Bab 11 Pusing

Ia pun segera masuk dan duduk disamping Akia yang masih menatap heran kearahnya.

"Bos, saya mau dibawa kemana Bos?" Tanya Akia lagi.

Denan masih bungkam, lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi

"Bos, pelan-pelan Bos, saya takut." Akia memegang pegangan di atap mobil dengan kuat sambil memejamkan matanya.

Denan tersenyum melihat tingkah gadis OG itu, entah mengapa Ia senang membuat si gadis OG tersiksa karena nya, Denan seperti mendapat sebuah hiburan sejak kedatangan Akia yang bawel dan selalu membantahnya itu dikantornya.

Selama ini, tidak ada seorang pun yang berani berbicara sepatah kata pun dengannya dengan lancang kecuali Revan sahabatnya.

Akia berusaha memberanikan diri membuka sebelah matanya setelah dirasa mobil mulai berjalan pelan.

Lalu Ia pun membuka kedua matanya lebar-lebar dan duduk dengan santai tampa menunjukkan rasa takut yang menderanya tadi.

Ehemz... ehemz...

Akia berusaha mengambil nafas agar merasa lebih tenang lagi.

Denan mengulum senyum dibuatnya.

"Bos, Bos mau membunuhku ya?" mulut bawel Akia mulai mengoceh lagi. "Bos, walaupun aku jelek begini kalau aku sakit sedikit saja orang tua ku menangis lho Bos."

Denan menatap sesaat ke arah Akia mendengar ucapan yang baru saja diucapkannya. Lalu pokus kembali menyetir.

Denan menghentikan mobilnya disebuah taman dipinggir danau. Ia langsung keluar dari mobil diikuti Akia yang masih penuh banyak pertanyaan dibenaknya pada Denan yang membawanya kesana.

Denan langsung mendaratkan pantatnya di kursi panjang menghadap danau indah itu. Serasa semilir angin menghembus segar menerpa kulit keduanya.

Belum ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, semua begitu hening dan sepi.

Akia yang selalu bersikap cuek pun ikut mendaratkan pantatnya disamping Denan. Ia tersenyum senang melihat sekeliling Danau yang begitu mempesona itu. Sungguh besar ciptaan Tuhan, membuatnya merasa bersyukur atas nikmat itu.

Akia pun menatap Denan, Ia menangkap ada sesuatu yang Denan sembunyikan darinya. Ya, sebuah kegetiran dalam hidup.

Akia tau, kalau Denan sepertinya punya banyak masalah yang tidak diketahui orang lain.

"Bos!" Akia mulai membuka suaranya memberanikan diri untuk berkata sambil meneguk air liurnya. "Danau ini dan tamannya begitu indah, sama seperti hati manusia, Ia akan merasa bahagia jika selalu bersyukur atas nikmat sang pencipta," ulasnya.

"Heh, tau apa kamu?" Tanya Denan tersenyum simpul namun tak menoleh sedikit pun pada Akia.

"Aku tidak tau apapun Bos, yang aku tau aku selalu berusaha bahagia setiap aku menghadapi suatu masalah," tukas Akia lagi.

Denan pun menatap Akia dengan lekat.

"Walaupun aku akan selalu memarahi mu?" Tanya Denan kemudian.

Akia mengangguk sambil mengulas senyum.

"Kau tidak tau apa pun tentang kehidupan ku, Ki," tutur Denan.

"Ya, tentulah Bos. kita kan baru kenal beberapa hari saja," timbal Akia. "Tapi Bos_, kenapa Bos membawa aku kesini?"

"Kau itu OG di kantor ku, jadi terserah aku lah mau bawa kamu kemana," delik Denan. Ia tampak mulai

kesal pada Akia yang bicara terus.

"Tapi saya kan harus kerja Bos, nanti OG yang lain ngambek lagi aku gak ikut bersih-bersih," protes Akia. Ia tidak mau juga disalahkan teman-teman OG nya nanti. Pekerjaan itu sangat melelahkan jika Ia tak ikut ambil bagian.

"Kau membantahku ya? Yang bayar kamu itu aku bukan mereka," sergah Denan melotot meninggikan suaranya. Entah kenapa bertemu Akia membuatnya ingin selalu marah-marah. Sebab Akia sangat bawel dan banyak pertanyaan. Itu semua karena Ia tidak tahu apa-apa atau hanya mau membuat jengkel Denan sendiri tidak tahu.

"Maaf Bos kan saya cuma takut aja," sungut Akia.

"Hais, Kau ini. !" decak nya lagi. Denan lagi-lagi melotot kesal. "Mentang-mentang aku diam, Kau terus saja mengoceh," imbuh Denan lagi. Ia masih kesal pada Akia yang selalu saja membantahnya.

