10. Megan Barnard

Seperti kataku, ucapan Megan Barnard, dalam nada singkat tapi mengena, membuatku terkejut.

Namun Poirot hanya menunduk dengan muram. ”A la bonne heure bagus,” ujarnya. ”Anda amat cerdas, Mademoiselle.”

Megan Barnard berkata, masih dalam nada dan sikap yang sama, ”Saya sangat sayang pada Betty, namun perasaan ini tidak membuat saya buta dan tidak melihat bahwa dia gadis tolol bahkan sering saya berkata begitu padanya! Begitulah biasanya sesama saudara perempuan.”

”Apakah dia menuruti nasihat Anda?” ”Mungkin tidak,” kata Megan sinis.

”Mademoiselle, dapatkah Anda menerangkannya lebih terinci?”

Gadis itu ragu-ragu sejenak.

Sambil tersenyum kecil Poirot berkata, ”Saya akan membantu Anda. Saya mendengar apa yang Anda katakan pada Hastings. Bahwa adik Anda seorang

gadis yang cerdas dan bahagia, tanpa teman laki-laki. Itupun agak berlawanan dengan kenyataannya, bukan?”

Kata Megan perlahan, ”Tak ada yang jelek dalam diri Betty. Saya ingin Anda mengerti hal ini. Dia hanya tak pernah berpikir panjang. Dia bukan tipe yang mau saja diajak berakhir minggu. Bukan macam itu. Namun dia suka diajak berkencan dan berdansa dan yah, rayuan murahan. Dia juga senang dipuja- puja atau hal-hal semacam itu.”

”Dia cantik, bukan?”

Sudah ketiga kalinya aku mendengar pertanyaan ini, dan kali ini pertanyaan itu mendapat jawaban yang praktis.

Megan turun dari meja, menuju kopernya, membukanya, dan mengambil sesuatu yang langsung diulurkannya kepada Poirot.

Dalam bingkai kulit terlihat gambar seorang gadis berambut pirang sebatas bahu. Terlihat jelas bahwa rambutnya baru saja dikeriting. Senyumnya menggoda dan dibuat-buat. Sebetulnya wajahnya tidak bisa dikatakan cantik, bahkan justru menimbulkan kesan murahan.

Poirot mengulurkannya kembali, dan berkata, ”Anda dan dia tidak mirip satu sama lain, Mademoiselle.”

”Oh! Saya yang paling tidak menarik di keluarga. Saya selalu menyadari hal ini.” Dia seakan mengesampingkan kenyataan itu sebagai hal yang tidak penting. ”Dalam hal apa Anda menganggap adik Anda bersikap bodoh? Mungkin maksud Anda ada hubungannya dengan Mr. Donald Fraser?”

”Betul. Don seorang lelaki yang amat pendiam namun dia yah, tentu saja dia tidak menyukai beberapa hal lalu”

”Lalu apa, Mademoiselle?” Matanya terus menatap gadis itu.

Mungkin ini hanya dugaanku saja, namun agaknya gadis itu bimbang sejenak sebelum menjawab.

”Saya khawatir dia akan meninggalkan adik saya. Sayang bila hal itu terjadi. Dia seorang lelaki yang mantap dan suka bekerja keras dan akan menjadi seorang suami yang baik bagi adik saya.”

Poirot terus saja menatapnya. Gadis itu tidak mera- sa risi dengan tatapan Poirot, bahkan balas menatapnya lurus-lurus dan ada sesuatu yang mengingatkanku pada sikapnya yang menantang dan meremehkan tadi.

”Jadi begitu rupanya,” kata Poirot akhirnya. ”Kita tidak lagi berbicara dengan jujur.”

Dia mengangkat bahunya dan berbalik ke arah pintu.

”Yah,” katanya, ”saya hanya mencoba membantu Anda.”

Suara Poirot menghentikan langkahnya.

