"Yuna.."
Yuna yang merasa dipanggil itu, menengok kebelakang, ia melihat Sisi yang tengah berjalan kearahnya itu.
"Ada apa Si?" tanya Yuna ketika Sisi sudah ada dihadapannya.
Sisi tersenyum manis. "Engak kok, aku mau ngajak kamu ngobrol sambil makan bareng. Kamu mau ngak?" ujar Sisi bertanya.
Yuna menautkan alisnya, sebenarnya ia baru kali ini diajak seseorang untuk makan bersama, karena biasanya ia hanya makan sendiri diruanganya itu.
"Hemm, tapi sekarang aku bawa bekal Si. Jadi lain kali aja kita makan bareng." jawab Yuna sambil tersenyum.
"Oh? Kamu bawa bekal... Gak papa, sekalian aja kita makan bareng-bareng, yuk!" ucap Sisi sambil menarik tangan Yuna.
"Eh! Tapi..."
"Udah ayooo..."
"Bentar, aku ambil dulu bekalku." ucapnya, setelah mengambil bekal mereka berdua beranjak dari sana dan menuju kekantin.
🍂🍂
"Nah... Kita duduk disini ya! Bareng mereka." kata Sisi sambil menunjuk kedua temannya yang sudah lebih dulu berada disana.
Sisi memberi kode pada kedua temannya itu, kedua temannya itu menganguk paham.
"Hai, Yuna... Kita belum sempat kenalan ya? Kenalin aku Gisel perawat disini juga." kata Gisel sambil mengulurkan tangannya.
Yuna menerima uluran itu. "Yuna." ucap Yuna sambil tersenyum ramah.
"Kenalin, aku Keysa kamu bisa panggil aku Key." ucap Key yang juga mengulurkan tangannya.
"Yuna."
"Ayo duduk Yuna, jangan berdiri aja, kita makan bareng-bareng disini." kata Gisel, yang membuat Yuna menganguk, Yuna tak menyangka jika mereka menerimanya dengan sangat baik.
Beberapa menit mereka menyantap makanannya yang mereka pesan, sedangkan Yuna dengan hikmat menyantap bekalnya yang ia buat sendiri itu.
"Ehem.." Sisi berdehem.
"Yuna!" panggil Sisi.
Yuna yang dipanggil itu menengok. "Ya? Ada apa Si?" tanya Yuna.
"Kamu tiap hari bawa bekal ya?" tanya Sisi.
Yuna tersenyum. "Ya, tiap hari aku bawa bekal, aku lebih enak makan masakan rumah Si." jawab Yuna.
"Ooo begitu, tapi kenapa kamu cuma makan sendiri?"
"Aku malu kalo gabung dengan yang lain, takutnya aku bikin gak nyaman." ujar Yuna.
"Yaampun Yuna... Kamu jangan pesimis dulu... Buktinya kita nyaman-nyaman aja tuh makan sama kamu." ucap Keysa dengan senyum ramahnya.
Yuna tersenyum cerah. "Wah... Kalo kalian merasa begitu, aku sangat berterimakasih sekali."
"Haha... Iya sama-sama, jadi anggep kami kayak temen kamu sendiri ya." ucap Sisi yang ditanggapi anggukan antusias oleh Yuna.
Sisi menyerigai. 'Dasar polos banget, dikasi kata-kata manis aja langsung nurut.' gumam Sisi dalam hati.
🍂🍂
Mereka berempat sudah berada diruangan, yang memang disediakan untuk para pekerja dirumah sakit itu.
Sisi menghampiri Yuna yang tengah sibuk melipat baju pasien.
"Yun!" panggil Sisi sambil menepuk bahu Yuna.
"Ya? Ada apa Si?"
"Aku boleh tanya sesuatu gak?" ucap Sisi bertanya.
"Boleh... Emang mau tanya apa?"
"Sebenarnya aku merasa gak enak sih... Mau nanya ini sama kamu."
"Gak papa Si, tanya aja." ujar Yuna tersenyum ramah pada Sisi.
"Jadi gini... Aku tuh sebenernya penasaran banget, kamu sebenarnya ada hubungan apa sama dokter Zeen?"
Yuna yang mendapat pertanyaan itu terhenyak, ia sedikit terkejut. Namun ia berusaha menutupinya. "Ngak ada hubungan apa-apa kok Si." jawab Yuna seadanya.
"Hemm, tapi kok aku lihat kamu deket banget sama dokter Zeen." tanya Sisi lagi.
