---🧸Selamat Membaca🧸---
Sudah tiga minggu sejak kejadian itu berlalu, dan sejak itulah Zeen dan Yuna tak saling bicara, bahkan jika saling berpapasan pun mereka tak saling menyapa. Pernah satu kali Yuna menyapa Zeen dengan senyuman ramah yang pernah biasanya ia perlihatkan. Namun Zeen hanya mengabaikannya dan mengacuhkan Yuna begitu saja, padahal saat itu Zeen bersama dengan teman dokternya, dokter yang bersama dengan Zeen itu tersenyum mengejek ketika melihat Yuna yang diabaikan itu. Hal itu bukan membuat Yuna merasa malu, melainkan merasa sedih atas perlakuan Zeen yang sudah tak mau berdekatan dengannya.
Yuna merasa rindu dengan sikap ramah Zeen pada saat pertemuan pertama mereka. Yuna menghela nafas. "Apa pada akhirnya cinta pertama ku sama disini saja?" gumam Yuna sambil menatap lurus jalanan yang ada didepan rumahnya.
"Ndukk.." panggil Santi, nenek Yuna.
Yuna tersentak, ia lalu menoleh kebelakang. "Ya nek?" jawab Yuna saat Santi tengah berjalan kearahnya.
Santi mendudukan diri dikursi yang terletak disamping Yuna, dan hanya menyisakan meja kecil sebagai penghalang. "Kamu ndak pergi kerja nduk?" tanya Santi.
"Kerja kok nek, tapi agak saingan Yuna berangkatnya." jawab Yuna.
Santi memperhatikan cucunya yang terlihat lesu itu. "Kenapa nduk? Kok akhir-akhir ini kamu kayak diem melaman terus... Kamu ada masalah?"
Yuna tersenyum, rupa-rupanya neneknya sangat peka terhadap perubahan Yuna akhir-akhir ini.
"Ndak kok nek, Yuna ndak ada masalah kok." ujar Yuna mengeleng.
"Beneran kamu? Tapi kok nenek lihat kamu suka melamun. Pernah nenek manggil kamu, tapi kamu malah diem aja padahal nenek panggilnya keras banget loh, sampe lima kali lagi panggilnya." jelas Santi.
Yuna melongo. "Hah? Beneran nek? Yaampun... Maafin Yuna ya nek, lain kali janji Yuna gak akan ngelamun lagi." ucap Yuna dengan raut wajah merasa bersalah.
Santi yang melihat raut wajah Yuna itu terkekeh pelan. "Haha... Gak usah serius gitu Yun, nenek hanya bercanda kok tadi. Sebenarnya nenek panggil kamu hanya sekali bukan lima kali, hahahah...." ujar Santi diselingi tawanya.
Yuna merenggut, kala mendengar ucapan neneknya itu. "Ish, kirain beneran. Nenek ini suka banget godain Yuna." gerutu Yuna dengan raut kusutnya.
Santi kembali tertawa. "Hahaha, ya abisnya kamu sendiri, ditanya ada masa apa enggak. Jawabannya malah kurang meyakinkan gitu." selidik Santi.
Yuna mesem-mesem menanggapi ucapan Santi.
"Tuh kan, kalo dibilang malah senyum-senyum gak jelas." sungut Santi.
Yuna berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Santi. Ia lalu memeluk neneknya yang sudah sangat tua itu, namun masih terlihat kuat dimata Yuna.
"Hehehe maapin Yuna nek, Yuna sebenarnya memang ada masalah dikit sama temen. Tapi sudah Yuna selesain kok." jelas Yuna sambil memeluk erat neneknya itu.
"Bener?" tanya Santi, yang dianguki kepala oleh Yuna. Sebenarnya Yuna berbohong tentang ucapannya itu, namun mau bagaimana lagi. Yuna terpaksa berbohong agar neneknya tak menghawatirkannya tentang masalahnya Yuna yang tiga minggu lalu sudah difitnah oleh teman sepekerjanya itu.
Santi mengelus tangan Yuna yang tengah memeluknya itu. "Kalo ada masalah berat dan ndak bisa kamu atasi sendiri, cobalah cerita sama nenek. Siapa tau nenek bisa kasi kamu solosi biar masalahmu lebih ringan sedikit." tutur Santi dengan suara lembutnya. Dan hal itu membuat Yuna merasa nyaman ketika neneknya sudah menasehatinya, perasaan Yuna yang tadinya merasa gundah dan berat kini sedikit terobati ketika mendengar suara lembut dari neneknya itu.
"Iya nek, makasih ya nek... Nenek selalu ada ketika Yuna merasa gundah dan bimbang. Nenek seperti malaikat bagi Yuna, Yuna minta nenek harus tetap bersama Yuna sampai Yuna sukses dikemudian hari. Janji ya nek?" ucap Yuna sambil menatap Santi.
Santi tersenyum."Hemm, nenek doain kamu cepet sukses... Dimasa depan." ucap Santi.
"Aminnn... Nenek Yuna cantik banget, muahh." Yuna tiba-tiba saja mencium Santi dengan rasa gemasnya.
"Kamu ini, kebiasaan dari dulu suka cium-cium."
"Emang gak boleh? Kan nenek punyanya Yuna, Yuna sayang nenek. Gak ada yang boleh ngambil nenek dari aku." ucap Yuna sambil memeluk Santi dengan posesifnya.
Santi mengeleng saja. "Kamu ini ya."
Setelah itu mereka tertawa bersama, terlihat pancara kebahagian dari hal-hal yang mereka buat.
🍂🍂
Yuna berjalan dikoridor rumah sakit, tiga minggu ini ia bekerja dirumah sakit itu seperti biasanya. Walau kadang-kadang ada saja yang membicarakannya dibelakang. Siapa lagi kalau bukan Sisi, dan juga dua temannya.
Mereka bertiga selalu mencari kesenangan, diatas penderitaan orang lain. Namun Yuna tak mau ambil resiko, Yuna hanya memasang wajah santai dan melewati mereka seperti tak ada apa-apa.
"Eh! Kalian tau gak? Denger-denger dokter Zeen dah balik ke jakarta." ucap salah satu perawat wanita dirumah sakit itu.
"Hah? Beneran? Tapi emang katanya dokter Zeen cuman menetap sebulan disini sih, soalnya kan dokter Zeen cuman mengartikan dokter lama disini."
"Yah... Gak bisa cuci mata lagi dong.."
Ucapan mereka itu tak luput dari pendengaran Yuna, Yuna yang mendengar jika dokter Zeen sudah kembali itu. Perasaannya kembali gundah, tentu saja Yuna merasa sedih.
'Ternyata cinta pertamaku sampai disini saja, Dokter Zeen sampai akhir pun tak mau berbicara denganku. Sepertinya ia sudah benar-benar benci padaku.' batin Yuna, memejamkan matanya mencoba menguatkan hatinya.
TBC.
Jangan Lupa Jejaknya💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Nailott
semoga yuna bahagia dg cinta yg lain
2023-09-19
0
auliasiamatir
sabar yah Yuna, siapa tau nanti kamu bertemu lagi sama dokter zeen
2022-10-10
1
NurTham
Aku kasih km setangkai mawar merah. aigooo.. cerita km lebih bagus dari ceritaku.
2022-09-12
0