2. Perempuan Siapa

Kais mendekati Ibu Putri, Ibunya yang tengah menggoreng mendoan pesanan tetangga, hari ini mereka memang mendapatkan pesanan mendoan dalam jumlah banyak karena ada acara kumpulan setelah waktu Isya di rumah Bu Sumarni, Bu Lurah baru yang terpilih seminggu lalu.

"Ela sudah sampai mana?"

Tanya Ibu pada Kais, anak sulungnya,

"Katanya baru mau OTW, Bu, kemungkinan sampai sini jam tiga pagi."

"Wah, bagaimana ini nasib sotonya?"

Gumam Bu Putri, ia sudah sengaja membuatkan soto untuk menyambut kedatangan keponakannya dari Jakarta, tapi ternyata malah Ela yang ditunggu-tunggu baru OTW.

"Ya itu biar Adinda saja yang makan Bu sama teman-temannya, mereka kan lagi belajar kelompok di depan,"

Ujar Kais.

"Oh, ya sudah, kamu siapkan saja, itu sekalian buat ngirim Bibik Resti dan Mbak Tari, tetangga baru kita itu."

Kata Bu Putri.

"Mbak Lestari?"

Tanya Kais memastikan.

"Iya, Mbak Tari, yang suaminya jadi Guru baru di Sekolahnya Adinda."

Jawab Bu Putri.

Kais mantuk-mantuk.

"Ini nanti kan Ibu mau antar pesanan sekalian kumpulan, paling sebentar lagi Bu Alnie sama Bu Juwi datang, ada lebihan tempe kamu buatkan mendoan sekalian saja itu untuk teman adik-adikmu."

Kata Bu Putri,

"Oh, oke Bu."

Sahut Kais seraya mengacungkan ibu jarinya.

"Evie belum pulang ngaji?"

Tanya Bu Putri pula.

"Belum Bu, kan ini malam sabtu, biasa kan kalau malam sabtu ada acara makan tumpengan."

Ujar Kais.

"Oh iya bener, ini malam Sabtu."

Bu Putri mantuk-mantuk.

Kais lantas berjalan menuju ruang depan dan kemudian keluar menuju teras.

Adinda, adiknya tengah berkumpul dengan teman-temannya, mereka tampak kasak-kusuk seperti sedang menceritakan sesuatu yang serius.

"Ehm."

Kais pun mengagetkan mereka, membuat mereka yang semula begitu serius akhirnya terpaksa mengalihkan pandangan ke arah Kais yang berdiri di ambang pintu.

"Eh, Mbak Kais,"

Adinda dan ketiga temannya terlihat nyengir kuda,

"Belajar jangan sambil ghibahin teman, dosa."

Kata Kais.

"Ora Mbak, ora, yakin ora."

Kata Adinda langsung cepat menyanggah,

"Lah itu tadi apa, pada serius bisik-bisik."

Ujar Kais.

"Ini Mbak, katanya Bu Juwi kemarin malam jumat pulang pengajian lihat ada yang nyapu di depan rumah Mbah."

Tutur Adinda.

Kais mengerutkan kening,

"Siapa? Depy mungkin."

Ujar Kais.

Adinda menggeleng,

"Ini Riska cerita katanya Ibunya pulang pengajian wajahnya pucat pasi, kan pulang pengajian sudah jam sembilan malam Mbak, itu yang nyapu di depan rumah Mbah, Bu Juwi tidak kenal."

Kata Adinda.

Kais lantas menatap Riska, anak Bu Juwita yang kini juga berada di sana ikut kerja kelompok.

"Betul itu Ris?"

Tanya Kais,

Riska mengangguk,

"Iya Mbak, kata Ibu, tadinya memang dikiranya Mbak Depy, sama ibu disapa, pas depan pagar rumah persis baru perempuan itu nengok ke arah jalan, wajahnya cantik tapi Ibu tidak kenal."

Kata Riska.

"Lah Bu Juwi ketakutannya kenapa?"

Tanya Kais,

"Perempuan itu setelah nengok ke arah Ibu tersenyum, tapi sambil masuk rumah menembus dinding."

"Aaah, aku takut nih pulangnya."

Kedua teman yang lain malah jadi ketakutan,

Kais yang sejatinya juga merinding membayangkan jika itu cerita benar tampak berusaha tenang,

"Sudah... Tidak apa-apa, selama kita tidak jahat, mereka juga tidak akan jahat kok, percaya deh."

Kata Kais.

Adinda menatap kakaknya setengah ragu,

"Mbak, bukannya Mbak Ela akan tinggal di rumah Mbah? Apa tidak dikasih tahu dulu,"

Kais menghela nafas, benar juga ya, ini toh akan berkaitan juga dengan nasibnya yang diminta Pak Gede nya untuk menemani Ela tinggal di rumah Mbah selama tinggal di sini.

Tapi...

Apa perlu Kais bicara pada Depy dulu?

Bukankah dia yang selama ini paling sering masuk rumah Mbah?

Jika memang di rumah Mbah ada yang aneh, harusnya Depy juga merasakannya sesekali, atau bahkan malah setiap kali masuk rumah Mbah.

"Ya sudah... sudah, kalian mau Mbak buatkan soto, siapa yang tidak suka pedas? Soal cerita hantu sudah tidak usah dibahas lagi, fokus belajar saja."

Kata Kais akhirnya.

Keempat anak remaja itupun langsung sibuk pesan selera soto mereka masing-masing.

Setelah semua menyampaikan keinginannya, barulah Kais masuk kembali ke dalam rumah.

Di dapur Bu Putri sudah selesai menyiapkan gorengan mendoan di dalam wadah untuk dibawa ke tempat Bu Sumarni.

"Ibu, apa Bu Juwi sudah cerita soal kejadian malam jumat kemarin?"

Tanya Kais mendekati Ibunya,

"Cerita apa? Ibu mau siap-siap ke kumpulan ini Is,"

Kata Ibu.

Kais pun hanya bisa menghela nafas mendengar kata-kata Ibunya yang tengah buru-buru jadi tak bisa ngobrol panjang lagi.

"Ya baiklah Bu, nanti saja dilanjut."

Kata Kais sedikit kecewa.

Perempuan menyapu di rumah Mbah dan menembus dinding, sudah jelas itu bukan manusia bukan?

Batin Kais.

**------------**

Terpopuler

Comments

novita setya

novita setya

nyapu trs nembus din2ng..waaah bs lintas ruangan iki beberesnya. kilat

2024-04-21

0

Andi erni arifuddin

Andi erni arifuddin

aku suka novel yg bab nya ngak panjang,soalnya kalau kepanjangan bisa stress kl banyak alur cerita yg bikin sakit hati,apakah itu pelakor atau pebiner apa lagi kl orang hipertensi dan jantungan bisa tambah sakit,tapi kl bab nya sederhana di bawah 100 bab tegangnya ngak kepanjangan.

2022-11-08

3

adriana nadirah 🐻💜

adriana nadirah 🐻💜

athor mh tanya...nama watak ni sama dengan novel dadakan kaya ke???tp ada jg watak br

2022-10-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!