BAB 15

Dert.. dert.. dert..

Ponsel Mentari berdering. Mentari segera mengambil ponselnya lalu mengecek sebuah pesan dari Arjuna. Setelah membaca pesan tersebut Mentari kembali meletakan ponselnya kedalam ransel tanpa membalas.

Indra bisa melihat raut wajah Mentari yang sedikit kusut. Indra tahu saat ini suasana hati Mentari sedang tidak baik, ia enggan bertanya . Dibiarkannya Mentari melayang bersama pikirannya sendiri.

Indra memarkirkan mobilnya disalah satu minimarket. Mentari yang tersadar mobil yang dikemudikan Indra berhenti segera bertanya.

" Kenapa kita berhenti disini kak? " Seru Mentari bingung.

" Kamu tunggu disini bentar yah. " Indra segera turun dari mobilnya.

Mentari menatap kepergian Indra dengan penuh rasa bingung.

Mobil Arjuna berhenti tidak jauh dari mobil Indra. Arjuna mengamati Indra yang keluar dari mobilnya.

" Ngapain tu dosen berhenti? " Gumam Arjuna dalam hatinya.

Arjuna ingin sekali turun dan menyeret Mentari turun dari mobil Indra tapi itu tidak mungkin bisa bisa dirinya ketahuan.

Tidak lama menunggu Indra keluar dari minimarket tersebut dengan menenteng satu kantong plastik kecil entah apa isinya Arjuna tidak dapat melihat dengan jelas.

Setelah masuk kedalam mobilnya Indra segera memberikan sebuah kantong plastik kepada Mentari.

" Makanlah " Titah Indra sembari tersenyum.

Mentari menerima kantong tersebut lalu tersenyum.

" Terimakasih kak " Mentari mengambil satu buah ice cream cone dari dalam kantong tersebut.

Mentari membuka kulit ice cream coklat tersebut lalu melahapnya dengan senyuman senang. Maklum masih remaja dikasih ice cream pasti senang.

Indra tahu betul bagaimana menghadapi seorang gadis remaja. dibelikannya empat buah ice cream berbagai varian rasa. Indra tahu ice cream yang dingin dapat menyejukan hati yang panas apalagi rasa coklat paling pas untuk menghilangkan stres.

Indra tersenyum saat menatap Mentari yang sedang asik melahap ice cream coklatnya.

" Kak, makasih yah. kakak sangat baik. " Seru Mentari menatap Indra sambil terus menikmati ice creamnya.

" Sama sama. habiskanlah " Titah Indra tersenyum senang.

***

Arjuna masih mengikuti Mentari dan Indra dengan perasaan kesal. Pikirannya tidak tenang. Arjuna mulai membayangkan yang bukan bukan. Bagaimana kalau Indra berani menyentuh Mentari seperti yang pernah ia lakukan kepada Mentari.

" Argh!! Tidak tidak! " Arjuna berteriak pada dirinya sendiri. " Tidak ada yang boleh menyentuh tubuhmu selain aku Mentari "

Arjuna mengacak acak rambutnya dengan satu tangan. Saat ini Arjuna terlihat sangat frustasi. Bagaimana ia tidak frustasi, gadis yang dicintainya berada didalam satu mobil bersama pria lain.

Mobil yang dikendarai Indra berhenti tepat disebuah rumah mungil yang tak lain adalah kediaman Mentari.

" Terimakasih banyak ya kak " Mentari segera melepaskan seatbeltnya.

" Ya sama sama Mentari. " Balas Indra tersenyum. " Jangan lupa dimakan coklatnya, ice creamnya juga. " seru Indra sembari menunjuk paper bag dan kantong ice cream yang diberikannya.

Mentari sangat ingin mengajak Indra mampir tapi saat ini Mentari benar benar ingin sendiri melepaskan segala bebannya.

Mentari melambaikan tangannya sambil tersenyum dan dibalas dengan suara klakson mobil. Mobil Indra melaju pergi meninggalkan rumah Mentari. Mentari segera masuk kedalam rumah.

Arjuna yang melihat mobil Indra sudah menghilang dari jalanan kompleks tersebut segera memajukan mobilnya dan berhenti tepat didepan gerbang kecil rumah Mentari.

Arjuna segera memarkirkan mobilnya lalu turun dan masuk kedalam pekarangan rumah Mentari.

Tok.. tok.. tok..

Arjuna mengetuk pintu tanpa mengucapkan salam, ia takut jika mengucapkan salam Mentari akan mengenali suaranya dan pastinya tidak akan membuka pintu untuknya.

Tok.. tok.. tok..

Sekali lagi Arjuna mengetuk pintu rumah Mentari.

" Ia sebentar " Seru Mentari dari dalam yang sedang berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian Mentari segera keluar dan membuka pintu. Betapa terkejutnya Mentari mendapati Arjuna yang berdiri di depan pintu rumahnya. Dengan cepat Mentari berusaha menutup kembali pintu rumahnya, sialnya Arjuna dengan cepat menahan pintu tersebut lalu mendorongnya. Pintu rumah akhirnya terbuka lebar. Mentari sangat ketakutan melihat Arjuna, maklum saja dimata Mentari Arjuna adalah sosok lelaki yang kejam yang merampas mahkotanya dengan paksa.

