"Alhamdulillah bukunya ada di Rak itu," tuturnya.
Buku itu berhasil dia pegang, tapi tumpuan kakinya tidak kuat sehingga buku yang dia pegang terlepas dan hingga keseimbangannya goyah dan akhirnya terjatuh juga.
Sudah hampir jam 6, tapi pencarian masih belum membuahkan hasil yang baik dan masih seperti semula. Zoe sudah kelelahan dan ingin menyerah, tapi sudut matanya melihat buku yang ada di jejeran paling atas adalah salah satu buku yang dia cari.
"Alhamdulillah akhirnya ketemu juga dengan buku itu," Ucapnya yang kegirangan karena percariannya hampir berhasil tinggal selangkah lagi.
Zoe tersenyum bahagia dan lega melihat buku tersebut. Zoe pun ingin meraih buku itu, tapi tangannya yang sudah cukup panjang masih tidak bisa mengjangkau tempat buku itu berada. Buku itu berada di Rak paling atas sekitar enam jengkal dari puncak kepalanya.
Zoe pun memutuskan untuk berjinjit untuk meraihnya, tapi masih belum berhasil juga dapat dan tetap gagal. Sehingga Zoe memutuskan untuk melompat sedikit untuk meraihnya.
"Ya Allah siapa sih yang naruh bukunya paling atas, kan semua orang yang datang ke sini semuanya tidak tinggi," ucap Zoe yang mengeluh yang ingin menyerah saja.
Zoe melompat beberapa kali, hingga tumpuan kakinya saat mendarat di lantai kurang sempurna, sehingga tubuhnya kehilangan keseimbangan karena kakinya goyah yang tidak mampu menahan bobot tubuhnya. Tubuh Zoe pun terjatuh ke belakang.
"Aahhhhh," teriak Zoe.
Untung hari itu, Perpustakaan sedikit sepi karena sudah hampir malam.
Zoe menutup matanya saking takutnya dan tidak sanggup menahan sakit tubuhnya yang terbentur dengan lantai keramik. Zoe menutup matanya saking tidak mampunya untuk melihat apa yang sudah terjadi padanya. Tapi yang dirasakan oleh Zoe berbanding terbalik, tubuhnya ringan seakan-akan melayang di udara.
Elang menangkap tubuh Zoe lalu bergerak memutar untuk mengatur posisi berdirinya agar lebih nyaman dan leluasa untuk menggendong tubuh Zoe.
Zoe belum sanggup untuk membuka ke dua kelopak matanya karena tidak mampu membayangkan apa yang sudah terjadi pada dirinya sendiri.
"Ya Allah aku belum mau mati, aku belum menikah," tuturnya dengan deraian air matanya.
Elang yang melihat reaksi gadis yang jago beladiri itu yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan, membuat Elang langsung main nyosor saja. Elang mencium sekilas bibir Zoe. Elang melakukan hal tersebut agar Zoe berhenti berteriak dan menangis kencang dengan suara cemprengnya itu.
Zoe seketika berhenti menangis dan perlahan membuka matanya karena terkejut dengan benda kenyal nan dingin yang tiba-tiba menempel di atas bibirnya.
Tatapan matanya langsung beradu dengan mata tajam bak Elang yang sedang ingin menerkam mangsanya.
"Cakep, tampan dan pastinya macho, tapi tatapan mata itu sepertinya aku pernah melihatnya, tapi masalahnya di mana?"
Elang hanya terdiam melihat raut wajah kebingungan dari Zoe. Hingga beberapa saat mereka masih saling bertatapan. Tidak ada yang berani berkomentar atau pun mengganggu apa yang mereka lakukan. Begitu lah kehidupan di Luar Negeri.
Hingga kesadaran Zoe telah kembali dan menurunkan sendiri dirinya tanpa bantuan dari Elang.
"Makasih banyak," jawab Zoeya.
Wajahnya langsung bersemu kemerahan menahan malu. Sedangkan debaran jantung dari Elang semakin berdebar tidak karuan hanya melihat senyuman tulus dan manis dari Zoe.
"Maaf sudah merepotkan Anda, makasih banyak karena sudah menolongku, kalau Tuan tidak datang tepat waktu mungkin punggungku sudah mendarat di atas lantai," jelas Zoeya.
"Tidak apa-apa," jawabnya dengan singkat padat dan jelas.
"Senyumannya sangat cantik, Apa yang terjadi dengan jantung ini saat aku berada di dekatnya?"
Elang pun menyodorkan sebuah buku kehadapan Zoe. Buku itu lah yang membuatnya harus berada dalam gendongan pria yang tidak dikenalnya, tapi mampu membuatnya tersipu malu.
Zoe meraih buku itu dan kembali mengucapkan makasih banyak. Zoe buru-buru berjalan meninggalkan Elang yang masih berdiri melihat kepergian dari Zoe.
Hingga suara seseorang yang mampu mengintrupsinya sehingga dengan gerak cepat menghentikan langkahnya. Lalu menolehkan kepalanya ke arah belakang.
"Apa Saya bisa mentraktir Kamu makan?" tanyanya dengan berharap besar kepada Zoe.
Perkataan yang terlontar dari bibirnya tidak dia sadari, spontan saja keluar dari mulutnya. Hingga Elang pun kebingungan dengan sikapnya sendiri.
Zoe belum bisa menjawab pertanyaan sekaligus permintaan dari Elang. Zoe masih tidak percaya dengan perkataan yang baru beberapa detik yang lalu terdengar oleh telinganya.
Elang mengulang kembali perkataannya karena melihat Zoeya yang terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Elang dibuat salah tingkah dengan sikap diamnya Zoya dan menganggap jika Permintaanya itu tidak masuk akal dan memiliki maksud dan niat tersembunyi.
Elang menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Masih menunggu dengan setia untuk mendengarkan jawaban dari Zoe.
"Semoga saja jawabnya Yes," lirihnya yang menatap Zoe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Alea iqi
ceritanya bagus n alurnya mengena hati
2022-08-22
0
Author yang kece dong
Semangat bang elang
2022-08-12
1