Sekitar pukul tiga dini hari, akhirnya Ela benar sampai di Sirampog, Brebes.
Travel yang membawa Ela dari Jakarta itupun berhenti di depan sebuah rumah dengan bangunan yang masih terlihat cukup sederhana.
Ela turun dari mobil travel yang ia tumpangi, pak supir travel juga ikut turun untuk mengambilkan kardus milik Ela yang diletakkan di bagasi belakang.
Sambil menunggu kardus berisi beberapa barang dan juga kardus oleh-olehnya untuk kerabat dan tetangga di Sirampog, Ela mengambil dompet dari ransel untuk membayar.
"Dus nya tiga ya Mbak?"
Tanya Pak supir.
"Dua Pak."
Kata Ela seraya berjalan menuju pak supir yang sedang mengeluarkan dus dari bagasi.
"Ini dus ada tiga."
Ujar Pak supir,
Ela menatap dus yang ia tidak merasa bukan miliknya.
"Punya Mas yang di depan kali."
Kata Ela,
Pak supir pun memanggil cowok yang sedang asik main hp di kursi depan,
"Mas Adi... Mas Adi, ini kardus panjenengan bukan?"
Tanya pak supir,
Cowok bernama Adi itu menoleh,
"Kenapa Pak?"
Tanya Adi yang merasa pertanyaan Pak supir tidak begitu jelas,
"Ini kardusnya panjenengan?"
Pak supir pun akhirnya mengulang pertanyaannya.
"Saya tidak bawa apa-apa Pak, cuma bawa ransel ini,"
Kata Adi,
Pak supir menoleh pada Ela,
"Mungkin punya Ibu yang tadi sama anaknya Pak, soalnya saya juga cuma bawa dua kok dari Jakarta."
Ujar Ela tetap bersikeras,
Pak supir mengerutkan kening sambil menatap kardus tak bertuan.
Ada apa sebetulnya hari ini?
Dari Ela yang katanya satu bangku dengan seorang gadis, padahal sudah jelas tidak ada penumpang lain selain Ela dan ketiga orang lainnya, lalu juga Ela yang menemukan tusuk konde kembang mentul jaman dulu, dan kini tiba-tiba saja ada kardus tak bertuan di bagasi mobil travelnya.
"Coba nanti Pak supir konfirmasi saja sama Ibu yang tadi sudah turun, siapa tahu barang milik beliau ketinggalan. Kalau misalnya beliau merasa bukan barang miliknya, baru pak supir buka isinya apa, misal berbahaya mungkin lebih baik dikirimkan ke polisi, kalau isinya makanan atau barang apa ya terserah Pak supir itu nanti enaknya bagaimana."
Kata Ela,
Setelah memikirkan dan menimbang-nimbang akhirnya pak supir pun mengangguk mengiyakan saran Ela,
Tampak Ela kemudian mengulurkan uang untuk membayar biaya travel pada pak supir,
Setelah itu Ela cepat mengangkat dus-dus milikinya sendiri dan berjalan cepat ke arah rumah Bibik putri.
Travel yang ditumpangi Ela pun tak seberapa lama bergerak kembali meninggalkan depan halaman rumah Bibik Putri.
"Biii... Biii..."
Ela memanggil Bibiknya dari depan rumah, tepatnya berdiri di teras,
Lampu ruangan depan rumah Bibinya terlihat menyala, bersamaan dengan suara seseorang seperti berlari mendekat ke arah pintu dan kemudian membukakan pintu depan rumah,
"Elaaa..."
Tampak Kais heboh menyambut Ela, kedua saudara sepupu yang usianya sebaya itupun saling berpelukan,
Dibelakang Kais tampak Bibik Putri dan juga Paman Samsuri, suaminya.
Paman Samsuri tampak berjalan keluar dan membantu membawakan dus bawaan Ela ke dalam rumah, sedangkan Bibik Putri menghampiri Ela yang lantas langsung menyalaminya.
"Sudah masuk dulu, dingin di luar, Bibik buatkan teh hangat biar tidak masuk angin."
Ujar Bibik Putri,
Ela mengangguk,
"Iya Bik,"
Sahut Ela,
Kais lantas mengajak Ela masuk mengikuti di belakang Ibunya.
**--------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
V3
dus itu psti punya nya mbak Ratih ,, Dia kn jg dr Jakarta psti lach bawa oleh-oleh jg 🤣🤣
2025-01-30
0
Ds Phone
ada yang aneh tu
2025-02-04
0
novita setya
mb ratih ngoleh2i opo iki..pinisirin
2024-04-21
1