MIMPI LEILA: Tiga Kemungkinan

MIMPI LEILA: Tiga Kemungkinan

BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA

Aku hanya seorang wanita. Iya, seorang wanita yang sudah berkepala tiga yang sedang berusaha menikmati kenyataan pahit dunia ini.

Lima tahun selama masa sekolah aku harus merasakan bagaimana rasanya enggang untuk datang ke sekolah. Bagaimana perasaan ketakutan itu terus menghantuiku. Hingga keluargaku memutuskan untuk pindah ke kota sebelah dan ku pikir, aku bisa membuka lembaran baru, tapi tidak.

Aku salah, ini semakin buruk.

Tulang punggung keluarga kami telah pergi. Aku yang sebagai anak satu-satunya memutuskan memendam impianku untuk berkuliah. Banting tulang untuk menghibur wanita yang telah melahirkanku. Aku ingin sekali melihat senyum sehangat matahari itu. Sangat ingin.

Karena terlalu berfokus kepada pekerjaan yang perlahan mulai berkembang. Ibu mulai tidak murung lagi. Dia mulai membuka dirinya, meskipun dia tersenyum. Akan tetapi, senyuman itu tidak sama seperti dulu. Hingga aku memutus mengambil beberapa kesempatan kencan buta bersama seorang teman.

Meskipun percobaan pertama gagal, tapi yang kedua, ketiga, dan seterusnya aku akhirnya bertemu dengan seorang pria yang aku pikir kami bisa melangkah kejenjang yg lebih serius, tapi sekali aku salah.

"Aku hamil, Al!" pekikku yang tidak tahan untuk memberitahukan berita besar ini.

"... Bercanda lo ga lucu, tau ga," menatap curiga kepada kekasihnya sejenak dan kembali menatap ponselnya, "Ayo ke mall. Udah mau mulai nih filmnya." Jawabnya tanpa melihatku.

"Aku hamil. Ini, ini anak kita." Meraih tangan kekasihnya, untuk sekali lagi melihatnya lebih serius.

"Ga mungkin, lo kan udah minum obat waktu itu. Iya, kan?" Berhasil mengalihkan pandanganya dan menatap penuh perhitungan kepada kekasihnya.

Aku hanya bisa mengulum bibir bawahku tak berani melihatnya. Dia akhirnya menatapku. Perlu beberapa detik dia sadar dan menarikku dengan kasar. "****! Ikut gue!"

"M-mau kemana?"

"Ke dokter, masih tanya lagi!" Jawabnya dengan ketus.

Aku yang mendengar itu tanpa bertanya lebih lanjut merasa orang yang paling bahagia di dunia ini. Tapi, seakan dunia sedang mempermainkanku. Sekali lagi itu salah.

"Usia kandungan mbaknya diperkirakan lima minggu."

Kami sekarang ditempat dimana semua wanita yang sedang hamil memeriksa kandungannya.

"Saya mau aborsi, Dok," ucap pria yang berdiri di sampingku dengan entengnya.

"Apa?! Al! Kamu gila ya!" Sontak aku langsung berdiri dan membentaknya.

"Ngapain gue gila?" Menatapku dengan alis yang sebelah terangkat, "nih anak bawa sial tau! Coba lo pikir ya, lo hamil di luar nikah, terus lo itu cuma—!"

Aku tidak ingin mendengarnya lagi dan lekas pergi, tapi pria yang berhasil mematahkan hati itu mencegahku.

"Gugurin ga!"

"Kamu tuh kenapa sih?! Ini tuh bayi kita! Kenapa kamu mau gugurin?!" Bukan hanya hatiku yang sakit, mataku juga. Pandanganku terasa semakin kabur dengan air mata yang sudah membendung.

Melihat responku, pria yang aku akrab aku panggil Al itu bisa aku lihat rahangnya semakin mengeras diikuti seberapa keras dia mencengkram pergelangan tanganku sekarang. "Lo juga kenapa ga pakai obat, hah! Bukannya lo biasanya pakek obat?!"

Aku yang biasanya memang meminum vitamin dan sering kali membeli obat juga untuk mencegah kejadian tidak dinginkan terjadi, dan benar saja. Hari itu, dia ingin melakukannya bersamaku.

