BAB 4

Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, kegiatan ospek sudah selesai dan tiba saatnya untuk masuk dalam rangkaian acara bebas. Sebagai ketua panitia ospek Dimas mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada TYME karena kegiatan ospek berjalan dengan lancar. selesai mengucapkan sepata duapata kata langsung dilanjutkan dengan acara makan makan yang disiapkan oleh panitia ospek dan acara bebas. ada yang mengisi acara bebas dengan menari, bernyanyi dan standup comedy. Acara penutupan ospek sangat meria, semua mahasiswa mahasiswi larut dalam suasana bahagia tapi tidak dengan Mentari.

Mentari memilih untuk keluar dari aula dan duduk di bangku taman dekat lapangan. Mentari duduk sendirian pikirannya melayang jauh sampai sampai dia tidak menyadari ada seseorang yang datang menghampirinya.

" Tar... " Salsa menepuk bauh Mentari, tapi tidak mendapat respon sama sekali.

" Mentari " kali ini suara Salsa lebih lantang lagi sontak membuyarkan lamunan Mentari. " Mikirin apa sih Tar? daritadi siang sampai sekarang kamu kelihatan beda banget lebih banyak murungnya " Salsa berpura pura tidak tahu tentang kejadian tadi siang yang ia lihat di belakang taman kampus.

" eh.. gak apa apa kok Sa. aku cuma lagi pusing aja " Mentari mencoba menutupi masalah yang sedang berkecamuk dihatinya saat ini.

" kamu gak ada masalahkan Tar? soalnya aku perhatiin hari ini kamu lebih banyak diam.

" enggak kok Sa aku aman aman aja gak ada masalah " Mentari tersenyum menutupi kegundahan didalam hatinya.

" Kita makan yuk Tar " ajak Salsa berusaha mencairkan suasana.

" Ayo Sa, aku juga udah laper banget " Mentari berdiri sambil menggandeng lengan Salsa.

sesampainya didalam aula, Mentari dan Salsapun segera menuju ke meja tempat makanan dihidangkan. Di atas meja makan sudah tersedia banyak sekali menu makanan. Semua makanan terlihat sangat lezat dan menggugah selera. Mentari takjub melihat banyaknya makanan yang tersaji diatas meja, maklum saja semenjak kepergian sang ayah Mentari sudah tidak pernah lagi merasakan makanan mewah sperti yang ada dihadapannya saat ini. Sesekali ia akan makan makanan enak yang dibawah oleh sang ibu dari rumah majikan tempat bu Sofi bekerja. Hal itu tentu berbeda dengan Salsa kapan saja ia mau makan makanan seperti yang ada di hadapannya ia tinggal pergi bersama sopirnya menuju ke tempat makan mewah yang ia inginkan.

Tanpa menunggu lama Mentari dan Salsa segera mengambil piring dan sendok, lalu mulai memilih menu makanan yang mereka suka. Meskipun Mentari jarang makan makanan enak tapi ia tetap bisa mengontrol diri agar mengambil secukupnya dan tidak berlebihan. Setelah memilih makan yang disukai, Mentari dan Salsa segera memilih tempat duduk. Mentari dan Salsa duduk berhadap hadapan, mereka melahap makanan lezat itu sambil menikmati lantunan musik yang dibawahkan oleh mhasiswa yang memiliki suara merdu, sambil sesekali mengobrol.

" Sa, makanannya enak yah? " Mentari memberikan komentarnya setelah merasakan makanan yang disantapnya.

" Ia Tar, maklumlah inikan makan dari restaurant mahal " ujar Salsa sambil terus mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

" Siapa yah yang masakin makanan sebanyak dan seenak ini? hebat banget " puji Mentari akan kenikmatan yang memanjakan lidahnya.

" Yang pasti bukan kakak kakak panitia. kalau aku nggak salah ni yah, ini tuh makanannya dipesan dari restaurant mewah yang ada di kota ini " Jelas Salsa sebelum meneguk air mineral yang ia pegang

" Wah kaya banget yah kampus kita, makanan buat acara penutupan ospek aja kaya gini, udah kaya resepsi pernikahan " Mentari tersenyum menatap menu makanan yang ada dihadapannya.

" Ia emang kaya, tapi semua makanan ini gratis kok. Soalnya yang punya restaurant tersebut kak Arjuna "

" uhuk.. uhuk.. uhuk.. " Mendengar nama Arjuna disebut Mentari tiba tiba batuk.

dengan cepat Salsa menyodorkan sebotol air mineral untuk Mentari. Mentari segera meneguk air yang diberikan Salsa.

" Kenapa sih Tar tiba tiba batuk gitu " tanya Salsa perhatian.