”Tunggu, Mademoiselle. Ada sesuatu yang ingin saya utarakan pada Anda. Kembalilah ke sini.”

Kurasa dengan agak segan dia kembali.

Dengan heran kudapati Poirot tengah mengungkapkan seluruh cerita mengenai surat-surat ABC, pembunuhan di Andover, dan buku panduan kereta api yang ditemukan di dekat tubuh para korban.

Tidak ada alasan bagi Poirot untuk menegur gadis

itu karena tidak memperhatikannya. Bibirnya ternganga, matanya bercahaya, dia mendengarkan dengan sungguh-sungguh setiap kata yang diucapkan Poirot.

”Betulkah semua ini, Mr. Poirot?” ”Ya, betul.”

”Anda benar-benar berpendapat bahwa adik saya dibunuh oleh seorang pembunuh maniak yang mengerikan?”

”Benar.”

Dia menghirup napas dalam-dalam.

”Oh, Betty, Betty, sungguh, sungguh mengerikan!” ”Anda lihat, Mademoiselle, informasi yang saya dapat

dari Anda bisa membantu, dan kita tak perlu khawatir akan ada orang yang tersinggung.”

”Ya, saya mengerti sekarang.”

”Jadi, mari kita lanjutkan percakapan kita sekarang. Saya menduga, mungkin Donald Fraser seorang pria yang gemar menggunakan kekerasan dan pencemburu, apakah betul begitu?”

Megan Barnard berkata perlahan,

”Kini saya memercayai Anda, Mr. Poirot. Saya akan menceritakan hal yang sebenar-benarnya. Seperti yang saya katakan tadi, Don amat pendiam seorang yang tertutup, kalau Anda tahu maksud saya. Dia tidak selalu dapat mengungkapkan perasaannya dengan kata- kata. Namun pada dasarnya banyak hal yang tersembunyi dalam hatinya. Dia pencemburu. Dia selalu cemburu pada Betty. Dia amat setia pada Betty dan tentu saja Betty juga amat sayang padanya, tetapi namanya bukan Betty kalau hanya menyayangi satu orang, dan tidak memperhatikan yang lain juga.

Sifatnya memang begitu. Dia selalu berusaha menarik perhatian laki-laki tampan yang kebetulan dilihatnya. Dan tentu saja, dengan bekerja di Ginger Cat, dia selalu saja berjumpa dengan banyak laki-laki khususnya dalam liburan musim panas. Kata-katanya selalu lembut merayu dan bila mereka menggodanya, dia meladeninya. Lalu mungkin dia mau diajak kencan, nonton film, dan sebagainya. Tak pernah serius tak pernah sungguh-sungguh dia hanya suka iseng. Dia sering berkata, suatu hari nanti dia akan menikah dengan Don, jadi sekarang dia akan bersenang-senang dulu, selagi masih bisa.”

Megan diam sejenak dan Poirot berkata, ”Saya mengerti. Teruskanlah.”

”Don tidak dapat memahami pikirannya. Bila benar- benar serius dengannya, mengapa Betty masih ingin pergi dengan orang lain. Dan satu atau dua kali mereka bertengkar hebat tentang hal itu.”

”Mr. Don, dia tidak lagi diam?”

”Seperti semua orang pendiam, sekali marah selalu diikuti kekerasan. Dan begitu hebatnya sehingga membuat Betty takut.”

”Kapan hal itu terjadi?”