"Kan aku sudah bilang. Kesehatanku akhir-akhir ini buruk dan dokter menyarankanku untuk tidak minum lagi. Kalau tidak... Kalau tidak aku ga bisa hamil lagi. Gimana kalau ini kesempatan terakhir aku hamil?!" bentakku tak tertahankan lagi dengan sikapnya yang selalu mau menang sendiri.

"Yah udah tinggal adopsi apa susahnya, sih."

Semudah itu dia mengatakannya, "k-kamu... Al, ini anak kita," rasa sakitnya jauh lebih sakit sekarang.

"Anak kita, anak kita, lo mungkin diluar sana sama cowok lainkan. Lo diam-diam main di belakangkan sama gue, dan lo jebak gue dengan alasan ini anak gue kan, iya kan?!" bentaknya tak mau kalah dari volume suaraku.

"Al! Darimana pemikiran sempitmu itu?! Kamu yang menyadap ponselku. Kamu yang hampir setiap saat selalu disisi. Gimana aku bisa selingkuh coba?" Aku mengambil napas panjang dan melanjutkan ucapanku. "Kamu tahu sendiri juga kalau aku sibuk sama usahaku dan ibu sendiri di rumah. Aku selingkuh dari mananya coba. Coba katakan!"

Pertengkaran kami tiba-tiba mulai menjadi tontonan publik sekarang. Bisikan-bisikan tidak mengenakan dan penuh tanda tanya bisa aku dengar.

"Ya, mana tahukan lo main diam-diam dibelakang gue pas lagi kerja. Oh ya, itu pasti anak karyawan lo itu kan. Ga nyangka gue lo suka yang sama brondong ya." Lihat sekarang senyuman meremehkan itu semakin membuatku ingin meninjunya sekarang juga, tapi bisikan orang-orang semakin bisa aku dengar sangat jelas.

Tatapan meremehkan itu. Aku sangat membencinya, pikirku yang benar-benar ingin mengakhiri semua, "Al!"

"Apa, huh? Apa? Udah ya. Gue ga mau tanggung jawab."

Aku menatap dengan tatapan rasa tidak percaya.

"Nih bayi bukan anak gue dan gue ga mau tanggung jawab. Titik!"

Yah, itu akhir percintaan yang awalnya terasa manis berakhir dengan pahit. Mungkin juga salahku juga yang mau saja melakukannya, tapi perkataan dokter terus menghantuiku dan perkataan Al yang menolak kehamilanku.

Berjalan bulan ketujuh usia kehamilan. Aku terbangun di rumah sakit dengan perasaan nyeri tak tertahankan dibagian perut. Aku tiba-tiba sudah memakai pakai pasien rumah sakit dan berita itu membuatku berhasil terbungkam.

"Maaf, kami harus menjalankan operasi jika tidak nyawa Anda tidak bisa terselamatkan dan maaf, bayi Anda tidak bisa kami tolong."

Persetanan dengan pria terkutuk itu. Aku bisa hidup sendiri dan bahagia dengan malaikat kecilku yang akan segera datang ini. Itu pemikiran awalku, tapi seketika semuanya runtuh mengetahui sebuah fakta bahwa perutku tidak lagi membuncit, bekas sayatan disana yang perban kasa, dan aku tidak tahu harus merespon bagaimana perkataan orang yang baru saja membawa kabar buruk itu.

Merasakan putus asa mulai hadir kembali. Ini bukan seperti perasaan yang aku alami selama sekolah, akan tetapi perasaan bagaimana bunga mimpimu yang begitu indah terpaksa dihancurkan oleh fakta yang tidak kamu sukai.

Usaha yang aku bangun perlahan mulai menurun. Ibu mulai muak dan marah. Mulai berhutang kesan kemari hanya untuk memenuhi kesenangan duniawinya dan membuatku harus bekerja lebih ekstra untuk melunasinya. Hingga suatu hari karena salah seorang yang sudah muak dengan hutang ibuku yang terus ibu tenggat. Dia memutuskan menabraknya.

Aku sendirian pada akhirnya.