" Nggak apa apa kok Sa " Mentari berusaha menutupi penyebab dirinya batuk.

" Pelan pelan aja makannya " Salsa mengelus punggung Mentari.

Setelah merasa enakan, Mentari dan Salsa melanjutkan makan. Saat sedang asik menikmati makanan masing masing, tiba tiba datang seorang gadis cantik bertubuh tinggi dan seksi, siapa lagi kalau bukan Alisa Sudarjo. Alisa berdiri tepat dihadapan mentari dengan kedua tangan memutar mutar ujung rambutnya.

" Enakan makanannya? " tanya Alisa sambil menatap Mentari.

" Enak kak " jawab Salsa sambil mengangguk anggukan kepalanya.

" Ya jelas enaklah, ini semuanya makanan mahal langsung dari restaurant ternama dikota ini. sengaja disajikan khusus untuk mahasiswa baru yang udah bayar mahal biar bisa masuk di kampus ini. udah tahu belum siapa pemilik restaurantnya? " Tanya Alisa lagi sambil tersenyum sinis.

Mentari berusaha untuk tidak memberikan reaksi apapun ataupun menjawab pertanyaan Alisa, karena Mentari sadar bahwa Alisa sengaja mengatakan hal tersebut hanya untuk merendahkannya.

" Tahu kak, ini restaurant punyanya kak Arjuna " seru Salsa tanpa menatap Alisa.

Karena merasa diabaikan Mentari, Alisapun naik pitam. Ia menggebrak meja yang ada dihadapannya. Seketika beberapa pasang mata tertuju ke arah mereka bertiga. Sontak Mentari dan Salsa membulatkan kedua bola matanya karena merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Alisa.

" Eh elo cewek kampung! kenapa diam aja daritadi! " Alisa menatap tajam kepada Mentari. " elo bisu! kenapa cuma diam aja! eh cewek kampung gue ingatin yah sama loe, jangan coba coba ngerayu Arjuna dia itu milik gue! " Kali ini Alisa mencengkram sebelah lengan Mentari.

" Sa saya nggak pernah ngerayu kak Arjuna kak " seru Mentari terbata bata.

" Halaa nggak usah bohong loe cewek kampung! loe kira gue nggak tahu apa! tadi siang elo peluk pelukan sama Arjuna di taman belakang! " kali ini Alisa meninggikan suaranya.

Semua yang mendengar ucapan Alisa sontak terkejut, begitupun dengan Mentari dan Salsa,. Kini semua mata tertuju kepada Mentari, mereka menatap Mentari dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

" Ya Tuhan kak sa saya nggak pernah peluk peluk kak Arjuna, se semuanya nggak seperti apa yang kakak pikirkan. " Mentari mencoba menjelaskan dengan suara gemetaran.

" Nggak usah bohong deh loe! gue lihat semuanya! Kemarin loe ngedeketin Dimas, setelah loe tahu Arjuna lebih kaya daripada Dimas sekarang loe malah ngerayu Arjuna. Dasar murahan loe! kenapa gak sekalian jual d*ri aja loe di PUB! "

Mendengar ucapan Alisa, tanpa bisa dicegah air mata Mentari jatuh dari pelupuk matanya. kini Mentari sudah tidak bisa menahannya lagi.

" Udah kak cukup, kakak salah paham " sambung Salsa mencoba membela Mentari.

" Diam loe! gue nggak minta penjelasan dari loe! " Alisa mendorong dada Salsa hingga Salsa sedikit mundur dari posisinya sekarang berdiri.

Mentari yang melihat sahabatnya didorong seperti itu merasa tidak terima dan mencoba menjelaskan kepada Alisa.

" Kak, saya berani bersumpah saya nggak pernah ngerayu kak Arjuna. kakak salah paham aja. jangan libatin sahabat saya cuma karena kakak nggak suka sama saya. "

" Masih berani mengelak yah loe! emang benar benar murahan loe! asal loe tahu mau loe seribu kali berusaha ngerayu Arjuna loe nggak akan bisa dapatin hati Arjuna karena loe bukan tipe cewek Arjuna! Arjuna anti sama cewek miskin dan kampungan kaya loe! "

" Terserah kakak mau bilang apa sama saya, tapi saya nggak pernah ngerayu kak Arjuna. " Mentari berusaha mengatakan yang sejujur jujurnya sambil menyeka air matanya yang terus mengalir.

Karena merasa tidak puas dengan apa yang Mentari katakan, Alisa hendak mengayunkan tangan kanannya untuk menampar Mentari. beruntung tangan Alisa berhasil ditahan oleh Arjuna. Arjuna menahan tangan Alisa lalu melepaskannya. Alisa yang melihat kedatangan Arjuna, segera berbalik dan mendekati Arjuna lalu dengan manjanya merangkul lengan Arjuna.

