Sudah dua minggu Yuna bekerja sebagai perawat langsia, dan dua minggu itu pula dokter bernama Zeen Albaret, bekerja dirumah sakit tepatnya didesannya. Tak ayal setiap hari ia berjumpa dengan dokter Zeen saat bekerja dan disitu pula perasaannya terus terpupuk bagaikan bunga yang sedang bersemi.
Seperti saat ini, Yuna yang pagi ini ingin berangkat kerumah sakit, dikejutkan dengan keberadaan Zeen yang terkesan tiba-tiba itu.
Tinn.... Suara klakson mobil terdengar, dan hal itu membuat Yuna berjingkrat kaget.
"Astagfirullah..." ucap Yuna sambil mengelus jantungnya yang berdegup kencang akibat terkejut itu.
"Yuna!" panggil Zeen.
Yuna yang familiar dengan suara itu menengok. "Eh, dokter Zeen?"
"Yuna, kamu tinggal disini juga?" tanya Zeen yang tampak terkejut.
"Iya, ngapain dokter disini?"
"Kebetulan sekali, saya juga tinggal disekitar sini." jawab Zeen tersenyum manis.
Sudah diperingatkan jika senyuman Zeen itu sangat menular, itu sebabnya Yuna refleks membalas senyuman Zeen tak kalah manisnya.
"Saya baru tau? Kebetulan sekali ya dok."
"Iya, saya tinggal tak jauh dari sini, tinggal lurus saja pasti mentok dari kos-kosan yang saya tinggalli." jelas Zeen.
"Oalah.. Kapan-kapan saya boleh mampir dong, dok... " ucap Yuna sambil tersenyum manis.
"Boleh dong." jawab Zeen.
"Kamu mau berangkat juga? Kalau gitu bareng aja sama saya." tawar Zeen.
"Oh! Gak usah dok, saya gak mau ngerepotin" sungkan Yuna.
"Gak ngerepotin kok, ayo sini lebih cepet dari pada naik angkot."
"Saya beneran gak papa kok dok, saya sudah biasa naik angkot." tolak Yuna halus.
"Yaampun Yuna.. Ternyata kamu keras kepala sekali ya." ujar Zeen, setelah itu turun dari mobilnya dan berjalan kearah Yuna.
Yuna mengerutkan alisnya. "Loh? Dokter mau kemana?" tanya Yuna bingung. Namun sedetik kemudian ia dibuat terkejut pasalnya Zeen mendorong tubuhnya dari belakang dan membawanya kearah pintu mobil.
"Eh! Eh! Dok?" ucap Yuna masih bingung.
"Nah... Kamu masuk aja Yuna, kita berangkat bersama biar gak terlambat." ujar Zeen sambil membukakan pintu untuk Yuna.
Yuna menghela nafas. "Yaampun dokter ini pemaksa sekali ya." gumam Yuna sambil terkekeh.
Zeen yang melihat Yuna itu juga ikutan terkekeh. "Haha.. Biarin aja, abisnya kamu sangat keras kepala sekali." kata Zeen tertawa renyah.
Lagi-lagi Yuna dibuat berdebar kala melihat tawa dari Zeen itu, sungguh! Wanita mana yang tak terpikat jika berdekatan dengan pria tampan nan rupawan itu. Itulah yang dirasakan oleh Yuna saat ini, lagi-lagi ia dibuat kelimpungan dengan perasaan yang ia pendam selama dua minggu ini.
'Yaampun dokter... Jangan buat hati Yuna semakin mengiginkanmu, Yuna sudah tak sanggup lagi." batin Yuna dalam hati.
Zeen yang melihat Yuna bengong itu mengerutkan keningnya. "Yuna!" panggil Zeen sambil menepuk bahu Yuna.
Yuna tersadar. "Eh! Ya dok?" ucap refleks Yuna.
"Kamu ini selalu saja melamun ya.." ujar Zeen sambil mengelengkan kepalanya.
Yuna tersenyum kikuk. "Haha.. Maaf dok."
"Yaudah, kita berangkat sekarang aja ya." ajak Zeen.
Yuna menganguk, lalu masuk kedalaman mobil begitupun dengan Zeen, Zeen segera menyalakan mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Setelah mereka berdua berlalu, Sisi yang merupakan teman kerja Yuna itu, melihat interaksi mereka sedari tadi.
"Dokter Zeen dan Yuna? Mereka saling kenal ya." gumam Sisi.
Kemudian ia tersenyum sinis. "Bagus deh kalo memang deket, kayaknya bakalan seru nih... Dirumah sakit nanti." ucapnya sambil terkikik sendiri.
🍂🍂
Saat ini Yuna tengah berada diruang rawat langsia, ia baru saja membantu mandi nenek Wati pasien rumah sakit itu, karena tugas seorang perawat memanglah seperti itu. Memandikan, menyiapkan makan, membantu makan dan masih banyak lainnya. Yuna menjalani pekerjaannya dengan suka cita, ia tak pernah mengeluh ketika bekerja, walau merawat langsia tidaklah mudah seperti halnya merawat bayi yang baru lahir. Karena pada dasarnya jika orang tua sudah berusia lanjut maka orang tua akan kembali menjadi seperti anak-anak, seperti tak bisa melakukan apa-apa jika tak ada orang dekat yang membantu.
