17. Poirot Berpidato II

”Coba saya ingat, pagi itu di hari pembunuhan Car saya pergi berlayar. Menangkap delapan ekor ikan tuna. Sungguh indah pemandangan di teluk. Makan siang di rumah. Sup Irlandia, saya ingat. Tidur di tempat tidur gantung. Minum teh. Menulis surat-surat, tukang pos sudah telanjur lewat, lalu saya ke Paignton untuk mengeposkan surat-surat itu. Kemudian makan malam, dan saya tidak malu mengatakan bahwa saya membaca lagi sebuah buku karangan E. Nesbit yang merupakan buku favorit saya ketika saya masih kecil. Lalu telepon berdering”

”Cukup. Sekarang coba ingat-ingat, Mr. Clarke, apakah Anda berjumpa seseorang di perjalanan ke laut pagi harinya?”

”Banyak orang.”

”Ingatkah Anda mengenai orang-orang itu?” ”Sama sekali tidak sekarang.”

”Anda yakin?”

”Coba saya ingat. Ada seorang wanita yang amat gemuk. Dia memakai gaun sutra bergaris-garis dan saya heran mengapa dia berpakaian seperti itu. Dia bersama dua anak kecil... dua pemuda dengan anjingnya di pantai, mereka melemparkan batu kepada anjing itu Oh ya, seorang gadis berambut kuning, yang berenang sambil menjerit-jerit hm... lucu, sekarang semua jelas tergambar dalam ingatan saya seperti foto dalam proses cetak makin lama makin jelas.”

”Anda pengamat yang jeli. Sekarang siang harinya dikebun lalu ke kantor pos”

”Tukang kebun sedang menyiram tanaman... Pergi ke kantor pos? Hampir menabrak orang bersepeda wanita tolol yang oleng karena meneriaki temannya. Itulah semuanya, saya kira.”

Poirot menoleh kepada hora Grey. ”Miss Grey?”

hora Grey menjawab dengan suaranya yang jelas dan pasti.

”Saya mengerjakan korespondensi bersama Sir Car michael di pagi harinya menemui pembantu rumah tangga. Saya menulis surat-surat dan menyulam pada sore harinya seingat saya. Agak sulit mengingatnya. Hari itu biasa saja. Saya masuk ke tempat tidur lebih awal.”

Aku agak heran karena Poirot tidak bertanya lebih lanjut. Katanya, ”Miss Barnard dapatkah Anda mengingat kejadian waktu Anda terakhir kalinya melihat adik Anda?”

”Kira-kira dua minggu sebelum kematiannya. Saya pulang dan menginap di rumah Sabtu dan Minggu. Cuaca sangat bagus. Kami pergi ke kolam renang di Hastings.”

”Apa saja yang Anda percakapkan hari itu?”

”Saya menasihatinya,” ujar Megan.

”Dan apa lagi? Apa yang dia bicarakan dengan Anda?”

Gadis itu mengerutkan kening, mencoba mengingat- ingat.

”Dia menceritakan mengenai kekesalannya akan sebuah topi dan beberapa gaun musim panas yang baru saja dibelinya. Dan sedikit tentang Don... Dia juga

mengatakan tidak menyukai Milly Higley gadis yang bekerja di kafeteria itu dan kami menertawakan wanita bernama Merrion yang mengelola kafeteria itu...

Saya tidak ingat lagi lainnya...”

”Dia tidak menyebut laki-laki maaf, Mr. Fraser yang dia jumpai?”

”Dia tidak mau mengatakannya pada saya,” kata Megan Barnard acuh tak acuh.

Poirot menoleh ke arah pemuda berambut merah, dengan rahang kekar itu.

”Mr. Fraser, saya minta Anda mengingat kembali. Anda tadi mengatakan pergi ke kafeteria di malam yang membawa bencana itu. Semula maksud Anda menunggu di sana dan memperhatikan Betty Barnard bila dia keluar. Ingatkah Anda siapa saja yang Anda lihat pada saat menunggu di tempat itu?”

”Banyak orang lalu-lalang di depan kafeteria itu.

Saya tak ingat siapa pun.”

”Maaf, dapatkah Anda mencoba mengingatnya? Walaupun pikiran Anda sedang dipenuhi hal-hal lain, namun mata melihat secara otomatis tidak dengan akal, tetapi selalu tepat...”

Pemuda itu tetap ngotot, ”Saya tak ingat siapa pun.” Poirot mendesah dan menoleh kepada Mary Drower.

”Saya rasa Anda menerima surat secara teratur dari bibi Anda, bukan?”

”Oh ya, Tuan.” ”Kapan yang terakhir?” Mary berpikir sejenak.

