Bab 15 Getaran

Akia sampai diruang belakang khusus Office girls, Ia menghela nafas untuk mensetabilkan nafasnya yang masih ngos-ngosan abis berlari dari Denan sambil memegang dadanya. Jantungnya hampir saja copot kerena ulah Denan barusan.

Akia melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Ah, tampaknya aku datang terlalu pagi," decak Akia lagi. Perasaannya menjadi sangat takut. Ia meletakkan tas selempang dari bahunya ke meja. Ada kewaspadaan terhadap Denan yang mungkin saja menyusulnya.

"Aduh dadaku kenapa berdetak terus?" Akia memegangi nya berusaha untuk mengatur nafas yang tersengal-sengal.

"Gila tu Bos, mau apa dia? Bisa-bisa nya mau cium aku tadi. Astaga bagaimana kalau dia masuk kesini dan memperkosaku. Alamat selesai sudah mimpi-mimpi yang ku cita-citakan untuk masa depan," gerutunya lagi masih tak habis pikiran atas tindakan Denan barusan.

"Beruntung aku bisa kabur, terserah sajalah kalau nanti aku dipecat juga bodo amat," omelnya lagi masih menduga-duga.

Akia pun mengambil seragamnya di loker dan segera ganti baju. Ia mulai menyiapkan peralatannya untuk membersihkan ruangan Denan tapi hatinya ragu-ragu, takut jika Denan berbuat macam-macam lagi padanya.

Akia mondar-mandir di depan pintu ruangan Denan, berharap ada karyawan yang segera datang. Namun nihil beberapa menit sudah berlalu tak ada satu pun pegawai yang datang.

Pikiran kotor terus membayangi. Khawatir kalau Denan akan melakukan sesuatu terhadapnya. Jika sampai terjadi sudah tak lagi yang bisa Ia banggakan dalam hidup.

"Para pegawai lain mana sih kok belum pada Dateng, aku kan takut Bos Denan nanti berbuat aneh-aneh lagi," oceh Akia lagi sambil memeluk gagang sapu. Sesaat Ia merenung mengingat lagi bagaimana Denan begitu mengerikan.

"Tapi aku gak nyangka lo, Bos Denan yang tampan namun dingin dan tidak memiliki ekspresi dalam bicara itu ternyata mesum juga ya. Atau jangan-jangan aslinya emang mesum," gumam Akia kemudian.

"Tapi, Bos Denan kan ganteng, badannya bagus. Masak oya sih dia mesum? Apa jangan-jangan semua karyawan cewek digituin lagi?" Akia mulai traveling dengan pemikiran-pemikiran ngeres yang masih nyangkut di otaknya. Ia menoleh lagi ke arah pintu untuk memastikan apakah ada karyawan lain yang sudah datang

"Is nyebelin kemana sih orang-orang itu. Apa mereka semua berangkat lebih siang dari ini?" Tukasnya berdecih dan bertanya sendiri.

Dengan memberanikan diri, terpaksa Ia pun membuka pintu dengan perlahan memunculkan kepala nya untuk memeriksa kedalam ruangan lebih dulu. "Mana "Mana mungkinlah dia di ruangan kayaknya sepi deh aman buat aku," celetuknya lagi sambil mengukir senyum tenang.

Akia kemudian membuka pintu itu lebar-lebar lalu masuk dengan menenteng peralatan yang di bawanya. Tapi karena takut di marahi Akia tak punya pilihan untuk menutupnya kembali berharap Ia tidak akan di lecehkan.

Ia dengan rajin mulai menyapu lantai sambil bersenandung riang, lagu itu adalah lagu kesukaannya yang dinyanyikan pengamen tadi. Sudah lama sejak terakhir nyanyi adalah saat Ia berpisah dengan sahabatnya.

Tanpa disadari Akia, tiba-tiba ada yang hendak membuka pintu ruangan tersebut. Akia jadi terkejut tiba-tiba, detak jantungnya yang tadi sudah normal lagi kembali berdebar tidak beraturan.

"Wah, jangan-jangan Bos Denan lagi," gumamnya dengan wajah takut.

Akia pun segera mencari tempat bersembunyi. Tapi sepertinya ruangan itu terlalu terang untuk di jadikan tempat. Tapi tak sengaja bola matanya tertuju di bawah kolom meja kerja Denan yang memiliki penutup depan. Ia meninggalkan semua peralatan kebersihan itu dan masuk kedalam sana sembari menutupi mulutnya dengan telapak tangan agar iya aman.

