Mendapat izin untuk pergi, Akia segera masuk kamar dan menelpon Fatimah untuk memberi tahukan lewat ponsel genggam lusuhnya. Jika Ia di izinkan untuk ikut ke kota.
Selepasnya menelpon. Lekas Ia mengemasi baju-baju yang hendak di bawanya ke dalam sebuah tas lusuh yang Ia punya.
Malam itu Akia tidur lebih awal sehingga Ia bangun juga lebih cepat dari biasanya.
Berat hati Sang Ayah melepas kepergian Akia. Tapi Ia juga tidak boleh bersikap egois menghalangi cita-cita sang Anak.
"Akia ayo!" Teriak Fatimah dari halaman. Ia datang bersama dua orang pria yang sudah berpakaian rapi.
"Iya tunggu sebentar...!" Akia muncul dengan membawa tasnya. Ia cukup terkejut mengetahui dua orang pemuda itu adalah yang membuatnya jatuh dari sepeda kemaren.
"Oh jadi kamu yang mau ikut?" Tanya Revan tak ayal menimbulkan rasa gugup di hati Akia.
"Iya Pak ini sahabat saya," jawab Fatimah.
Revan mengangguk mengerti. "Oya ayo berangkat kita udah siang ni," ujar Revan lagi yang mengecek arlojinya.
Akia pun segera kembali menemui kedua orang tuanya yang sudah berdiri di ambang pintu dan menyalami mereka.
"Akia pamit ya Yah, Bu."
"Hati-hati di kota ya Nak. Jaga diri baik-baik."
"Iya Ayah."
Usai perbincangan itu mereka semua meninggalkan desa tercinta untuk menggapai masa depan.
Setelah menempuh perjalanan hampir setengah hari mereka pun tiba di kontrakan Alan. Nampak guratan lesu terlihat di wajah mereka.
"Lan, aku langsung pulang ya! Besok kalian harus sudah ke kantor pagi-pagi sekali!" Pesan Revan pada mereka.
"Iya Van, beres. Biar mereka jadi urusanku," jawab Alan.
"Sampai jumpa Kak," tukas Akia melambaikan tangan.
Revan hanya membalasnya dengan senyuman simpel, tapi sangat terlihat manis. lalu meninggalkan mereka dengan mobil sedannya.
Akia dan Fatimah digiring masuk ke kontrakan yang cukup luas itu oleh Alan. "Fatimah, Akia, itu kamar kalian istirahatlah karena besok kalian akan mulai disibukkan dengan pekerjaan!" Tukas Alan menunjukkan sebuah pintu yang tak jauh dari mereka berdiri.
Alan memencet dispenser berisi air putih yang dibawahnya sudah ditaruh gelas dan langsung di teguk sampai tandas. Alan terlihat sangat kehausan dan lelah.
"Bang Alan, Akia mau tanya boleh gak?" Tanya Akia. sedangkan Fatimah sudah masuk kekamar lebih dulu.
"Hm?" Hanya deheman yang terdengar Alan sudah langsung merebahkan tubuhnya di sofa.
"Revan, itu udah punya pacar ya, Bang?" Tanya Akia lagi.
Namun tak ada jawaban dari Alan, ternyata hanya dengkuran yang terdengar.
"is, Bang Alan, ditanyain malah ngorok," oceh Akia kesal. lalu Ia pun memutuskan menyusul Fatimah kekamar.
Keesokkan Harinya
"Akia, Fatimah, cepetan udah siang ni!" Teriak Alan gusar karena jam sudah menunjukkan pukul 07.15 menit.
"Iya Bang, sabar kenapa sih?" Sahut Fatimah. Tampak Akia dan Fatimah datang terburu-buru dan masih sibuk membenahi pakaian mereka.
"Makannya kalau bangun lebih pagi dong, kita 'kan bisa telat," gerutu Alan lagi. Lalu melangkah pergi lebih dulu diikuti Akia dan Fatimah.
"Fatimah, Fatimah, aku udah cantik belum?" Tanya Akia menyenggol lengan Fatimah sembari berjalan ke mobil taksi yang dipesan Alan.
"Sudah gak usah banyak tanya. Udah kesiangan masih aja sempet nya nanyain begituan, Ki," Dengus Fatimah.
"Biarin, biar cantik," timbal Akia acuh.
"Dasar kamu ni!" celetuk Fatimah lagi.
PT. ANGKASA INVERTISING
Mereka pun turun dari taksi yang mereka tumpangi. Akia dan Fatimah bergegas mengikuti Alan yang berjalan sangat cepat.
"Bang, tunggu napa Bang. Akia ke toilet dulu ya, kebelet," Tukas Akia. Ia tak dapat lagi menahan hajatnya.
"Astaga Akia, jangan Lama-lama kerena kali ini Bos akan menemui calon pegawai baru!" Pesan Alan.
"iya iya," jawab Akia. Ia langsung berlari entah kemana itu.
"Aduh toiletnya dimana ya? Udah gak tahan ni," gumam nya sambil memegangi perut bagian bawahnya.
Tak lama terlihat seorang pemuda Yang sangat tampan turun dari tangga melewatinya. Akia tak punya pilihan lain selain bertanya.
"Mas, Mas, mau tanya, toilet dimana ya?"
Pemuda itu tak menjawab tapi justru memicingkan matanya dengan sinis dan melangkah pergi.