" Loe salah paham Al, gue nggak ada apa apa sama Mentari. loe tahu sendiri dia bukan tipe gue " Arjuna mengucapkan kalimat tersebut sambil melepaskan tangan Alisa dari lengannya. Kali ini mulut dan perasaan Arjuna tidak sejalan. apa yang Arjuna ucapkan itu justru sebaliknya. Arjuna sangat menyesal mengucapkan kata kata itu, tapi harus bagaimana lagi rasa gengsi Arjuna begitu tinggi.

Mendengar perkataan Arjuna air mata Mentari semakin deras mengalir. Mentari merasa dirinya dipermalukan habis habisan seolah olah ia yang tergila gila pada Arjuna. Mentari sudah tidak tahan lagi dengan cepat Mentari mengambil ranselnya lalu pergi berlari keluar. Salsa yang melihat Mentari pergi segera menyusul Mentari.

Melihat kepergian Mentari, hati Arjuna terasa begitu sakit. kali ini ia sudah tidak mungkin lagi mendapat kata maaf dari Mentari. Perasaan Arjuna ingin sekali mengejar Mentari tapi rasa gengsi menahannya untuk tidak mengejar Mentari.

" Mentari... " Teriak Salsa sambil mengejar sahabatnya itu. " Tar, tunggu aku " Salsa berusaha menghentikan langkah kaki Mentari.

Mentari segera menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap Salsa. Dengan cepat Mentari memeluk Salsa yang sudah ada dihadapannya. Mentari menangis sejadi jadinya dalam pelukan Salsa, ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Mentari ingin sekali menjelaskan kepada Salsa apa yang terjadi sebenarnya.

" Maafin aku yah Tar, aku nggak bisa belahin kamu " Salsa menitikan air mata. " aku percaya Tar sama kamu ".

mendengar kata percaya, Mentari mengangkat kepalanya.

" Sa, semua yang dikatakan kak Alisa itu nggak benar. aku nggak pernah ngerayu kak Arjuna " Mentari mencoba menjelaskan meski dengan terbata bata.

" Ia Tar, aku tahu. aku tahu bukan kamu yang ngerayu. "

" Kamu tahu Sa? "

Salsa menganggukan kepalanya.

" Tadi siang aku lihat kak Arjuna minta maaf sama kamu Tar, aku juga lihat kak Arjuna narik tangan kamu dan peluk kamu. tapi aku nggak berani ngasih tahu kamu karena aku takut kamu akan marah. " jelas Salsa sambil mengelus punggung Mentari.

" tapi kamu dengar sendirikan Sa, dengan santainya kak Alisa memutar balikan fakta. "

" Udah udah Sa, nggak usah peduliin kak Alisa, mungkin dia cemburu ngelihat kak Arjuna meluk kamu. secara diakan suka sama kak Arjuna " Salsa mencoba menguatkan sahabatnya itu.

Mentari segera menyeka air matanya dengan tissue yang diberikan Salsa. Ia mencoba menenangkan pikirannya.

" Tar, udah jam setengah tujuh, kita balik yuk? " seru Salsa sembari tersenyum menatap Mentari yang sudah menyeka air matanya.

" ayo Sa, aku juga udah cape banget pengen mandi terus tidur. "

" Kamu pulang bareng aku aja Tar " ajak Salsa lagi.

" Nggak usah Sa, aku nggak mau ngerepotin kamu. aku naik ojek aja. " Mentari menolak tawaran Salsa dengan lembut, ia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu.

" Ih.. nggak apa apa Tar, kitakan searah lagian kamu sahabat aku biar aku bisa tahu kamu tinggal dimana, masa sahabat nggak tahu rumah sahabatnya sendiri. lagian aku nggak merasa direpotin kok, kan ada mang Jojo yang nganterin. " Bantah Salsa sambil tersenyum polos.

Mentaripun pasrah dan tidak membantah apa yang Salsa ucapkan. Kedua sahabat itu segera melangkah menuju parkiran mobil, sesampainya di parkiran mobil sudah ada mang Jojo yang menunggu mereka.

Mobilpun melaju meninggalkan parkiran kampus. Mentari sangat beruntung memiliki sahabat seperti Salsa yang begitu baik dan perhatian kepadanya.

Terpopuler

Comments

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualaikum semangat berkarya thor

aku sudah boom like ya

jangan lupa mampir keceritaku Dia Untukku

Terimah Kasih.

2020-08-25

1

Oki Indriani

Oki Indriani

keren cerita nya kak

2020-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!