Bab 5 Cari Masalah Baru

"Aku adalah Bos mu, Kau paham!" Bentak Denan.

Nampak sekali wajahnya terlihat marah pada Akia yang sejak tadi melawannya.

"Ha!" Akia tercengang mendengarnya. Lalu Ia pun berlutut di hadapan Denan.

"Bos, maaf, Bos. Saya gak tau kalau anda adalah Bos disini. Tolong Bos, jangan pekerjaan saya di OG saya janji tidak akan mengulangi kelancangan saya," ucap Akia memelas.

Denan tak perduli dan menyempar lengan Akia dengan kakinya hingga Akia terjatuh

"Aw...!" teriak Akia terkejut.

"Jangan pernah sentuh kaki saya dengan tangan kotor mu itu!" Ejeknya sambil duduk menumpu kaki nya sebelah, menatap Akia yang masih pada posisinya. "Dan satu lagi, jangan laku kan kesalahan jika tidak ingin dipecat!" Ancam Denan lagi dengan nada masih keras.

"Ba_ baik Bos," jawab Akia terbata

Ia tidak menyangka kalau Bos muda itu sangatlah kasar dan arogan.

Denan langsung bangkit dan membenahi jas nya.

"Cepat buatkan aku koffe dan antar keruangan ku!" Perintahnya kemudian.

"Baik Bos," jawab Akia pasrah.

Denan pun melangkah keluar diikuti Revan, namun kerena iba nya pada Akia. Revan menghentikan langkahnya

"Satu setengah sendok gula dan satu sendok koffe," tukasnya singkat memberi tahu Akia takaran koffe yang akan dibuat untuk Denan lalu melangkah pergi.

Akia hanya terdiam, dan mengambil posisi duduk di kursi yang di sediakan untuk OG maupun OB

"Ayah, kenapa nasib Akia begini? Seharusnya Akia mendapat pekerjaan lebih baik, malah jadi OG," keluh Akia menyesal. "Akia, makannya hati-hati kalau bicara, tau rasa 'kan sekarang," teriaknya pada dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya kesal dan menyesal.

Setelah cukup lama merenung Akia baru ingat kalau Ia harus membuatkan Denan Koffe. Tanpa pikir panjang Akia segera mengganti bajunya dengan seragam OG. "OG baru ya?" tanya seorang OG lainnya pada Akia.

"Iya Mbak," jawab Akia. Kali ini Ia harus berhati-hati dalam berucap. Sambil tangannya membuat Kopi

"Kok kamu berani sih sama Bos, untung cuma di pekerjakan ke OG, kalau baru masuk udah dipecat 'kan gak lucu," bisik OG itu.

Akia hanya tersenyum mendengar teman barunya itu. "Ya udah aku mau antar dulu minuman ini sama tu cowok arogan," tukas Akia. Susah juga Ia menahan lidahnya untuk tidak mengumpat Denan.

"Hati-hati dia itu galak dan semaunya!" Teriak teman OG nya saat melihat Akia semakin jauh.

Sesampai nya di ruangan Denan, Akia langsung mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" sahut Denan.

"ini Bos, koffe nya," tukas Akia. Ia berusaha tersenyum semanis mungkin dihadapan Denan, walaupun serasa lebay sambil meletakkan kopi itu dimeja.

Denan tak menyahut namun menatap dengan seksama kearah Akia. sambil menggigit bolpoin nya. Akia jadi merasa risih dan takut diperhatikan oleh Denan seperti itu.

"Permisi!" Ucapnya membungkuk. Ia memutar tubuhnya dan hendak melangkah.

"Tunggu!" Cegah Denan.

Deg!

Akia mengelus dadanya khawatir, padahal Ia sangat berharap tidak dipanggil lagi kerena melakukan kesalahan pada Denan.

Akia berbalik dan berusaha mengulas senyum lagi.

"Iya Bos, ada permintaan lain?" Tanyanya selembut mungkin. Sungguh menjijikkan harus bersikap semanis itu dihadapan Bos yang arogan seperti Denan begitu pikiran Akia.

"Pijitin pundak ku!" Perintahnya kemudian dengan nada yang begitu datar tampa ekspresi sambil mengerakkan kursi putarnya ke kanan dan ke kiri.

"Ha! pijitin Bos?" Tanya Akia tercengang.

"Iya kenapa? Mau dipecat?" Tukas Denan melotot dengan nada penuh ancaman. Tak ubahnya rubah berduri.