”Dua hari sebelum pembunuhan itu, Tuan.”

”Apa isinya?”

”Katanya si Setan Tua itu berada di sana dan bahwa dia mengusirnya dengan makian maafkan istilah saya, Tuan dia ingin saya datang hari Rabu itu hari libur saya, Tuan katanya saya akan diajak nonton film. Sebenarnya itu hari ulang tahun saya, Tuan.”

Sesuatu kenangan akan pesta kecil itu mungkin menyebabkan air mata menggenang di pelupuk matanya. Mary terisak dan minta dimaafkan karenanya.

”Maafkan saya, Tuan. Saya tak ingin kelihatan tolol. Menangis sebenarnya tak ada gunanya. Hanya kenangan akan bibi saya dan saya yang mengharapkan saat-saat yang menyenangkan itu membuat saya terharu, Tuan.”

”Saya tahu bagaimana perasaan Anda,” ujar Franklin Clarke. ”Selalu justru kenangan-kenangan kecil seperti itu yang paling berkesan dan khususnya hari-hari istimewa atau hadiah-hadiah sesuatu yang menyenangkan dan wajar. Saya ingat melihat seorang wanita yang mengalami kecelakaan. Dia baru saja membeli sepatu baru. Saya melihatnya terbaring di sana dan dalam bungkusan yang terbongkar itu terlihat sandal kecil bertumit tinggi yang aneh. Itu amat menyentuh perasaan saya sandal-sandal itu terlihat amat menyedihkan.”

Megan tiba-tiba berkata dengan ramah dan hangat, ”Itu betul-betul sekali. Hal yang sama terjadi setelah Betty meninggal. Ibu telah membeli beberapa stocking, hadiah untuk Betty. Dia membelinya pada hari yang nahas itu. Kasihan Ibu. Begitu hancur hatinya. Saya melihatnya menangisi barang itu. Dia berulang kali berkata, ’Saya membelinya untuk Betty saya membelinya untuk Betty dan Betty bahkan tak pernah melihatnya.”’

Suaranya sedikit bergetar. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap lurus kepada Franklin Clarke. Seketika muncul rasa simpati di antara mereka rasa senasib sepenanggungan yang timbul karena menghadapi masalah yang sama.

”Saya tahu,” ujar Franklin Clarke. ”Saya tahu betul. Hal-hal semacam itu amat menyedihkan untuk diingat.”

Donald Fraser membuat gerakan di tempatnya dengan salah tingkah.

hora Grey mengalihkan pembicaraan.

”Tidakkah kita akan membuat rencana untuk hari- hari mendatang?” tanyanya.

”Tentu saja.” Franklin Clarke kembali pada sikapnya semula. ”Saya rasa bila saatnya tiba yaitu, bila surat keempat datang kita harus mengerahkan tenaga. Sebelum itu, mungkin kita bisa mencoba peruntungan masing-masing. Saya tidak tahu apakah ada faktor- faktor yang menurut Mr. Poirot dapat menggantikan penyelidikan?”

”Saya dapat memberikan saran-saran,” kata Poirot. ”Bagus. Saya akan mencatatnya,” Franklin Clarke mengeluarkan sebuah notes. ”Silakan, Mr. Poirot.

A—”

”Dugaan saya, mungkin pelayan itu, Milly Higley, mengetahui sesuatu yang ada artinya.”

”A—Milly Higley,” tulis Franklin Clarke.

”Saya mengusulkan dua cara pendekatan. Anda,

Miss Barnard, boleh mencoba apa yang saya sebut pendekatan serangan.”

”Saya rasa Anda pikir itu cocok dengan gaya saya?” kata Megan datar.

”Buatlah pertengkaran dengan gadis itu katakan Anda tahu dia tak pernah menyukai adik Anda dan bahwa adik Anda telah menceritakan semua tentang dirinya. Bila saya tidak keliru, ini akan memancing tuduhan-tuduhan. Dia akan mengatakan pada Anda bagaimana penilaiannya mengenai adik Anda! Fakta- fakta penting akan terungkap.”

”Dan pendekatan kedua?”

”Dapatkah saya memberi saran, Mr. Fraser, agar Anda memperlihatkan tanda-tanda seakan tertarik kepada gadis itu?”

”Apakah itu perlu?”

”Tidak, tidak perlu. Itu hanya salah satu kemungkinan penyelidikan.”

”Dapatkah saya mencoba membantu?” tanya Franklin. ”Saya punya pengalaman cukup luas, Mr. Poirot. Saya akan melihat apa yang dapat saya lakukan terhadap gadis itu.”

”Anda punya bagian sendiri untuk dikerjakan,” kata hora Grey agak tajam.