Arjuna segera masuk lalu mengunci pintu rumah Mentari seolah olah itu rumahnya.

" Kakak ngapain kesini?! " Bentak Mentari gemetaran.

" seharusnya aku yang nanya kenapa kamu bisa pulang sama tuh dosen brengsek! " Arjuna meninggikan suaranya. sudah daritadi Arjuna menahan amarahnya, akhirnya sekarang bisa ia luapkan tepat pada sasarannya.

" Terserah saya mau pulang sama siapa aja! bukan urusan kakak! " Balas Mentari tak kalah lantang.

" Semua yang berhubungan sama kamu itu urusan aku! Aku cinta sama kamu! Aku yang ngambil kesucian kamu! " Seru Arjuna dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

Mentari terdiam sejenak mendengar perkataan Arjuna. Air mata jatuh dari pelupuk matanya. Arjuna yang melihat air mata Mentari jatuh merasa bersalah.

" Maafin aku sayang " Arjuna mencoba menyeka air mata Mentari namun Mentari segera menepis tangan Arjuna dengan kasar.

" Kakak bilang cinta sama saya? " Tanya Mentari sembari tertawa kecil disela tangisnya.

Arjuna mengangguk lalu mencoba mendekati Mentari.

" Menghina, merendahkan saya seolah olah saya yang mengejar ngejar kakak, merampas kesucian saya, mengancam saya, apa itu yang dinamakan cinta? jawab! " Mentari berteriak membentak Arjuna. Mentari sudah tidak dapat mengontrol emosinya lagi. Hatinya benar benar sakit. Mentari sudah tidak perduli lagi dengan semua ancaman Arjuna. Gadis cantik yang lembut tiba tiba berubah menjadi pemarah sperti itu.

Yang Mentari inginkan saat ini hanyalah ketenangan. Mentari tidak ingin bertemu dengan Arjuna, Mentari merasa hidupnya semakin sulit saat mengenal Arjuna.

" Saya mohon kak silahkan pergi dari sini " Seru Mentari sambil menunjuk pintu keluar.

" Mentari tolong dengerin duluh penjelasan aku. Aku tahu aku salah, aku minta maaf sama kamu. jangan menghindar dari aku sayang. please. " Pinta Arjuna tanpa sadar air mata jatuh membasahi pipinya.

Mentari tidak perduli dengan ucapan Arjuna, Mentari segera memalingkan wajahnya kesembarang tempat.

" Mentari maafin aku. maaf karena aku nggak bisa jadi cowok yang baik buat kamu. tapi aku janji Mentari aku akan berusaha buat kamu bahagia. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk mengakui kamu. Please maafin aku sayang. " Seru Arjuna sambil terus berusaha menggenggam tangan Mentari.

" Saya tidak perduli sama semua ucapan kakak! Saya cuma pengen sendiri! Tinggalin saya sendiri! saya mohon kak tinggalin saya! " Mentari terus menitikan air mata.

Arjuna yang melihat Mentari terus menangis tanpa henti akhirnya mengalah dan memilih pulang. Arjuna ingin memberikan waktu untuk Mentari. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk mendapatkan maaf dari Mentari. Biarlah Mentari memberikan waktu untuk perasaannya.

" Baiklah, aku akan pergi. biar kamu tenangin diri kamu duluh. Tapi kamu harus ingat Mentari jangan pernah berpikir untuk ninggalin aku. "

Arjuna berbalik dan keluar dari rumah Mentari. Pikirannya kacau balau. Mentari segera menutup pintu rumahnya lalu masuk kedalam kamarnya. Tangis Mentari semakin menjadi jadi. Bukan hidup seperti ini yang Mentari inginkan.

Arjuna mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya kacau hatinya sakit. Semua serba berantakan. Arjuna tidak menyangka cinta bisa membuatnya gila. Arjuna yang duluh tidak percaya dan tidak perduli dengan cinta kini sedang dibutakan oleh cinta.

" Sial!! "

Arjuna memukul mukul setir mobilnya.

Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Mentari. membayangkan wajah Mentari yang sedang menangis membuat rasa bersalah pada diri Arjuna semakin besar.

" Gue emang bodoh! pengecut! ********! " Lagi dan lagi Arjuna mengatai dirinya sendiri.

ini visual untuk pak Indra

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

Arjuna loe udah jatohin harga diri Ani beberapa kali di depan byg org, loe gak berani mengakuinya, loe gengsi Ken ekonomi mentari, pokoknya loe bego deh

2021-11-17

0

Dante Junior

Dante Junior

visual Indra terlalu tua

2020-08-03

1

Juli Rahmawati

Juli Rahmawati

visual pa indra apa tak trlalu tua ya

2020-07-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!