"Mas, ditanyain kok pergi sih? biar aku kasih tau Bos ku kalau kamu itu gak punya etika, biar dipecat sekalian!" Gerutu Akia meninggikan suaranya.
Pemuda itu pun langsung berhenti dan berbalik dengan tatapan tajam. Akia yang melihat nya jadi takut dan menunduk.
Pemuda itu melangkah dan mendekati Akia, membuat jantung Akia berdetak cepat melihat tatapan dingin pemuda itu.
"Coba saja laporkan sama Bos mu, aku gak takut dipecat," jawab pemuda itu dingin dan santai. sambil mengaitkan kedua tangannya kebelakang punggung. lalu melangkah meninggalkan Akia yang masih termangu.
"ihk, tu cowok serem banget sih," celetuk Akia.
Diruang Perkenalan
Semua karyawan dan karyawati yang diterima sudah berkumpul diruangan itu. Mereka akan bertemu langsung dengan Bos PT ANGKASA INVERTISING.
"Lan, kok siang banget sih sampek sini? Bos udah datang dari pagi, tauk!" Celoteh Revan.
"Iya iya maaf, dua cewek ini lo kalau tidur bangkong," jawab Alan menunjuk Fatimah yang masih sendiri.
"Ihk, apaan sih Bang, namanya juga cewek," sahut Fatimah sebal.
"Lo, yang satunya mana?" Tanya Revan. Ia tak melihat keberadaan Akia disana.
Alan langsung memukul jidatnya.
"Aduh sial! kemana anak itu?"
Tap! Tap! Tap!
Langkah sepatu terdengar memasuki ruangan itu. semua langsung hening dan tak berani bersuara. Kerena mereka tahu kalau Itu adalah Bos mereka,
dan Bos di perusahaan itu tidak suka ada yang bersuara atau menjawab kata-katanya.
"Pagi Bos!" Sapa mereka serempak saat Pemuda tampan dan gagah berdiri dihadapan mereka.
Dia adalah Denan Al Fatan Rama Wijaya, Bos perusahaan besar itu. Sikapnya sangat dingin dan arogan. Dia paling tidak suka karyawan yang telat datang dan melakukan kesalahan. Apalagi membantah ucapannya. Jika itu terjadi, jangan harap orang itu akan bertahan bekerja disana.
"Berapa jumlah mereka?" Tanya Denan pada Revan sekretarisnya.
"Tiga puluh orang, Bos," jawab Revan sambil membungkuk.
Denan pun menghitung jumlah karyawan itu.
"Kenapa cuma dua puluh sembilan?" Tanya Denan menatap dengan sorot mata yang tajam.
Belum sempat Revan menjawab, Akia masuk dengan tergopoh-gopoh sambil ngos-ngosan.
"Maaf, maaf saya telat nyari toilet gak ketemu-ketemu tadi," tukas Akia.
Akia pun terkejut melihat pemuda dihadapannya.
"Karena dia ni ditanyain gak mau jawab, aku jadi telat 'kan!" dengus Akia pada Denan.
Alan, Revan dan Fatimah saling melempar pandang. lagi-lagi Alan menepuk jidatnya.
"Sssst, Bos, itu Bos." Alan berusaha memberi isyarat dengan gerakkan mulud.
"Apa? Apa sih aku gak ngerti?" Tanya Akia. Alan langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu tahu apa kesalahan mu?" Tanya Denan datar.
"Emang apa? Bukannya situ yang salah?" Tanya Akia tak mengerti.
"Apa kamu masih ingin bekerja?" Todong Denan lagi.
"Ya iyalah, ngapain aku ke kota kalau bukan untuk bekerja," jawab Akia tenang.
"Bagus, aku akan tugaskan kamu di bagian OG (Office Girl) ," tukas Denan kemudian. Tak ada senyum sedikit pun dibibir Nya.
"Ha!" Akia tercengang. "tapi 'kan saya dimasukkan ke bagian pegawai biasa kok malah di OG sih?" Protes Akia.
Denan tak perduli dengan ocehan Akia.
"Segera kerjakan tugas Kalian!" Perintah Revan. Mereka pun membubarkan diri. Alan dan Fatimah tak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah melihat Akia yang akan di omeli Bos arogan itu. Sedangkan Revan masih berdiri dibelakang Denan.
Saat Akia hendak pergi.
"Dan kamu, kamu tetap disini!" cegah Denan.
"Ta_ tapi...?"
"Jangan protes aku tidak suka," jengah Denan yang meninggikan suaranya.
"Kamu tau? Kenapa mereka menurut padaku?" Tanya Denan.
"A apa kamu_?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nur Inayah
adiuuh akia kamuh mulut nya ga bisa di jga biasanya klo gadis dari kampung itu kalem ko ini malah pcicilan
2023-04-30
1
.
jadi jg akua dan Fatimah pergi merantau, makasih ayah udh percya sama akia, ayah gak usah sedih
2022-09-17
3
nissa❤️💚
weeeh
denan apakah kamu masih amnesia kah itu Akia lhoo... Akia kamu ngga ngeuh yaaa itu Denan lhoo🤭🤭. mngkin skrng udah pada dewasa jadi ngga pada ngeuhh satu sama lain nya.
ish d buat greget sama alur ceritanya seruu.
💪💪 semangat thoor
2022-08-30
3