Sampai di depan pintu ruang makan Anne menghela nafasnya berusaha menenangkan diri. Ia sama sekali tidak mengerti ada perasaan rindu yang besar sebab melihat keluarga nya lagi.
" Kau bisa Anne." ucap Anne menyemangati dirinya.
Ketika pintunya di buka Anne melihat beberapa orang yang duduk di kursi makan. Pandangan Anne tertuju ke arah ayah nya yang duduk di dekat ibunya itu sedikit membuat nya bingung. Mengingat biasanya Ayah nya duduk di kursi kepala. Kemudian pandangannya beralih ke arah kakak perempuannya yang sedang memandangi nya lembut. Mata Anne berkaca-kaca dan menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukannya.
Annette yang merupakan kakak dari Annelise terkejut melihat tiba-tiba saja adiknya memeluknya sambil menangis. Annette tidak tahu apa yang terjadi pada adiknya mengingat hubungan mereka berakhir buruk ketika dia memutuskan untuk menikah dengan seorang Baron di kerajaan lain. Menjadi awal keretakan hubungan mereka yang akrab berakhir buruk.
Sedangkan Annelise merasa terharu melihat kedatangan kakak nya yang sangat merindukan nya. Ia ingat ketika di hari eksekusinya dirinya bisa melihat kakaknya memandanginya dengan sedih sambil berpelukan dengan suaminya.
" Maafkan aku kakak karena telah berbicara tidak baik dengan mu dan membuat hubungan kita buruk hiks...tapi aku sebenarnya hanya sedih bahwa kau akan pergi meninggalkan ku hiks... maafkan sikap kekanak-kanakan ku hiks..." ucap Anne sambil menangis sedih.
Annete mengerjabkan matanya bingung sambil melihat ke arah kedua orang tuanya dengan tatapan bertanya. Tapi orang tuanya hanya mengangkat bahu nya dengan acuh.
Meski Annete bingung tapi dalam hatinya dia merasa senang melihat bahwa adiknya ingin memperbaiki hubungan mereka. Ia mengerti bahwa sudah setahun sudah pergi dari kediaman Count untuk pindah bersama suaminya di kerajaan seberang. Membuat Annete jarang memperhatikan adiknya.
" Tenang saja Anne kakak sudah memaafkan semuanya." ucap Annete sambil mengelus punggung Annelise.
Annelise mengangkat kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
" Benarkah." ucap Anne dengan suara serak sambil memandang kakaknya.
" Tentu saja. Jadi adik kakak tidak perlu menangis nanti kau malu sama keponakan mu." ucap Annete sambil mengelus perut nya yang sedikit membulat.
Annelise yang mendengarnya langsung dibuat terkejut sambil melihat perut Annete.
" Apa aku bisa menyentuhnya?" tanya Anne dengan polos.
Annete hanya menjawabnya dengan anggukan kepalanya. Langsung saja mendapatkan persetujuan dari Annete, Annelise menyentuh perutnya pandangannya seketika menghambur mengingat bagaimana perutnya dulu nya membulat saat hamil Sofia Puteri kecilnya.
" Semoga kau akan menjadi anak yang hebat." ucap Anne dengan teduh.
Setelah itu Annelise langsung berdiri dan duduk di kursi sebelah kakaknya. Ia merasa bahwa orang tua nya memandangi nya dengan aneh.
" Ayah ibu apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Anne sambil mengambil segelas air di tangannya untuk di minum.
Sedangkan Count dan Countess hanya saling memandang dengan canggung melihat sikap perubahan dari anak perempuan mereka.
" Tidak ada, ayah cuma mau memberitahu bahwa Kaisar dan Puteri sedang berkunjung kemari untuk makan malam bersama." ucap Count memberitahu kedatangan Kaisar.
Tentu saja Annelise yang sedang minum langsung dibuat tersedak. Annete yang melihatnya langsung menepuk punggungnya dengan pelan membuat Annelise perlahan merasa membaik.
Annelise tiba-tiba saja merasa takut mengingat Kaisar Abraxas dan Puteri nya Maria. Annelise sibuk berpikir sampai tidak menyadari bahwa orang yang sangat ia hindari sudah masuk.
" KAISAR ABRAXAS DAN PUTERI MARIA MASUK RUANGAN....
Countine...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
🦋stary🌼🌸🌼
baru paham klo kaisarnya duda... td sempet bingung istri pertama meninggal... ku kira anne ini yang istri pertama
2022-09-10
14
Hasan
tuh kan si kaisar yg melihat si anne
2022-09-09
1
Aze_reen"
lanjuttt kk
2022-09-02
2