Wajah Franklin agak tertunduk. ”Ya, betul,” ujarnya.

”Tout de meme sama saja saya kira tidak banyak yang dapat Anda lakukan di sana saat ini,” kata Poirot. ”Sekarang Mademoiselle Grey, dia jauh lebih cocok”

hora Grey menyela perkataannya.

”Tetapi tahukah Anda, Mr. Poirot, saya sudah meninggalkan Devon untuk seterusnya.”

”Oh? Saya tidak mengerti.”

”Miss Grey bersedia tinggal lebih lama di sana hanya untuk membantu saya membereskan semua urusan,” kata Franklin. ”Tetapi sebenarnya dia lebih suka bekerja di London.”

Poirot menatap mereka tajam-tajam satu per satu. ”Bagaimana dengan Lady Clarke?” tanyanya.

Aku sedang mengagumi rona merah samar pipi hora Grey dan hampir-hampir tidak mendengar jawaban Clarke.

”Sangat buruk. Omong-omong, Mr. Poirot, apakah Anda bersedia datang ke Devon dan mengunjunginya? Dia menyatakan ingin bertemu dengan Anda sebelum saya pergi. Memang sering kali dia sama sekali tak dapat menemui orang selama satu-dua hari, tetapi bila Anda mau mengambil risiko itu ongkosnya saya tanggung, tentu saja.”

”Tentu, Mr. Clarke. Kalau begitu, bagaimana kalau esok lusa?”

”Baiklah. Saya akan memberitahu juru rawat dan dia akan mengatur jadwal pemberian obat.”

”Dan untuk Anda, Nak,” ujar Poirot, menoleh kepada Mary. ”Kemungkinan Anda akan memperoleh hasil di Andover. Cobalah dekati anak-anak.”

”Anak-anak?”

”Betul. Anak-anak tidak mudah mengobrol dengan orang asing. Tetapi Anda dikenal di jalan tempat bibi Anda tinggal. Ada banyak anak-anak yang bermain disekitar rumah bibi Anda. Mungkin mereka melihat siapa yang masuk dan keluar dari toko itu.”

”Bagaimana dengan Miss Grey dan saya sendiri?” tanya Clarke. ”Itu... kalau saya tidak harus pergi ke Bexhill.”

”Mr. Poirot,” ujar hora Grey. ”Cap pos mana yang tertera di surat ketiga?”

”Putney, Mademoiselle.”

hora Grey berkata sambil merenung, ”S. W. 15, Putney, betul begitu, bukan?”

”Mengherankan, surat kabar mencetaknya dengan benar.”

”Seakan menunjukkan bahwa ABC orang London. ” ”Sepintas lalu memang demikian.”

”Seseorang harus bisa menjeratnya,” kata Clarke. ”Mr. Poirot, bagaimana kalau saya memasang iklan misalnya: ABC. Penting. H.P. sudah dekat dengan jejak Anda. Seratus untuk sikap bungkam saya. XYZ. Tidak ada yang lebih kasar dari itu tetapi Anda mengerti maksudnya. Mungkin itu dapat menjeratnya.”

”Mungkin juga.”

”Bisa memancingnya untuk mencoba menyerang saya.”

”Saya pikir itu tindakan yang tolol dan berbahaya,” kata hora Grey tajam.

”Bagaimana, Mr. Poirot?”

”Tidak ada salahnya untuk dicoba. Saya sendiri berpendapat ABC terlalu licin untuk membuat reaksi.” Poirot tersenyum kecil. ”Saya perhatikan, Mr. Clarke maaf bila ucapan saya ini kasar hati Anda masih muda, seperti anak sekolah.”

Franklin Clarke tampak malu-malu.

”Yah,” ujarnya, memperhatikan notesnya, ”kita sudah membuat permulaan.

A. Miss Barnard dan Milly Higley

B. Mr. Fraser dan Miss Higley

C. Anak-anak di Andover

D. Iklan

Saya tak yakin apakah usaha-usaha itu dapat berhasil baik, tetapi paling tidak ada yang dikerjakan sambil menunggu.”

Dia bangkit dan beberapa saat kemudian pertemuan itu dibubarkan.

Terpopuler

Comments

ˢᶠ︎ᬊ᭄❀ anon

ˢᶠ︎ᬊ᭄❀ anon

MMM

2022-08-05

1

𝐀⃝🥀ᴍᴀᷟᴄᷧᴇᷱ_ᴠᷧʜᷢɪɴᴀ

𝐀⃝🥀ᴍᴀᷟᴄᷧᴇᷱ_ᴠᷧʜᷢɪɴᴀ

rrrrrrrr

2022-08-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!