Bab 20 Perubahan

Mengingat ada tugas penting, Akia yang sebenarnya masing ingin berlama-lama merendam diri memutuskan menyelesaikan aktivitas tersebut lalu membilas tubuhnya dengan air shower. Setelah merasa bersih Ia pun mengenakan handuk yang sudah tersedia dikamar mandi itu lalu keluar dan melihat Gladys sudah menyiapkan gaun yang sangat indah di ranjang.

"ki, sudah selesai?" Tanya Gladys setelah menoleh. Ia pasti mendengar suara derit pintu terbuka sat Akia keluar tadi.

Akia sendiri yang masih berdiri diambang pintu kamar mandi pun mengangguk. Ia agak malu tampil begitu di depan orang asing.

"Ayo duduk sini!" Titah Gladys yang mengarahkan Akia pada sebuah kursi rias yang menghadap ke cermin. Semua peralatan make up sepertinya lengkap disana.

Akia bingung dan masih terdiam ditempatnya, Ia ragu-ragu ingin mengayunkan kaki, tapi Gladys yang sangat peka melihat Akia seperti itu langsung menghampiri dan menariknya untuk duduk. Gladys sangat tahu kalau Akia pasti tidak terbiasa di perlakukan orang lain seperti itu.

"Jangan malu-malu Ki. Biasa saja, aku gak akan bilang ke orang lain kok bagaimana lekuk tubuhmu di balik handuk ini," ucap Gladys yang menatap wajah Akia masih pias.

Gladys kemudian menuangkan sebuah Botol berisi pembersih pada kapas dan mengusapkan nya ke wajah Akia.

"Kalau sampai aku tidak selesai merias mu dalam waktu yang tepat. Revan pasti akan sangat kecewa sama aku," sambung Gladys lagi yang mulai bercerita.

Akia mengulum bibir. "Kenapa harus dirias?"

Gladys meneguk liur mendengar pertanyaan lucu Akia. Harusnya sebagai perempuan itu tahu bahwa hal itu wajib untuk di lakukan. "Bukankah semua wanita ingin terlihat memukai di depan pria Ki? Kau ini terlalu polos untuk mengerti kalau itu sangat penting bagi Seorang wanita. Mereka harus bisa berdandan cantik supaya dapat memikat hati pasangannya, kalau tidak berdandan pasti pria itu cari yang lain kan?" ucap Gladys diiringi kekehan kecil.

Sedang Akia hanya cengar-cengir. "Bukankah Cinta itu dari hati ya bukan dari penampilan," ujar Akia pelan namun masih terdengar oleh Gladys.

"Zaman sekarang mana ada cowok setia kalau kita tidak pandai membuatnya nyaman, Ki. Lihat para istri sekarang rajin ke salon gara-gara banyak dari suami mereka ke cantol pelakor," tutur Gladys lagi. Tidak tahu apa yang di oleskan nya kewajah Akia gadis itu merasakan sensasi dingin.

"Oya, apa kamu beneran pacarnya Denan?" Tanya Gladys menyelidik. Ia tidak sepenuhnya percaya perkataan Revan yang suka membual. "Bukan apa-apa ya, secara Kamu kan bukan tipenya. Denan itu hanya suka dan tertarik dengan cewek yang feminim, cantik dan berkelas. Sedang kamu_," imbuh Gladys lagi tak sampai hati mau melanjutkan perkataanya.

"Iya saya ngerti kok. Entahlah, saya juga tidak tahu jawabannya alangkah lebih baiknya tanya saja langsung padanya," jawab Akia masa bodoh. Tidak penting juga Ia tahu seperti apa kriteria Denan sebenarnya.

"Mungkin ada sesuatu yang kau miliki dan kelebihan itu tidak di miliki cewek lain." Sembari bicara tangan Gladys sangat telaten meratakan cream diwajah Akia. Namanya saja Akia tidak tahu. Karena Akia tidak memperdalam pelajaran yang berbahasa korea.

Akia membenahi posisi duduknya agar lebih nyaman dan menjawab lagi. "Ah, apanya yang beda, justru aku merasa heran kenapa dia milih OG kayak aku."

Gladys tersenyum. "Aku suka dengan mu, Ki. Kamu sangat terbuka dan jujur. Em, kamu mau gak jadi temanku?" Tawar Gladys.

"Apa, tentu saja. Masak aku menolak sih bukannya banyak teman tambah asyik ya?" Jawab Akia dengan senang.

"Bagus, mulai sekarang kita berteman."

Entah mengapa Gladys langsung merasa akrab dengan Akia, mungkin kerena Akia sangat polos dan lucu juga terkesan blak-blakan dalam berbicara. Ia yakin Akia tidak mungkin berwajah dua.

Gladys segera mempercepat pekerjaannya mendandani Akia segesit mungkin setelah Ia melirik jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 06.00 petang dan itu berarti waktunya sangat mepet.

