"Aku sudah terbiasa makan sambal dari sejak kecil, awalnya aku juga seperti yang Kamu alami, tapi semakin lama karena sudah terbiasa sehingga sudah tidak pernah mengeluh sedikitpun, sakit perut juga sudah tidak pernah datang lagi seperti awal aku mengenal sambal balado," jelasnya panjang lebar.
"Mana obat yang tadi Kamu bawah semoga setelah minum obat ini kondisi ku segera sembuh total," ujar Elang sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Zoya.
Zoya pun segera menyodorkan segelas air putih dan sebutir obat yang berbentuk kapsul tersebut ke dalam tangan Elang.
"aku sudah bertemu banyak orang baru tapi tidak satupun yang mengambil hatiku secepat dirimu."
Elang merasa lega karena setelah minum obat yang diberikan oleh Zoya kondisi dari Elang perlahan sembuh dari sakitnya. Zoya memperhatikan kondisi Elang melalui raut wajahnya.
"Kok gak ada yah perubahan setelah minum obat? wajahnya masih seperti yang lagi menahan rasa sakit?"
Elang sebenarnya sudah baikan bahkan sudah sembuh setelah obat itu bereaksi di dalam perutnya, tapi Elang punya tipu muslihat untuk lebih dekat dan bisa melewati hari ini bersama dengan Zoya.
"Sepertinya rencanaku mulai berjalan sesuai dengan rencana awal."
Zoya sangat mengkhawatirkan keadaan dari Elang.
"Bagaimana, apa yang Kamu rasakan setelah minum obat?" tanya Zoya yang nampak kecemasan di raut wajahnya.
"Sepertinya masih ada yang aneh di dalam tubuhku," ucap Elang dengan wajah memelasnya.
Zoya segera berdiri dan berjalan ke arah Elang dan memeriksa tubuh Elang. Hal itu membuat Elang semakin berakting dalam kepura-puraannya.
"Apa Aku bisa minta tolong?" tanya Elang dengan suara yang dibuat lemah tak berdaya.
Zoya prihatin melihat kondisi dari Elang yang dilihat dari wajahnya saja sudah pucat, dan keringat membanjiri wajahnya.
"Insya Allah kalau bisa pasti aku akan tolong," jawab Zoya.
"Aku hanya ingin minta tolong, Kamu antar Kau ke Apartemenku," ucap Elang lagi.
Tanpa pikir panjang Zoya mengiyakan keinginan dari Elang. Zoya pun berdiri dan menggotong tubuh tinggi tegap Elang.
Tubuh tinggi Zoya masih tidak mampu untuk berdiri sejajar dengan Elang yang cukup tinggi itu.
Zoya membantu Elang masuk ke dalam mobilnya. Mereka memutuskan memakai mobil Zoya saja sedangkan mobil pribadi Elang akan diantar pulang oleh anak buahnya tanpa sepengetahuan dari Zoya.
Zoya mendudukkan tubuhnya Elang ke kursi bagian depan dekat kursi supir. Saat mendudukkan tubuhnya Elang tanpa sengaja Elang melihat ke dua bukit kembar Zoya yang kebetulan posisi tubuhnya yang menunduk saat mendudukkan Elang.
Elang hanya geleng-geleng kepala dan mengelus seluruh wajahnya. Zoya yang melihat Elang seperti itu hanya bisa kebingungan dan refleks bertanya apa yang terjadi pada Elang.
"Maaf Kamu baik-baik saja kan atau ada yang membuat kepalamu pusing?" tanya Zoya yang kembali khawatir.
"Tidak apa-apa hanya saja kepalaku sedikit cenat cenut," jawab Elang.
Posisi Elang sudah nyaman di dalam mobil Zoya tapi penampakan mount Everest membuatnya semakin frustasi saja.
Buah dada Zoya termasuk montok dan pastinya masih kenyal. Hal itu sehingga membuat mats mata Elang sedikit ternoda tapi membuatnya merasakan rasa penasaran yang tinggi. Ada yang aneh terjadi di dalam tubuhnya dan berusaha sekuat mungkin untuk melawan rasa itu.