"Oh, enggak, enggak Bos biar saya kerjakan," Jawab Akia. Ia pun meletakkan nampan nya dan bergegas kebelakang Denan. Ia akan menggunakan jurus maut memijitnya untuk membuat Bos sombong itu berhenti merendahkan.

"Hu!" dengus nya dibelakang Denan. Ingin sekali Ia menjitak kepala cowok ngeselin itu. Sayang kedudukan pemuda itu tak sebanding dengannya. Bahkan Ia rela merendahkan diri sendiri agar tetap bekerja di tempat itu.

"Gimana Bos, enak gak?" Tanya Akia sambil memenye kan mulutnya.

"Hm, lebih keras lagi dong, kok lembek gitu sih?" Protes Denan sembari menikmati sentuhan tangan Akia yang terasa pas di pundaknya.

"Baik Bos," jawab Akia. Ia pun memijat pundak Denan sekuat tenaganya agar Bos itu kapok dan tidak menyuruhnya lagi sesuka hati.

(Ni rasain lo) Gelak Akia dalam hati.

"Hey, kau sudah gila ya?" Sentak Denan yang mendadak memutar kursinya kearah Akia. Tatapannya sudah mirip harimau yang siap menerkam.

"Ma_ maaf Bos, saya tidak pandai memijit," elak Akia seraya menunduk takut tapi ada rasa puas membalas pria songong itu.

"Hais, lalu bisanya apa, ha?" Decak Denan yang melotot seakan bola matanya hampir keluar.

"Buat koffe Bos," jawabnya.

Denan pun memutar kursinya lagi dan menyeruput koffe itu.

Bruus!

Denan menyemburkan koffe itu kelantai dan menjulurkan lidahnya yang terasa kepanasan.

"Hais!" Decak nya lagi mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan. Wajahnya jadi memerah bak udang jumbo di Panggang di atas bara apa.

"Kenapa Bos?" Tanya Akia sedikit panik. Pasalnya Ia membuat sesuai dengan apa yang diberitahukan Revan padanya.

"Kenapa tidak bilang kalau masih panas, bod*h!" Bentak Denan lagi-lagi mendelik sampai urat-uratnya menegang.

"Ya bukannya Bos tau kalau buat Koffe pakek air panas," Tukas Akia yang tidak terima di salahkan. Sangkalan itu semakin membuat Denan kesal.

"Apa! Berani-berani nya kau."

"Maaf, maaf Bos," tukas Akia lagi.

"Cepat bikin koffe itu segera hangat !" Perintahnya lagi tanpa ampun. Sungguh penyiksaan yang teramat sadis bagi Akia.

"Ha? Di apain Bos?" Tentu Akia bingung caranya.

"Terserah kamu!" Sentak Denan ketus.

Akia pun meraih koffe itu dan meniupnya.

"Hey, kenapa ditiup? Apa kamu pikir aku mau minum bekas bau mulut mu, hah?" Jengah Denan lagi terus saja marah-marah. Bisa pecah kepalanya meladeni cewek kampung itu.

"Terus pakek apa, Bos?" Tanya Akia serba salah. Ingin hati memaki tapi tak punya keberanian untuk itu.

"Kipas pakai itu!" tunjuk Denan pada sebuah foto ukuran sepuluh kali lima belas yang tergeletak tak berbingkai dimeja dengan posisi tengkurap.

Akia mengambilnya dan memandang foto itu.

"Wah ini kan poto Zazhia, Model tercantik di Jakarta ya Bos?" Seru Akia yang sangat senang memandang poto itu. Ia sangat ngefans dengan model itu.

"Bodo amat, lakukan saja," tilas nya tak perduli. Tidak penting juga kalau foto itu dibuang ke sampah pun. Karena baginya wanita itu sudah bukan yang utama. Denan juga tidak perlu memberi tahu Akia sebab gadis itu juga tidak akan mengerti amarahnya tidak stabil gara-gara wanita yang di foto itu sudah mengacaukan hidupnya.

"Ya ampun dia cantik banget sih?" Puji Akia seorang diri.

Terpopuler

Comments

Nur Inayah

Nur Inayah

knpa dulu akia sangat penurut alim ga berani melawan kk Tri sama ibu Tri nya walaupun tertindas tapi knpa sekarng bar bar bgtu sperti wanita tida berpendidikan lanjut touur

2023-04-30

1

Rina_Ibnu_Hajar

Rina_Ibnu_Hajar

keren kak

2023-04-05

0

.

.

ini udah kayak tikus sama kucing..

2022-09-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!