnya.
" Nggak apa apa kok gue nggak merasa direpotin, mau yah? "
" Ya udah kak saya mau "
" Oke kalo gitu entar gue tunggu diparkiran, oh iya masukin nomor hp kamu sekalian biar entar bisa gue hubungi " Dimas menyodorkan sebuah handphone keluaran terbaru yang harganya sangatlah mahal.
dengan tangan yang gemetaran Mentari memasukan nomor miliknya.
" oke thanks yah Mentari, entar gue tunggu di parkiran mobil " dimas bangkit lalu pergi meninggalkan Mentari dan Salsa.
tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang daritadi mengamati mereka.
Salsa yang daritadi terdiam akhirnya mulai membuka suaranya.
" Cieh yang diajakan pulang bareng " Salsa menggoda Mentari sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Ih apaan sih Sa " seketika wajah Mentari merah merona bagaikan kepiting rebus.
" Mau dong di ajakin pulang bareng " goda Salsa lagi sambil terus tertawa menatap Mentari.
" Udah yah Sa jangan dibahas lagi, jantungku udah mau copot ni " Mentari tersenyum malu malu.
" Kalau copot entar udah nggak bisa pulang bareng dong "
" ih apaan sih Sa, udah yuk balik ke aula tinggal sepuluh menit lagi waktu istirahatnya " ajak Mentari disambut dengan anggukan oleh Salsa.
DI AULA
" Darimana aja loe Mas " seru Kevin membuyarkan senyuman di wajah Dimas.
" eh eh itu gue dar.. "
belum sempat melanjutkan kalimatnya Arjuna langsung menyambar.
" Abis godaan mahasiswi baru dia " Arjuna menyenggol lengan Dimas.
" Wah ngeri juga lo Mas belum sehari ospek udah godain mahasiswi baru " timpal Kevin.
" Eh jangan ngaco yah loe berdua, gue gak godain anak orang " bantah Dimas membela diri.
" Kalau gak godain terus ngapain loe ke kantin duduk disebelah tuh cewek sambil masang senyum sok imut kaya tadi " Arjuna menatap ke arah Dimas dengan tatapan menggoda.
" Yah gak ngapa ngapain, gue cuma ngajak Mentari pulang bareng kok "
" Mentari? mahasiswi baru itu? " sambar Kevin sedikit terkejut dan disambut anggukan oleh Dimas.
" Wah berani juga loe Mas, tapi emang cantik sih Mentari. kalau kata gue nyaris sempurna tu anak, otaknya juga oke makanya dia bisa dapat beasiswa di kampus kita " jelas Kevin seolah olah tahu segalanya.
" Loe tahu Mentari juga? " Arjuna dan dimas kompak bertanya kepada Kevin.
" Ya gue tahulah, daritadi gue dengar banyak cowok cowok yang ngomongin Mentari katanya cantiklah, pintarlah, cewek idamannyalah dan yah yang gue perhatiin daritadi emang cantik anaknya "
" Ah tapi tuh cewek bukan tipe gue banget. lihat aja penampilannya biasa gitu " timpal Arjuna.
" Iya tahu, loekan suka cewek yang seksi dan berpenampilan modis " seru dimas seraya menyenggol lengan Arjuna.
" Terus gimana Mentari mau gak pulang bareng sama loe? " tanya Kevin lagi.
" Ya maulah, Dimas gitu " sambil mengibaskan kerah bajunya Dimas tersenyum bangga. " Gue juga dapat nomornya Mentari " Dimas menunjukan ponsel yang dilayarnya terdapat tulisan Mentari.
" Wah asik juga loe udah langsung dapat nomornya, gue boleh minta gak nomornya Mentari? " pinta Kevin sambil tersenyum.
" enak aja loe, masa loe mau nikung gue. loe cari aja yang lain " Dimas segera memasukan handphone kedalam saku kemeja yang dipakainya.
" Apaan sih loe berdua cewek biasa kaya gitu aja direbutin. hati hati loe Mas, Mentari itu masuk ke kampus kita karena beasiswa udah pasti dia orang gak mampu awas loe entar diporotin sama dia " timpal Arjuna dengan sikap cueknya.
Tanpa Arjuna dan Dimas sadari ternyata Mentari sedang berjalan dari arah belakang mereka, Kevin yang melihat Mentari segera menendang kaki Arjuna. Mentari yang sudah mendengar ucapan Arjuna berpura pura seolah olah tidak mendengar apapun. Tapi sungguh tidak bisa dipungkiri ekspresi wajah Mentari yang tadinya tertawa lepas bersama Salsa tiba tiba berubah menjadi pucat. Salsa yang menyadari hal itu segera merangkul bauh Mentari.
" Jangan dipikirin Tar kata kata kak Arjuna, diakan gak kenal sama kamu makanya di asal ngomong kaya gitu " Salsa mengelus bauh Mentari.
Mentari tersenyum menatap Salsa yang begitu baik kepadanya.
Arjuna dan Dimas yang terlambat menyadari kehadiran Mentari terlihat salah tingkah tapi tidak dengan Arjuna sikap cueknya lebih mendominasi. Arjuna merasa bahwa apa yang dikatakannya itu adalah kenyataan. Arjuna sangat anti terhadap cewek yang hidupnya susah karena menurutnya cewek yang susah itu mendekati pria pria kaya hanya untuk memoroti hartanya saja.
" Mentari " Dimas menatap ke arah mentari seolah ingin menjelaskan yang terjadi. tapi buru buru Mentari melemparkan sebuah senyuman ke arah Dimas dan berpura pura seakan tidak mendengar ucapan Arjuna tadi.
" Eh iya kak, saya permisi mau duduk di tempat saya kak " Mentari melangkah sambil menggandeng tangan Salsa.
Deg.. jantung Mentari berdegup kencang saat berjalan melewati Arjuna yang berdiri didepannya. Hatinya sungguh sakit mendengar perkataan Arjuna tadi tapi Mentari mencoba tetap tersenyum menutupi perasaan sedihnya. begitupula dengan Arjuna, bagaikan tersengat listrik jantungnya tiba2 berdegup kencang saat Mentari berjalan di dekatnya, tiba tiba saja muncul rasa bersalah dalam dirinya namun segera ditepisnya dalam hati.
Dimas dan Kevin yang melihat Mentari pergi merasa tidak enak hati akibat perkataan Arjuna sahabat mereka itu. Entah Mentari mendengarkan atau tidak tapi Dimas yakin bahwa Mentari sudah mendengar perkataan Arjuna tadi.
" Wah parah loe men " Dimas menatap kesal ke arah Arjuna.
" Apanya yang parah? kan gue ngomongin kenyataan. " Arjuna berusaha membela diri.
" Woi udah udah gak usah dibahas lagi, Mentarinya juga gak apa apa kalian yang pada ribut " Timpal Kevin memeluk bahu kedua sahabatnya dan mengajak kedua sahabatnya untuk kembali ke tempat mereka karena kegiatan ospek akan segera dilanjutkan kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Yjs
sukses weta jao ,,jef saju
2020-07-20
1
indahjazz17
awal"nya lumayanlah...
2020-06-30
1
Nury Pow
kyaknya ok
2020-06-27
1