"Maaf Bos, saya 'kan cuma_."

Sstt!

Denan mengisyaratkan Akia melalui jari tangannya yang fi letakkan di atas bibir gadis itu agar Akia mengunci mulutnya untuk tidak berbicara terus menerus. Ia ingin merasakan damai dan tenangnya tempat itu tanpa suara bising.

"Iya Bos."

Akia pun diam sambil menggigit bibir bawahnya setelah Denan meminta untuk tidak berbicara. Padahal hati nya mengutuk Bos Songong itu.

Drrrr!

Denan segera meraih ponselnya saat terasa bergetar di saku jas nya.

Denan menatap layar ponsel itu dengan tatapan malas setelah tau itu adalah Xenia. Namun akhirnya Ia tetap menggeser tombol hijau untuk menerima.

"Halo."

(Den, apa kau sibuk)Tanya Xenia dari seberang telpon.

"Iya, aku di kantor sekarang," jawabnya dengan nada datar.

(Aku di kantor mu sekarang, tapi kau tidak ada) Tak di sangka Xenia hanya memberi pertanyaan yang menjebak Denan.

Lantas Denan terkejut dan mencari alasan.

"Oh, aku sedang meeting diluar."

(Denan, aku tau kau mendapat undangan dari Ceran, Apa kita bisa bersama kesana) Tentu tujuan Xenia sebagai pasangan kekasih.

"Maaf Xen, aku sangat sibuk sekarang nanti aku hubungi lagi." Denan tidak punya keinginan untuk itu. Ia tidak tertarik untuk membawa Xenia kesana.

Tut! Tut! Tut!

Denan memutus sambungan ponselnya.

"Alasan! decak Xenia membulatkan matanya menatap layar ponsel setelah nada tanda telpon berakhir. "Aku akan membuatmu mencintai aku Den," desis Xenia lagi dengan kesal.

***

"Dasar! mengapa gadis itu masih saja menelpon ku," gerutu Denan seorang diri. Sungguh mustahil dirinya menyukai Xenia.

"Siapa Bos?" Tanya Akia penasaran.

"Bukan urusan mu!" Sentak Denan lagi.

Ia pun melangkah kembali ke mobil.

"Tunggu Bos!" Teriak Akia yang ditinggal dan langsung segera mengekor.

Setelah beberapa menit perjalanan,

Denan dan Akia berhenti di sebuah restoran.

Denan memilih tempat duduk dilantai dua diikuti Akia yang memilih kursi berhadapan.

Denan melambaikan tangannya memanggil pelayan. Hingga tak lama tampak seorang pelayan langsung menghampiri.

"Mau pesan apa, Tuan?" Tanyanya dengan lembut dan sopan sambil menyerahkan buku menu makanan pada Denan.

Denan langsung memesan beberapa makanan lezat. Ia mudah sekali mengatakan ucapan yang sedikit aneh di telinga Xenia.

"Akia, pesan saja apa yang kamu mau!" tukas Denan sambil menyerahkan buku itu pada Akia. Gadis itu pun menerima dan memeriksa. Ia membelalakan mata akan bahasa asing disana. Untuk pertama kalinya Akia benar-bernar tak mengerti. Pasalnya sepanjang Ia sekolah bahasa itu jarang sekali di pelajari. Pernah masa SMA ada pembahasannya. Tapi hanya sekedar mengucapkan selamat pagi, atau sapaan semacamnya.

glek!

Akia terpaku meneguk liurnya dengan kasar saat berpindah melihat harga makanan yang tertera di sana.

"Ha, dua ratus lima puluh ribu, tiga ratus ribu, seratus lima puluh ribu, lima ratus ribu." Ia membolak-balik kan halaman menu di buku itu. "harga segini ma bisa buat aku makan seminggu, Bos," tilasnya kemudian tak percaya.

Terpopuler

Comments

Nur Inayah

Nur Inayah

cape deh lanjut thuir

2023-04-30

1

☂⃝⃞⃟ᶜᶠ 𝐑𝐢𝐓𝐚★𝐚𝐅𝐫𝐞𝐋𝐢💕

☂⃝⃞⃟ᶜᶠ 𝐑𝐢𝐓𝐚★𝐚𝐅𝐫𝐞𝐋𝐢💕

dari sebuah kekesalan itu akan menjadi cinta denan🙈🤣

2022-09-11

1

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

serius denan, menarik akia masuk kedalam kereta... membawa akia pergi.... puuhh semangat ingatkan denan mau bawa kemana akia,,denan memandu laju terus, akia menjadi panik, pok pek pok pek aja mulut akia... dalam ketakut akia,tak henti2 membebel...... tapi denan buat biasa ja malah rasa lucu bila lihat akia gaya gitu...

2022-09-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!