Itu sebabnya biasanya anak-anak merekalah yang akan membantu merawat mereka, sebagai rasa balas budi yang dilakukan oleh orangtua untuk anaknya. Namun sebagian anak pasti tak akan melakukan itu, karena suatu alasan seperti pekerjaan atau tak mau direpotkan. Itu sebabnya mereka memilih jalan keluar yaitu menitipkan orangtuanya dirumah sakit atau panti jompo.
"Nak... Kamu sangat baik sekali, kamu bahkan tak merasa jiji pada saat nenek tengah muntah, atau saat waktu dikamar mandi. Kamu baik sekali nak... Nenek sangat berterima kasih sekali." ucap nenek Wati dengan mengelus lembut tangan Yuna.
"Yaampun nek.. Itu semua sudah tugas Yuna. Lagian Yuna malah merasa senang merawat nenek, Yuna kan juga punya seorang nenek yang tinggal bersama Yuna. Itu sebabnya Yuna jadi merasa senang ketika merawat nenek." ucap Yuna yang memang benar adanya.
"Nenek kamu pasti merasa beruntung sekali, memiliki cucu yang sangat baik sepertimu." ucap Wati sambil tersenyum.
Yuna membalas senyuman nenek itu. "Oh.. Tentu saja, selain baik... Yuna kan rajin dan pandai plus manis." ucap Yuna dengan percaya dirinya, sambil memegangi kedua pipinya dengan jari telunjuk.
Hal itu membuat mereka berdua tertawa bersama.
"Yaudah... Nek, nenek istirahat dulu ya, besok Yuna balik lagi kesini."
"Yaudah nenek istirahat sekarang, makasih ya... Kamu mau nemenin nenek seharian ini."
"Iya... Sama-sama nek." jawab Yuna, setelah itu membantu nenek Wati berbaring dikamar dan menyelimutinya.
Yuna masih belum beranjak dari sana, ia menatapi nenek Wati yang sudah tertidur pulas itu.
"Kasihan sekali kamu nek.. Seharusnya dimasa tuamu ini, nenek bahagia tinggal bersama keluarga dan bermain bersama cucu-cucumu." gumam Yuna.
Semua interaksi Yuna tak luput dari pandangan Zeen, yang memang beberapa menit yang lalu sudah berada dipintu ruangan itu. Ia berniat mengajak Yuna pulang bersama, karena memang rumahnya tak jauh dari rumah Yuna.
Zeen tersenyum. "Baru kali ini aku melihat seorang wanita yang setulus Yuna, wanita seperti itu benar-benar sangat langka." gumam Zeen yang masih menatap Yuna.
Ia lalu mengetuk pintu itu. "Yuna." panggil Zeen, namun tak meninggikan suaranya.
Yuna menengok, dan berjalan membuka pintu. "Loh dokter Zeen? Ngapain kesini, enggak pulang dok?" tanya Yuna bingung.
"Saya kesini mau ngajak kamu pulang bersama, karena kebetulan rumah kita searah." jawab Zeen.
"Kebetulan sekali saya juga mau pulang, saya tak merepotkan kan, dok? Jika pulang bareng."
"Ya ngak lah.. Saya kan yang ngajak kamu pulang." kata Zeen sambil terkekeh.
"Oh... Yaudah kalau begitu mari kita pulang." ucap Yuna, setelah itu mereka beranjak pulang bersama-sama.
"Tuh.. Kan bener kata aku, mereka pasti ada sesuatu nih." kata seorang wanita yang tak lain adalah Sisi yang siang itu melihat Yuna dan Zeen berangkat bersama, dan kali ini ia melihat kebersamaan mereka lagi. Namun ia tak sendiri, ia bersama dengan teman-temannya itu yang sepertinya sudah menyebarkan rumor aneh tentang Yuna.
"Wah... Sepertinya bener kata kamu Si.. Mereka mungkin udah pacaran, dilihat dari kedekatan mereka udah membuktikan sekali." kata seorang temannya.
"Yah... Kalo gitu, gak bisa berkesempatan deketin dokter Zeen dong."
Sisi tersenyum. "Kalian jangan pesimis dulu, kita kan gak tau mereka berdua ada hubungan apa atau enggak yakan?"
"Kita kan bisa tanya Yuna dulu." lanjutnya.
"Bener sih.. Apa kata kamu.."
"Kalo mereka beneran ada hubungan gimana?"
"Tentu saja kita ganguin dong, yakali diangurin." kata Sisi sambil tertawa.
"Wah... Jahat banget kamu Si.. Hahaha."
'Tunggu aja kamu Yuna, berani deketin Zeen ku! Maka kamu akan berhadapan denganku' gumam Sisi tersenyum semirk.
TBC.
Jangan lupa Vomen.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Nailott
jahat ya sisi.
,sirik lo .
2023-09-19
0
linamaulina18
jgn baper dulu Yuna blm tentu dokter nya ska am kmu
2023-06-05
0
Boru Silalahi
baru baca, alur cerita bagus
2022-12-05
0