Yuna dan juga ketiga perempuan yang baru saja menjadi teman Yuna itu, tengah berjalan dikoridor ingin menuju keruangan dokter Zeen.
Sisi, Gisel dan juga Keysa terus mendesak Yuna untuk mengungkapkan perasaannya pada dokter tampan itu, sedangkan Yuna masih merasa ragu apakah tindakannya mengungkapkan perasaannya ini benar atau salah. Yuna takut jika mengungkapkan perasaannya Zeen akan menolaknya.
"Teman-teman, lain kali aja ya... Aku masi ragu, takut dokter Zeen nolak aku." cicit Yuna yang lagi-lagi terus pesimis sepanjang perjalanan.
Diam-diam Sisi yang ada disamping Yuna itu, memutar matanya malas. "Yuna... Jangan pesimis gitu dong... Kamu tuh harus percaya diri, kita yakin kok jika dokter Zeen pasti nerima pernyataan rasa suka mu itu, ya gak guys." ucapnya.
"Iya, bener apa kata Sisi... Dokter Zeen kan akhir-akhir ini deket sama kamu Yuna! Aku tau.. Dokter Zeen terus deket sama kamu itu, pasti juga punya perasaan yang sama padamu Yun." timpal Keysa.
"Emang bener begitu?" tanya Yuna tak merasa yakin.
Gisel menepuk kedua bahu Yuna. "Iya Yuna... Masa kamu gak percaya sih sama kita-kita? Kita kan udah jadi teman kamu, seharusnya kamu percaya dong apa kata kita." ucap Gisel, setelah itu diam-diam mengedipkan satu matanya kearah dua temannya itu. Kedua temannya itu mengacukan jempol sambil tersenyum kearah Gisel.
Yuna akhirnya menganguk. "Yaudah deh... Kalo kalian bilang begitu, Yuna jadi makin percaya. Makasih ya temen-temen kalian udah mau jadi temen Yuna... Sekaligus dukung perasaan Yuna ini." tutur Yuna sambil mengembangkan senyum ramahnya.
"Tentu dong... Gunanya teman kan emang begitu." sahut Keysa.
"Nih Yun, bawa ini juga, aku pernah liat ada orang nembak gebetanya pake ini. Terus habis itu orangnya langsung jadian, sepertinya pake ini lebih manjur." ucap Gisel sambil menyodorkan sekotak coklat pada Yuna.
Yuna menerima coklat itu. "Beneran Gisel?" tanya Yuna.
"Beneran, percaya deh sama aku, aku bela-belain loh beliin kamu coklat ini."
"Yaampun, makasih ya Gisel... Yuna jadi merasa gak enak ngerepotin kamu kayak gini. Nanti uangnya Yuna ganti deh." ujar Yuna merasa tak enak.
"Eit.. Gak papa kok Yuna... Aku ikhlas kasi kamu itu... Anggep aja itu sebagai tanda pertemanan kita." tolak Gisel.
"Tapi Gisel..."
"Udah gak papa... Gak usah bahas itu terus, mending kamu pikirin kata-kata apa yang mau kamu sampainkan pada dokter Zeen nanti."
"Iya Yun, jangan mikirin yang aneh-aneh dulu." timpal Keysa.
Yuna menganguk. "Oke! Aku udah nemuin kata-kata yang pas untuk ngungapin perasaanku ini." ucap Yuna mengebu-gebu.
"Wah... Keren Yun, kayak gini mah demen aku liatnya, semangat gak loyo kayak tadi."
🍂🍂
Saat mereka berjalan dikoridor, mereka tak sengaja melihat dokter Zeen yang berjalan didepan mereka bersama dengan para dokter. Yang sepertinya tengah membahas masalah pekerjaan mereka.
"Psst... Itu dokter Zeen." bisik Gisel.
"Eh! Iya... Cepetan Yun, kamu samperin gih.." bisik Sisi.
"Eh? Tapi kayaknya mereka lagi sibuk deh." jawab Yuna.
"Udah... Dari pada gak ada kesempatan nanti, cepetan Yun! Samperin gih..." desak Sisi.
Mereka bertiga langsung mendorong tubuh Yuna tanpa aba-aba. Dan membuat Yuna langsung berdiri tepat dihadapkan Zeen.
Yuna menengok kebelakang dimana teman barunya itu berada. Melihat Yuna, mereka bertiga langsung memberikan semangat dan desakan agar Yuna segera mengungkapkan perasaannya.
Zeen yang melihat Yuna yang ada didepannya itu mengerutkan alis ya bingung.
"Ada apa Yun?" tanya Zeen.
Yuna mencoba menetralkan dirinya dengan menarik nafas panjang dan menghembuskan nya. Ia lalu memberanikan diri menatap mata Zeen.
'Semangat Yuna! Kamu pasti bisa.' gumam Yuna menyemangati dirinya.
"Maaf dokter Zeen, jika saya menganggu waktunya. Yuna ingin mengatakan sesuatu yang penting pada dokter Zeen." ucap Yuna lantang, walau didalam dirinya sangat gugub.
"Emang ada hal apa? Sepertinya sangat penting sekali." tanya Zeen lagi.
Yuna lalu menyodorkan tangannya yang dimana sekotak coklat itu ia gengam.
Zeen menautkan kedua alisnya. "Apa ini?"
"Ini sekotak coklat untuk dokter Zeen, sekaligus pernyataan rasa suka saya pada dokter." jawab Yuna lantang dengan senyuman manis yang terus terbit dibibirnya.
"Hah?" beo Zeen merasa bingung.
"Saya menyukai anda dokter!" teriak Yuna langsung saja memejamkan matanya, dan terus menghirup udara agar jantungnya tak berdegup kencang.
Zeen terdiam mendengar pernyataan Yuna, sedangkan para dokter dan juga orang-orang yang ada disana membisikan kata-kata tentangnya dan menertawakan kekonyolan Yuna.
"Berani banget tuh cewek."
"Gak malu apa didepan umum, kalo aku pasti malu banget."
"Penasaran banget nih... Dokter Zeen nerima Yuna gak ya?"
"Ah, gak yakin Yuna kan cupu, yakali dokter Zeen nerima gitu aja."
Bisik-bisik terus terdengar ditelinga Zeen, membuat Zeen semakin kesal dan membuatnya tambah pusing.
Ia lalu melihat gadis yang ada didepannya itu, ia pun mengambil sekotak coklat yang ada ditangan Yuna.
Yuna membuka matanya kala merasakan kotak coklat yang ia bawa ditarik dari tangannya.
"Ini buat saya kan?" tanya Zeen pada Yuna.
Yuna menganguk antusias, dan tersenyum lebar.
Zeen membalas senyuman Yuna yang membuat semua mata yang ada disana terkejut tak percaya. Jika dokter yang terkenal datar itu, bisa tersenyum kepada Yuna.
Tanpa diduga, Zeen langsung membanting kotak coklat itu kelantai dan membuat isi dari kotak itu berserakan kemana-mana.
Semuanya yang tadi merasa terkejut, kini bertambah terkejut melihat tingkah Zeen yang serba tiba-tiba itu.
"Perasaanmu itu hanya sampah! Bagi saya, sama dengan coklat murahan yang kau berikan ini." tekan Zeen membuat Yuna tertegun.
TBC.
Jangan Lupa Komen Ya Guys💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
linamaulina18
teman ap menjerumuskan si Yuna n Yuna jg bego mau aja d tmnin
2023-06-05
0
Dewi
Nggak nyangka dokter Zen gitu
2022-11-25
1
Aneuk Pocut
kejam bnget sih
2022-10-20
1