Pagi hari yang cerah, embun masih berkabut dan membasahi setiap helai dedaunan diluar rumah.
Sebagian orang pasti sudah ada yang bangun dan bekerja dan sebagiannya mungkin masih mendengkur menikmati suasana yang dingin itu.
Tidak dengan Denan, Ia langsung menarik selimutnya saat melihat jam menunjukkan pukul 05.30 menit. Dan bergegas bangun dari ranjang empuknya.
Ia langsung turun kelantai bawah dan menemui Yuni yang masih bergelut di dapur bersama Bi Ainun.
"Mama, aku sudah bangun. Dimana makanan yang aku minta semalam?" Tanyanya sambil mengucek Matanya yang masih berat diajak terbuka.
Yuni tersenyum melihat putranya yang sudah mulai beranjak dewasa berdiri diambang pintu. Ia masih mengoseng tumis kacang panjang. Bauk sedap menyeruak menyengat ke dalam rongga hidung.
la pun menghampiri Denan yang masih termenung menatapnya.
"Iya sayang, makananmu sudah ada. Cepat mandi sana bauk acem ni," tukas Yuni meledek sembari menutup hidung.
"Iya Ma," jawab Denan. Ia melangkah sedikit malas untuk mandi sepagi itu.
Denan mandi air hangat sambil bersenandung dengan nada musik gitar yang sering Ia mainkan untuk Akia dengan riang. Hingga beberapa menit berlalu.
Denan pun bergegas mengenakan seragam biru putih . Ia masih kelas dua SMP dan sangat manja pada orang tuanya.
"Mama, dimana kaos kakiku?" Teriak Denan dari lantai atas. Ia paling anti untuk mencari dan lupa dimana Ia menyimpan barang miliknya.
Yuni yang sudah selesai menghidangkan sarapan dimeja pun langsung naik kelantai atas untuk membantunya.
"Kebiasaan ya! Mama kan udah bilang kaos kakinya di laci paling bawah," Oceh Yuni gemas. Namun Ia selalu sabar menghadapi putra semata wayangnya itu dengan tulus.
"Maaf Ma," tukas Denan merasa bersalah.
"Ya sudah, segera turun kalau sudah selesai Papa harus kekantor pagi-pagi sekali. karena Papa akan diresmikan jadi Direktur utama ditempat kerjanya yang baru," jelas Yuni.
"Iya Ma," jawab Denan manyun.
Setelah selesai, Denan langsung bergabung bersama orang tuanya dimeja makan dan langsung menyeruput susu sampai setengah gelas.
"Den, ingat pesan Papa jangan bandel disekolah baru mu. Papa gak mau kamu bikin malu Papa lagi seperti disekolah kamu yang dulu," pesan Rama. Ia sudah sering dipanggil pihak sekolah karena kenakalan Denan.
Karena di sekolah nya yang lama Denan terkenal sombong, angkuh dan sering bolos sekolah diam-diam. Tak jarang Ia dihukum membersihkan WC karena sering mendapat nilai C dan tidak mengerjakan PR.
Akia lah yang sering membantunya mengerjakan tugas. Itulah sebabnya Ia sangat suka berteman dengan Akia.Tapi sekarang Ia harus mandiri tanpa bantuan Akia disisinya.
"Iya Pa," jawab Denan cemberut sembari menggigit bebek bakar kesukaannya.
Setelah selesai sarapan. Rama dan Denan berpamitan dengan Yuni.
*SMP Bhakti Husada
Rama dan Denan tiba disekolah. Sudah banyak anak-anak yang berdatangan pagi itu. Mereka nampak sangat ceria.
"Denan, ayo turun! Papa tidak bisa mengantarmu masuk karena Papa buru-buru," tukas Rama kemudian.
"Tidak perlu Pa, Denan justru akan malu kalau Papa ikut Masuk," jawab Denan santai sambil menikmati pemandangan disekolah barunya.
"Baiklah, ayo turun!" Perintah Rama pada Denan yang masih duduk didalam mobil.
"Oke Pa," jawabnya. Ia bergegas membuka pintu mobil dan melompat turun. Namun, Baru saja menutup pintu Mobil tiba-tiba sebuah motor menyelinap ugal-ugalan menabrak nya hingga jatuh dan kepalanya terbentur trotoar.
"Denan...!" teriak Rama terkejut. pengemudi motor itu langsung tancap gas saat melihat Denan tidak sadarkan diri.
Dalam sekejap jalanan itu dipenuhi orang-orang yang melihat Denan terkapar pingsan. Tampa basa basi Rama langsung menggendongnya ke mobil dibantu orang tua siswa yang lain.