Seperti kebanyakan semua orang memiliki masa jayanya masing-masing. Itu aku yang dulu dan sekarang aku memutuskan bekerja disalah satu bar dengan penghasilan kecil dengan setiap waktu pulang kerja menghabiskan waktu dengan hiburan virtual membaca sebuah novel.

Aku pikir aku terlalu tua untuk membaca sesuatu seperti ini, tapi ini adalah obat bagiku. Setidaknya. Genre transmigrasi adalah genre paling terkenal untuk sekarang. Pada awal aku membacanya terdengar konyol. Bagaimana bisa jiwa seseorang yang terutama sudah mati berpindah ke tubuh seseorang di dimensi lain. Terlebih lagi ke dunia novel yang sebelumnya dia baca sebelumnya. Terdengar aneh, tapi yang lebih aneh lagi.

Aku membacanya.

Untuk pertama kalinya aku mempunyai keinginan. Aku ingin menjadi seorang penulis seperti karya-karya yang novel yang sudah aku pernah baca. Ini hanya hobiku dan semua yang aku rasakan selama sisa hidupku aku tuangkan ke dalamnya.

Hanya bermodalkan handphone dan begadang di kamar yang gelap dengan satu-satunya sumber cahayanya.

Entah keberuntungan apa yang aku dapatkan. Aku berhasil meraih peringkat teratas. Hingga beberapa penerbit mulai melirik. Tentu aku senang, terlebih lagi bagaimana aku bisa menolaknya. Aku mulai menulis dan menulis semua yang ada di otakku. Hingga aku memutuskan berhenti bekerja dan fokus dalam buku series yang sedang aku kerjakan sekarang.

Nama pena yang aku gunakan membuatku semakin terkenal. Aku sudah mengirim lima karya yang nantinya akan diatur oleh para penerbit yang rencanakan akan diterbitkan segera.

Aku mengambil setahun cuti untuk menenangkan pikiranku. Menjadi seorang penulis tidaklah mudah. Terkhususnya kau harus menjadi semua karakter bersamaan. Mentalku sedikit goyah—selalu—,tapi aku berhasil melewatinya.

"... Sangat tenang."

Aku berdiri melihat sejauh mata memandang danau yang luas dengan senja yang menghiasi langit. Hingga siapa sangka jika itu adalah pemandangan terindah yang akan terakhir aku lihat.

Berita mengenai kematianku mulai menyebar terutama aku adalah seorang penulis novel yang sedang naik daun. Semua orang yang mulai penasaran mulai membeli karya dari seseorang yang sudah meninggal dan membuat novelku semakin laris. Hingga semua orang penasaran dengan series yang sedang aku kerjakan.

"Yaa, siapa yang bisa mengira akan berakhir seperti ini."

Aku memandang jauh bagaimana perasaan seperti melayang dan terasa ringan memenuhi diriku.

"Setidaknya aku sudah menyelesaikannya. Jadi, aku tidak punya penyesalan. Lalu, dimana tempat pengadilannya? Aku akan dimasukkan kemana nanti? Surga? Atau neraka?"

Suara seperti bunyi notifikasi mengudara.

Ding!

[KARENA AMAL KARMA YANG TELAH ANDA KUMPULKAN. ANDA MENDAPATKAN KESEMPATAN KEDUA.]

Dua kalimat itu tiba-tiba muncul di depanku. Seperti hologram berbentuk bidang datar berwarna biru muda dengan tulisannya berwarna putih yang membuatku cukup tercengang.

"I-ini tidak lucu sama sekali. Tolong, aku ingin tahu dimana aku akan diletakkan. Dimana arah ke neraka?"

Yah, karena aku selalu berpikiran masuk ke neraka karena sudah membuat karyawanku yang dulu terpaksa aku pecat.

Pasti mereka punya dendam padaku.

Dirinya yakin, hanya seorang wanita biasa dengan amal yang bisa diperkirakan sedikit dengan dosa yang begitu banyak. Setidaknya dia mengetahui dengan jelas dimana dia harus ditempatkan sekarang.

[MENCARI DUNIA YANG AKAN DITEMPATI.]

1%

2%

3%

"Kenapa malah mengunduh? Apa sinyal di akhirat selambat ini ya?"

20%

45%

"Oh! Cepat! 5G ya?!"