Zoya sesekali melirik ke arah Elang sambil tetap fokus menyetir mobil kesayangannya.
Zoya pun mempercepat langkahnya dan mengendarai mobilnya meninggalkan Restoran Bali-Bali tersebut. Elang merebahkan kepalanya bersandar ke kursi belakang.
"Merebahkan kepalanya agar perasaan kamu lebih baik, kumohon sabar yah, kita segera sampai ke Apartemen Kamu," ucap Zoya.
Rasa khawatir dan cemas langsung meliputi seluruh hatinya Zoya. Zoya memang tipikal cewek yang mudah khawatir, sedih dan ringan tangan jika ada seseorang yang membutuhkan bantuannya tanpa pikir panjang dan pandang bulu.
Beberapa saat kemudian, mobil Zoya sudah terparkir di basement apartemen Elang yang baru saja dibelinya secara diam-diam dari Zoya.
Elang masih berada di dalam Restoran Bali sudah mengirim pesan kepada anak buah kepercayaannya untuk segera mencari Apartemen terdekat dari Apartemen milik Zoya.
Hanya dalam hitungan menit saja semuanya sudah tersedia lengkap dengan pakaian dan beberapa perabot dapur dan perlengkapan masaknya.
Anak buahnya memang semuanya bisa diandalkan dan selalu bergerak cepat jika dibutuhkan dan tidak pernah mengecewakan Elang.
"Maaf unit Apartemennya di Lantai berapa?" tanya Zoya saat mereka sudah berada di depan Lift.
Elang hanya langsung menindis tombol 20 tanpa berbicara sepatah kata pun lagi. Lengan kekar milik Elang berada di atas pundaknya Zoya karena ukurannya yang panjang dari pada tubuh Zoya.
Sehingga sedikit menjuntai ke arah depan tubuh Zoya pas depan puncak mount Everest nya Zoya saat sudah berada di dalam Lift.
Gerakan tanpa sengaja itu membuat Zoya kegelian dan refleks melakukan gerakan yaitu langsung memindahkan tangannya Elang sehingga tubuh Elang terdorong sedikit ke arah belakang dinding Lift.
Sebenarnya Elang hanya bergeser posisi sedikit saja, tapi ia ingin mendapatkan perhatian lebih dari Zoya sehingga dengan sengaja membenturkan tubuhnya ke dinding.
Apa yang dilakukannya membuat Zoya salah tingkah dan menyesal dengan tindakan reflek barusan dia lakukan.
"Maafkan Saya, Saya tidak sengaja melakukannya," ucap Zoya dengan penuh sesal.
Elang langsung menyunggingkan senyumnya yang sangat tipis sehingga Zoya tidak melihat senyumannya itu.
"Aku tidak apa-apa kok, hanya saja...," ucap Elang yang sengaja menggantung perkataannya dengan wajah yang kesakitan.
"Maaf, tadi itu aku cuma refleks mendorong tangan Kamu, soalnya tangannya menyen-tuh anu.....," ucap Zoya yang malu jika melanjutkan perkataannya.
Wajah Zoya sangat memerah menahan malu seperti warna kepiting rebus saja. Elang tersenyum penuh kemenangan karena berhasil mempermainnkan Zoya.
Dan juga bisa mendapatkan pegangan gratis diarea aset penting Zoya dan dia yang paling perdana melakukan itu walaupun dalam keadaan yang tidak disengaja sama sekali.
Walau pun ia juga dalam keadaan yang tidak baik-baik saja setelah tangannya mendarat bebas di atas puncak mount Everest milik Zoya.
" Entah kenapa setiap kali aku berdekatan dengannya, apalagi bersentuhan dengan tubuhnya secara tidak langsung ada perasaan aneh yang muncul dari dalam diriku hingga membuat gairah nafsu meningkat."
Elang berjuang keras untuk melawan hasratnya yang tiba-tiba muncul hingga membuat kepalanya sedikit pusing. Untung saja pintu Lift segera terbuka karena mereka sudah berada di lantai 20.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Sartika ca
pasti mencret 🤭🤣
2022-08-23
0
Author yang kece dong
cenat cenut ya bang,... duh kasihan 😁✌
2022-08-12
0