BAB 7

" Mentari.. Mentari ibu jalan duluh nak " Bu Sofi mengetuk pintu kamar Mentari hendak berpamitan. Tapi tidak ada jawaban dari Mentari. " tumben jam segini dia belum bangun " gumam bu Sofi dalam hatinya. " Ah sudahlah mungkin Mentari masih cape " lanjutnya lagi.

Bu Sofipun melangkahkan kakinya lalu keluar menuju mobil yang sudah terpakir didepan rumahnya. Setiap pagi dan Malam mang Ujang selalu mengantar dan menjemput bu Sofi itu salah satu tugasnya sebagai sopir di kediaman pak Adi.

dert.. dert.. dert..

Suara ponsel yang berdering membangunkan Mentari dari tidurnya yang lelap. diraihnya ponsel tersebut lalu membuka sebuah pesan. Sontak Mentari membulatkan kedua bola matanya ketika membaca nama sang pengirim pesan *ARJUNAKU* disertai emoticon love.

Mentari bertanya tanya dalam hatinya bagaimana bisa ada nama kontak Arjunaku dalam ponselnya dan siapa yang memasukan nomornya. Saat sedang fokus dalam pikirannya sendiri tiba tiba ponsel Mentari berdering lagi kali ini bukan pesan yang diterima melainkan sebuah video call dari Arjuna. Dengan cepat Mentari mematikan panggilan video call tersebut.

dert.. dert.. dert..

ponsel Mentari berdering kembali. Ada banyak chat yang masuk. Mentari segera membuka isi chat tersebut.

" selamat pagi sayang "

" udah bangun? "

" kenapa dimatiin panggilannya? "

" sayang.. "

Begitulah isi chat yang dikirimkan Arjuna. setelah membaca isi chat tersebut wajah Mentari menjadi kemerahan bagaikan kepiting rebus, tanpa sadar air mata Mentari jatuh dari pelupuk matanya. Seketika Mentari kembali teringat akan kejadian kemarin sore yang menimpanya. Mengingat kejadian tersebut membuat hati Mentari semakin sakit. Mentari menangis sejadi jadinya dan memukul dadanya sendiri, Mentari merasakan sesak yang begitu dahsyat dalam dadanya. Membaca chat dari Arjuna membuat Mentari muak dan hatinya semakin hancur.

Mentari enggan membalas chat dari Arjuna. Diletakan kembali ponselnya di atas meja belajar lalu Mentari berjalan keluar mengambil handuk dan mandi. Hari ini Mentari bangun kesiangan, Mentari merasakan sakit diseluruh tubuhnya. Pikirannyapun kacau. Kejadian yang membuatnya kehilangan kesucian terus menari nari didalam pikirannya.

" Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? kenapa engkau memberiku cobaan seberat ini? Aku nggak sanggup Ya Tuhan. hiks.. hiks.. hiks.." seru Mentari dalam hati sambil terus menangis.

Mentari merasa kehidupannya hancur, tidak ada lagi yang bisa ia banggakan. Wajah Arjuna terus menari nari dalam ingatan Mentari dan itu membuat Mentari semakin frustasi. Mendengar namanya saja membuat Mentari gila.

pip.. pip..

Suara klakson mobil yang menandakan Arjuna sudah sampai didepan rumah Mentari. Mentari segera keluar dan mengunci pintu rumahnya lalu masuk kedalam mobil yang dikendarai Arjuna. Baru juga duduk Arjuna sudah meghujani Mentari dengan pertanyaan yang bertubi tubi.

" Kenapa kamu nggak bales chat aku? " serga Arjuna langsung pada intinya.

Mentari diam tidak menghiraukannya. Harus ke kampus dan dijemput Arjuna sudah membuatnya benar benar muak apalagi harus mengobrol dengan Arjuna lebih baik Mentari berjalan kaki untuk pergi ke kampusnya.

" Mentari.. " kali ini Arjuna menghaluskan nada bicaranya. " Aku tanya kenapa kamu nggak bales chat aku, nggak angkat telepon aku? sebegitu bencika kamu sama aku? " Arjuna benar benar mengontrol emosinya.

" Jadi maksud kakak saya harus bahagia melihat kakak?! " balas Mentari jutek.

" nggak gitu sayang... "

Deg..

Jantung Mentari berdegup kencang mendengar Arjuna memanggil dirinya dengan kata sayang.

" Jangan panggil saya sayang! " potong Mentari sebelum Arjuna menyelesaikan ucapannya.

" Kenapa jangan?! " Arjuna mulai kehilangan kontrol. "

" Karena kata sayang hanya pantas diucapkan oleh pasangan kekasih yang saling mencintai dan saling menghormati satu sama lainnya. " Jelas Mentari tanpa memandang Arjuna.

" Aku mohon sama kamu, jangan buat kesabaranku habis. Aku memang banyak salah sama kamu tapi aku ingin memperbaiki semuanya. " Arjuna memegang erat kedua tangan Mentari dan menatap lekat wajah cantik itu.

Mentari segera memalingkan wajah cantiknya dari hadapan Arjuna tanpa membantah apa yang dikatakan Arjuna. Mentari bingung harus menjawab apa. Disatu sisi mendengar permintaan Arjuna yang begitu tulus membuat Mentari ingin membuka hatinya tapi disisi lain bayang bayang dari kejadian pahit yang dilakukan Arjuna seolah olah membuat Mentari tidak bisa bangkit lagi.

" Sayang, aku nggak bisa nganter kamu sampai kedalam kampus. aku belum siap ngasih tahu anak anak tentang hubungan kita. aku masih memikirkan waktu yang tepat untuk ngasih tahu Dimas dan Kevin. nggak apa apa yah kamu turun disini? " Jelas Arjuna sambil menghentikan mobilnya tidak jauh dari gerbang kampus.

Mentari tidak menjawab ataupun membantah, segera Mentari melepaskan seatbeltnya. setelah melepaskan seatbeltnya Mentari hendak membuka pintu mobil dengan cepat Arjuna mencegah tangan Mentari lalu menggenggamnya dan membalikan tubuh Mentari kemudian mengecup mesra kening Mentari.

" Aku sayang kamu " Seru Arjuna sambil membukakan pintu mobil untuk Mentari.

Mentari tidak memberikan respon apaun pada setiap perkataan dan perlakuan Arjuna. Mentari belum bisa menentukan pilihannya.

Mentari segera turun lalu berjalan beberapa langkah dan masuk kedalam gerbang kampus. Arjuna sudah masuk terlebih dahulu dengan mengendarai mobilnya. Tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang sedaritadi sedang mengamati mereka berdua.

" Gue yakin Alisa bakal marah besar kalau tahu apa yang gue lihat pagi ini " Gumam Karla dalam hati.

Ya Karla, salah satu sahabat Alisa. Mereka berteman sejak masih duduk di bangku SMA. Selain Karla masih ada satu lagi sahabat Alisa yaitu Sari. Ketiganya sudah bersahabat saat masih duduk di bangku SMA. Ketiganya berasal dari keluarga kaya. Orangtua merekapun juga berteman akrab. Alisa dan dua sahabatnya itu sangat terkenal dikalangan mahasiswa lainnya. Bagaimana tidak terkenal, ketiganya berasal dari keluarga kaya, memiliki wajah cantik dan bergaya hidup glamour. Banyak pria yang ingin mendekati mereka tapi tidak semudah membalikan telapak tangan, karena masing masing dari mereka memiliki kriteria tertentu bagi pria yang ingin menjadi kekasih mereka.

KARLA

SARI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!