75%

88%

99%

"Lah? Kok berhenti? Ayo kurang satu persen lagi, ayo!"

100%

[MENDAPATKAN DUNIA YANG COCOK UNTUK DITEMPATI.]

[MEMULAI PERPINDAHAN JIWA.]

"Tunggu! Dimana Nera—?!" belum selesai mengucapkannya, aku sudah dipindahkan ke sebuah tempat dimana pohon yang menjulang tinggi dan kabut tipis yang berhasil membuat bulu kudukku merinding.

"Dimana ini? Ini bukan neraka?"

Melihat bagaimana hutan ini terlihat cukup lebat dan tak menemukan keberadaan makhluk hidup lain disekitarnya.

"Jangan katakan... Ini tidak seperti yang aku pikirkan itu, kan?"

Ding!

Suara itu lagi.

Bidang datar transparan berwarna biru muda dengan tulisan berwarna putih itu muncul lagi.

[SISTEM INI ADALAH MATA PENGHUBUNG DEWA KEMATIAN. KARENA KEGIGIHAN ANDA YANG INGIN MEMASUKI NERAKA. DEWA KEMATIAN MULAI PENASARAN DENGAN ANDA.]

"Siapa?!"

Aku benar-benar tidak ingin mengalami nasib konyol seperti ini, sungguh. Sudah cukup hidup selama tiga puluh tahun dengan semua cobaan itu.

Tidak lagi.

Terpopuler

Comments

Na Gi Rah

Na Gi Rah

ayo lanjutkan

2022-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2 BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3 BAB 3 : TELUR HITAM
4 BAB 4 : RION (1)
5 BAB 5 : RION (2)
6 BAB 6 : RION (3)
7 BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8 BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9 BAB 9 : TEMPAT BARU
10 BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11 BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12 BAB 12 : NOAH EUGENE
13 BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14 BAB 14 : JIWA LEILA
15 BAB 15 : PANGGILAN
16 BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17 BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18 BAB 18 : RAJUTAN
19 BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20 BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21 About This Story
22 BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23 BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24 BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25 BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26 BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27 BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28 BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29 BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30 BAB 29: AJAKAN (1)
31 BAB 30: AJAKAN (2)
32 BAB 31: AJAKAN (3)
33 BAB 32: AJAKAN (4)
34 BAB 33: BAKAT SIHIR
35 BAB 34: DESA KILKAST (1)
36 BAB 35: DESA KILKAST (2)
37 BAB 36: DESA KILKAST (3)
38 BAB 37: DESA KILKAST (4)
39 BAB 38: DESA KILKAST (5)
40 BAB 39: DESA KILKAST (6)
41 S2 - BAB 1: ALASAN
42 S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43 S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44 S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45 S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46 S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47 S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48 S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49 S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50 S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51 S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52 S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53 S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54 S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55 S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56 S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2
BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3
BAB 3 : TELUR HITAM
4
BAB 4 : RION (1)
5
BAB 5 : RION (2)
6
BAB 6 : RION (3)
7
BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8
BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9
BAB 9 : TEMPAT BARU
10
BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11
BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12
BAB 12 : NOAH EUGENE
13
BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14
BAB 14 : JIWA LEILA
15
BAB 15 : PANGGILAN
16
BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17
BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18
BAB 18 : RAJUTAN
19
BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20
BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21
About This Story
22
BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23
BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24
BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25
BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26
BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27
BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28
BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29
BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30
BAB 29: AJAKAN (1)
31
BAB 30: AJAKAN (2)
32
BAB 31: AJAKAN (3)
33
BAB 32: AJAKAN (4)
34
BAB 33: BAKAT SIHIR
35
BAB 34: DESA KILKAST (1)
36
BAB 35: DESA KILKAST (2)
37
BAB 36: DESA KILKAST (3)
38
BAB 37: DESA KILKAST (4)
39
BAB 38: DESA KILKAST (5)
40
BAB 39: DESA KILKAST (6)
41
S2 - BAB 1: ALASAN
42
S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43
S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44
S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45
S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46
S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47
S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48
S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49
S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50
S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51
S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52
S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53
S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54
S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55
S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56
S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!