*Rumah Sakit Sehat Merdeka
Denan langsung dimasukkan keruang UGD dan mendapat penanganan langsung dari Dokter.
Yuni berlari-lari di koridor rumah sakit dan menjatuhkan tubuhnya yang lemas didada Rama.
Ia sangat panik saat tau Denan kecelakaan.
"Apa yang terjadi Pa, kenapa Denan sampai kecelakaan dihari pertamanya sekolah?" Tanya Yuni sambil terisak takut.
"Entahlah Ma, semua terjadi begitu saja," jawab Rama sambil mengelus rambut sang Istri.
Ceklek!
Terdengar pintu terbuka.
Seorang Dokter dan seorang perawat keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana dengan keadaan putra saya, Dok?" Tanya Yuni tak sabar.
"Maaf Pak, Bu akibat benturan keras di kepalanya Denan harus mengalami amnesia," jawab sang Dokter.
"Amnesia? Apa bisa disembuhkan Dok?" tanya Rama kemudian.
"Insya Allah, tapi mungkin waktunya tidak bisa dipastikan kapan akan pulih," ulas sang Dokter.
"Maksudnya Dok?" Tanya Yuni tidak paham.
"Ini sering terjadi pada pasien yang memiliki kasus serupa dengan Denan. Amnesia yang dialaminya bisa pulih mungkin cepat, mungkin juga lambat," jelas Dokter.
"Kami kurang paham maksud Dokter?" Tanya Yuni lagi.
"Ya tergantung kondisi Pasien bisa mudah atau tidak nya mengingat masa lalu. Bisa terjadi satu minggu, bulan atau mungkin tahunan," jelas Dokter lagi menjabarkan. "Dan ingat jangan coba memaksa ingatannya untuk pulih. Biarlah Dia perlahan mengingat sendiri siapa dan apa yang dilupakannya," imbuh sang Dokter.
"Baik Dok," jawab keduanya bersamaan.
"Apakah Denan akan melupakan kita, Pa?" Tanya Yuni yang kembali menjatuhkan diri di pelukan Rama setelah Dokter pergi.
"Kita akan menjelaskan perlahan-lahan Ma," jawab Rama tenang.
10 TAHUN KEMUDIAN
Pagi itu Akia berangkat ke sekolah. Ia akan menghadiri wisuda di kampusnya. Meski tak bisa pergi bersama orang tua pendamping. Tak mengurangi semangatnya untuk terus maju.
Namun saat Ia sampai di persimpangan, sebuah mobil tiba-tiba hampir menyerempet sepedanya hingga Akia hilang kendali.
Sepeda yang di tumpangi nya itu akhirnya oleng hingga sampai menindih kaki Akia yang tergusur ke badan jalan.
"Aduh ...!" Teriaknya terkejut.
Karena khawatir terjadi apa-apa mobil itu langsung berhenti. Kedua pemuda keluar dari dalamnya untuk mengecek kondisi Akia.
"Mbak gak papa? Ada yang luka?" Tanya salah seorang darinya. Ternyata yang di dalam mobil itu salah satunya adalah Alan Kakak lelaki Fatimah sahabatnya.
Lekas pemuda itu mengangkat sepeda Akia lalu mengulurkan tangan ke arah gadis itu. Dengan sedikit gugup Akia menerimanya.
"Aduh perih...!" Ucapnya mengeluh seraya menunduk lagi memeriksa lututnya yang berdarah.
Pemuda itu mengambil sapu tangan dari bajunya lalu berlutut untuk melilitkan benda itu di kaki Akia.
"Bagaimana kalau kita ke Dokter saja?" Tanya pemuda itu.
"Oh tidak usah Mas, saya harus ke kampus sekarang," tolak Akia.
"Tapi kakimu terluka?" Seloroh pria itu.
"Iya gak papa, cuma sedikit kok," jawab Akia lagi.
Pemuda itu tersenyum. "Kenalin saya Revan," ucapnya sembari mengulurkan tangan.
"Akia...," jawab gadis itu singkat. Tapi karena pemuda itu asing baginya Akia tidak menyambut uluran tangan tersebut.
"Maaf Mas saya permisi dulu!" Pamitnya sembari menuntun sepeda itu menjauh.
Tingkah laku Akia tak ayal membuat Revan dan Alan yang melihatnya terkekeh penuh keheranan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nur Inayah
mungkin yg nabrak denan itu saingan bisnis bpa nya denan
2023-04-30
1
Nur Inayah
lama dong klo si dengan nya amnesia untuk bertemu dengan kia
2023-04-30
1
.
nasib mu malang betul denan
2022-09-16
3