”Hampir setahun yang lalu dan pertengkaran yang lebih parah terjadi kira-kira lebih sebulan yang lalu. Saya pulang untuk berakhir minggu dan saya mendamaikan mereka kembali. Pada waktu itulah saya men- coba menasihati Betty untuk berpikir sedikit dan saya katakan bahwa dia bodoh. Dia hanya berkata, tak ada salahnya berbuat demikian. Yah, itu memang

benar, namun demikian dia mencari kehancuran. Anda tahu, setelah cekcok tahun yang lalu dia mempunyai kebiasaan berbohong dengan sebuah prinsip bahwa bila otak tidak tahu, hati tidak akan bersedih. Keributan terakhir terjadi karena Betty pamit pada Don akan pergi ke Hastings untuk menemui temannya, seorang gadis, dan Don mendapatinya pergi ke Eastbourne dengan seorang laki-laki. Laki-laki itu sudah berkeluarga, jadi mereka selalu sembunyi- sembunyi dan hal itu membuat persoalan lebih parah lagi. Pertengkaran mereka hebat sekali. Betty berkata bahwa dia belum menikah dengan Don, dan dia berhak pergi dengan siapa saja yang disukainya. Don pucat serta gemetar, mengancam bahwa satu hari nanti satu hari nanti”

”Ya?”

”Dia akan membunuh” kata Megan dengan suara rendah.

Dia berhenti berbicara dan menatap Poirot.

Poirot mengangguk beberapa kali dengan wajah muram.

”Dan, tentunya Anda khawatir…”

”Saya tidak pernah berpikir dia akan benar-benar melakukannya, tidak sedetik pun! Akan tetapi saya khawatir hal itu akan diperkarakan pertengkaran itu, dan semua yang dia katakan beberapa orang mengetahuinya.”

Lagi-lagi Poirot mengangguk, murung.

”Jadi begitu. Menurut saya, Mademoiselle, kalau bukan karena egoisme dan kesombongan seorang pembunuh, hal itu tidak akan terjadi. Apabila Donald

Fraser tidak dicurigai sebagai tersangka, dia boleh berterima kasih kepada bualan si ABC.”

Poirot diam selama satu atau dua menit, lalu katanya, ”Apakah Anda tahu adik Anda masih menjumpai laki-laki yang sudah berkeluarga itu atau laki-laki lain akhir-akhir ini?”

Megan menggeleng.

”Saya tidak tahu. Seperti yang Anda ketahui, saya tidak tinggal di sini.”

”Tetapi bagaimana dugaan Anda?”

”Mungkin dia tidak menjumpai laki-laki yang sudah berkeluarga itu. Mungkin Don sengaja tidak menyinggung soal itu untuk menghindarkan pertengkaran, tetapi saya tidak heran bila Betty hm membohongi Don lagi. Anda tahu, dia amat suka dansa dan nonton film, dan tentu saja Don tidak mampu mengajaknya setiap saat.”

”Bila demikian, mungkinkah dia menceritakan rahasianya pada seseorang? Gadis di kafeteria itu misalnya?”

”Saya rasa tidak. Betty tidak cocok dengan gadis yang bernama Higley itu. Menurut Betty, gadis itu terlalu ’rendah’. Dan yang lain pegawai baru. Betty bukan orang yang suka menceritakan rahasia pribadinya.”

Sebuah bel listrik berdering keras di atas kepala gadis itu.

Dia pergi ke jendela dan menjenguk ke luar. Lalu cepat-cepat dia menarik kepalanya ke dalam kembali.

”Ada Don...”

”Ajak dia kemari,” ujar Poirot cepat. ”Saya ingin

berbicara dengannya sebelum inspektur kita menahannya.”

Secepat kilat Megan Barnard keluar dari dapur, dan dua detik kemudian dia kembali sambil membimbing Donald Fraser masuk.

Terpopuler

Comments

Nenie desu

Nenie desu

jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel aq kak 😇🙏🤗😇🙏

2022-08-25

2

ˢᶠ︎ᬊ᭄❀ anon

ˢᶠ︎ᬊ᭄❀ anon

.

2022-08-05

1

𝐀⃝🥀ᴍᴀᷟᴄᷧᴇᷱ_ᴠᷧʜᷢɪɴᴀ

𝐀⃝🥀ᴍᴀᷟᴄᷧᴇᷱ_ᴠᷧʜᷢɪɴᴀ

saaakkttiiuuuu

2022-08-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!