Benar saja itu Denan. Ia baru saja masuk dan menatap tempat itu dengan heran, melihat ruangan masih sangat berantakan dan kacau.

Ia pun berjalan melangkah memposisikan berdiri di dekat kursi sambil memilih beberapa berkas yang diperlukan nya.

Akia semakin gemeteran melihat Kaki Denan begitu dekat denganya bahkan hampir menyentuh. Sial nya lagi Ia malah tak dapat menahan hidungnya yang tiba-tiba ingin bersin. Tanpa dapat di cegah semua itu keluar begitu saja.

Hachiiin!

Akia langsung membungkam mulutnya yang tak bisa diajak kerja sama.

Denan cukup terkejut akan Suara tersebut hanya mengerutkan dahi. Jelas Ia mendengar suara itu sangatlah dekat dengannya. Bola mata pemuda itu malah tak sengaja terpantik di bawah tempatnya berdiri dan melihat ujung sepatu yang bergerak-gerak di kolom sana.

Sekilas Denan menyungging senyum sinis, Ia pura-pura ber dehem lalu duduk dibawah kolom meja untuk melihat langsung siapa yang sudah berani bermain api dengannya sepagi itu.

"Oh... jadi kamu. Apa yang kau lakukan disini ha? Mau ngajak main petak umpet atau kau ingin_?"

"Hehehe... Bos." Akia berusaha tenang. Toh Ia juga sudah terlanjur ketahuan dan malu sendiri akibat ulahnya yang konyol. Mungkin di dunia ini hanya dirinya lah yang memiliki kelakuan begitu.

"Ngapain kamu disitu, keluar!" perintah Denan disertai lototan mengerikan.

"Gak mau Bos aku disini saja," tolak Akia yang masih takut. Ia merasa tempat sempit itu jauh lebih amandari kelakuan mesum Denan.

"Keluar!" Bentak Denan lagi tak bisa menahan kesal. Ia paling tidak suka akan pembatasan bawahannya.

"Gak mau Bos, disini enak, aku disini aja ya," tolak Akia yang menundukkan kepalanya takut.

Terpaksa Denan menarik lengan Akia dengan kasar Akia segera keluar dari kolom meja itu. Akan sangat tidak nyaman jika Akia bersikap demikian saat Ia masih pening akan pikirannya yang pelit.

Kali ini Akia hanya pasrah dan tak bisa menolak lagi kemauan Denan karena tangan pemuda itu mencekram nya dengan kuat.

"Lepasin Bos sakit," keluh Akia yang meringis menerima perlakuan Denan. Pemuda itu mengalah dan melepaskan pergelangan tangan Akia.

"Apa yang kamu lakukan dibawah sana?" Tanya Denan lagi tak habis pikir. Akia terdiam dan menunduk sambil memegangi tangannya yang memerah.

"Ow, aku tau, Kamu takut ya aku mencium mu atau malah kau berpikir aku akan menikmati tubuhmu yang kurus kering ini?" Delik Denan dengan tatapan menyeluruh ke tubuh Akia. Entah kenapa Denan berpikir demikian sampai kesana.

Namun apa peduli, Ia jadi tertantang mengganggu Akia dengan cara mendekatkan wajahnya kembali ke wajah Akia lalu mengapit tubuh gadis itu dengan kedua tangannya. Akia terjerembak, Ia tak dapat menghindar karena terhalang dari segala sisi.

Akia bahkan sampai terduduk dimeja dan menunduk ketakutan. Nafasnya bahkan menderu sangat cepat dan Denan dapat mendengar jelas detak jantung Akia.

Denan kemudian menatap gadis itu dengan lekat, hembusan nafas pemuda itu begitu kuat menerpa wajah Akia. Tubuhnya yang wangi sangat seger juga menyengat indra penciuman gadis itu. Denan pasti memakai minyak wangi branded yang harganya sangat fantastik.

"Apa kau benar-benar ingin merasakan ciumanku?" Goda Denan kemudian sambil memperhatikan bibir Akia yang imut dan menggoda menurutnya.

"Apa, Bos jangan macam-macam ya atau aku akan berteriak." Akia berharap ancaman ceteknya itu mampu membuat Denan sadar dengan perbuatanya.

Terpopuler

Comments

Nur Inayah

Nur Inayah

ya ampun klakuan akua kya bocah SD thuor

2023-04-30

1

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

jangan macam macam cukup satu macam aja😁😁

2022-09-01

1

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤

kenapa juga denan itu, tiba-tiba mencium akia, pelik hehe.... akia jadi takut sama denan, mungkin denan hanya mencoba kali ya

2022-09-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!