"Ki, pakai gaun ini, kita lihat apakah gaun ini pas ditubuh mu, kalau tidak akan kucari kan gaun yang lain!" Pinta Gladys.

Akia pun segera memakai gaun itu dengan bantuan Gladys. " Waw, gaun ini bersahabat dengan mu tanpa minta dirubah sedikit pun!" Seru Gladys terkagum-kagum.

"Serasa putri...," Celoteh Akia tak sadar.

"Kamu benar, Liat saja Ki. Semua cowok akan tercengang dengan penampilan mu," tukas Gladys lagi.

"Oke, tunggu disini. Aku berganti pakaian dulu ya, setelah itu Kita perbaiki wajah dan rambutmu," tukas Gladys yang melihat rambut Akia masih tergulik oleh handuk.

Gladys bergegas meninggalkan Akia untuk mendandani dirinya. Setengah jam kemudian Ia sudah kembali dengan gaun berwarna kuning langsat dan sudah terlihat cantik. Rambutnya digulung keatas hanya menyisakan sedikit disamping kiri kanannya yang dibuat curly, tubuhnya yang tinggi dan ideal membuat Akia iri melihatnya. Ia jadi merasa tak seberuntung Gladys.

"Kamu sangat cantik sekali Glad," puji Akia seraya berbinar.

"Terima kasih," jawab Gladys. "Oke sekarang tugasku harus segera selesai ayo benarkan posisimu," ujar Gladys meminta Akia menghadap cermin lagi.

Gladys segera memperbaiki penampilan Akia. memberikan lipstik merah merona ke bibir tipisnya, karena warna itu sangat cocok dengan warna bibir gadis itu.

Entahlah apa pun yang dilakukan Gladys, Akia hanya menurut saja. Ia pasrah mau di dandani seperti apa, tapi yang pasti Ia puas dengan hasil yang di berikan wanita berkelas itu.

Gladys sengaja meleraikan rambut Akia yang diberikan catokan sedikit di bagian ujungnya, karena menurutnya rambut Akia begitu indah jadi tidak perlu di ikat. Ia cukup menambahkan sebuah jepitan kecil disisi sebelah rambut Akia untuk menyempurnakan penampilan nya dan itu di sertai berbagai aksesoris seperti anting dan gelang yang menambah kesempurnaan seorang Akia.

"Waw, Kau sangat cantik Akia, aku sudah menduga perubahan besar ini!" Seru Gladys lagi. Ia tidak percaya seorang perempuan yang tadinya lusuh dan pucat kini bersinar bak putri negeri khayangan.

Akia yang juga mendapatkan pujian Gladys jadi tersipu.

Setelah selesai Gladys bertanya lagi.

"Apa kau bisa memakai High heels?" Perempuan itu beralih mengamati bentuk kaki Akia.

"Sedikit," jawab Akia yang memang pernah memakainya ketika acara kampus di desa.

Tanpa pikir panjang Gladys segera menyiapkan sepatu yang senada dengan baju Akia setelah beberapa saat diambilnya dari luar. Yang pasti semua yang dipakaikan Gladys pada Akia adalah barang baru dan mewah.

Akia yang di suguhi sendal indah itu segera memakainya karena Gladys ingin melihat apakah sepatu tinggi itu pas di kaki Akia atau tidak. Setelah di coba, Gladys mengembangkan senyum karena sepatu itu sesuai perkiraan nya. Akia jadi terlihat sedikit tinggi dan menakjubkan Orang yang melihatnya.

"Oke, Ki. Ternyata high heels itu ingin berada di kaki mu dan itu membuat diriku sendiri tak percaya kamu bisa berubah se drastis ini." Senang Gladys rasanya karena berhasil melakukan pekerjaanya dengan sempurna. Ia yakin pengorbanan itu membuat Revan makin sayang.

Tin! Tin!

klakson mobil menggema dipelataran.

Gladys yang memeriksa dari jendela lantai dua salonnya pun tahu kalau itu jemputan mereka.

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥𝐈V𝐎N𝐄ℛᵉˣ ⍣⃝కꫝ🎸

𝓐𝔂⃝❥𝐈V𝐎N𝐄ℛᵉˣ ⍣⃝కꫝ🎸

Iya Gladys..kelebihan Akia adalah dia sudah ada dihati Denan sejak kecil,menempati satu ruang dihatinya meski belum disadarinya..😍

2022-09-14

2

buk e irul

buk e irul

wow wow terkaget kaget,mas denan iki 😀

2022-09-02

1

🦋⃟ℛ siti nurdiah🦋ᴬ∙ᴴ࿐🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

🦋⃟ℛ siti nurdiah🦋ᴬ∙ᴴ࿐🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

Cinderella yg bikin denan mabuk kepayang dan bikin klepek-klepek akhirnya datang

2022-09-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!