"Wah... Iya Yun, aku juga liat kamu sering banget pulang bareng sama dokter Zeen." ucap Gisel yang tiba-tiba nibrung bersama mereka.
Keysa pun tak mau ketinggalan, ia lalu berjalan kearah mereka dan duduk disamping Yuna.
"Iya Yun, kamu gak mau ngasi tau sama kita-kita ya? Kita kan udah jadi temen." ujar Key menimpali.
Yuna yang ditanya itu, menjadi gugup. "Beneran kok temen-temen, Aku gak ada hubungan apa-apa sama dokter Zeen, dokter Zeen mana mau sama Yuna."
"Eh, jangan bilang gitu dulu Yun. Kita kan gak tau perasaan dokter Zeen kayak gimana, siapa tau dia punya perasaan sama kamu Yun." timpal Keysa.
Yuna bersemu merah, ia malu mendengar perkataan itu. "Ah, mana mungkin." sangkal Yuna.
Mereka bertiga saling memandang ketika melihat perubahan wajah Yuna.
"Wah... Kok kamu malu-malu sih Yun, jangan-jangan kamu punya perasaan sama dokter Zeen itu." ucap Keysa.
Yuna hanya diam tak tau harus menanggapi apa.
"Iya Yun jangan diam aja dong... Kasi tau ke kita, kita kan udah jadi teman kamu... Atau kamu gak ngangep kita temen ya..." ucap Sisi dengan nada lesu.
Yuna terhenyak mendengar ucapan Sisi. "Eh! Enggak kok... Yuna ngangep kalian temen..."
Sisi sumringah. "Kalo kamu ngangep kami temen... Ceritain dong tentang kamu dan dokter Zeen."
Yuna merasa ragu. "Emm... Sebenarnya Yuna memang suka sama dokter Zeen." ucap Yuna lirih namun didengar oleh mereka.
"Wah... Beneran kamu suka sama dokter Zeen." teriak Gisel heboh.
"Ssstt... Gisel jangan kenceng-kenceng dong..." ucap Keysa merasa kesal dan membekap mulut Gisel.
"Hehe.. Maap."
"Kamu beneran Yun?" tanya Sisi yang diangguki oleh Yuna.
"Kamu udah ngungkapin perasaan mu sama dokter Zeen Yun?" Yuna mengeleng menjawab pertanyaan itu.
"Kenapa gak diungkapin Yun?" tanya Key.
"Yuna malu." cicit Yuna.
"Yaelah gak usah malu kali, mending ungkapin aja sekarang... Dari pada diembat duluan sama orang nanti."
"Iya Yun... Kita dukung kamu kok.."
"Tapi.."
"Jangan tapi-tapi, biar aku kasi tau kamu cara nembak cowok duluan. Pasti cowok itu gak bakalan nolak kamu, percaya deh." ucap Keysa dengan bangganya.
"Wah... Bener tuh Yun, kamu belajar aja sama yang ahli cinta." ledek Gisel membuat Keysa mendengus.
"Gimana Yun, kamu mau gak? Mending saran aku kamu ngungkapin perasaan kamu deh.. Dari pada nanti dokter Zeen dapet pacar duluan." ujar Sisi, terus mendesak Yuna agar mau mendengarkan mereka.
Yuna merenung, ia memikirkan perkataan mereka. Sejak ia kenal dekat dengan dokter Zeen perasaannya ini kadang tak bisa terkontrol, lantaran ketika ia berdekatan dengan dokter Zeen maka ia akan terus mengamati wajah dokter tampan itu. Sampai ia dianggap tukang melamu pada orang-orang disekitarnya.
"Oke. Yuna mau, Key! Tolong bantuannya ya." ucap Yuna yang pada akhirnya menyetujui saran mereka.
"Oh, tentu saja, untuk sekarang juga kamu harus ungkapin perasaanmu. Jangan ditunda-tunda, karena lebih cepat itu lebih baik." kata Keysa ditanggapi anggukan kepala oleh Yuna.
Sisi, Gisel dan juga Keysa saling berpandangan. Mereka saling mengkode bahwa rencana mereka berhasil, entah apalagi yang akan mereka lakukan pada Yuna, hanya mereka bertiga lah yang tau.
TBC.
Halo.. Suka gak sama ceritanya? Kalo suka jangan lupa dukung Author ya^_^ biar makin semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Nailott
semoga kalian dspat karma yg jahatin yuna.
2023-09-19
0
Nailott
kasian kamu yuna, djahatin teman2mu
2023-09-19
0
linamaulina18
dasar bod*g bget si yuna
2023-06-05
0