BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)

"Ayo kita buat kesepakatan."

Kalimat yang tidak Leila sangka akan dia dengar malam ini.

Awalnya memang cukup mengejutkan mendengarnya, tapi Leila netralkan ekspresinya segera, "Apa untungnya bagi saya?"

Tatapannya bukan seperti seseorang yang sama sekali tertarik bisa Noah lihat, "Aku bisa melaporkanmu ke kerajaan."

"Tidak!"

Tentu saja Leila langsung menolaknya mentah-mentah. Siapa yang mau menjadi baterai hidup kerajaan ini?

Aku?

Maaf saja dia masih ingin menikmati hidupnya meskipun terkadang dia merasa sangat bosan, tapi setelah melihat si kembar. Leila berpikir jika hidupnya bisa sampai sejauh ini mungkin untuk melihat momen ini. Momen dimana si kembar menjadi anak normal pada umumnya.

"Kalau begitu buat kesepakatan," tatapan Noah yang tidak goyah sedikit pun membuat Leila berpikir jika pria ini tidak akan menyerah sampai dapat apa yang dia mau.

"Cih! Baik."

Mendengar jawaban yang dia inginkan tentu saja Noah sangat senang, "Sebagai gantinya kau harus menjadi pengasuh si kembar."

"Dan kenapa harus saya? Bukankah Anda tahu, jika saya juga punya tugas sebagai Pen-ja-ga." Leila menatap penuh tanda tanya kepada pria yang masih mempertahankan netra kuning keemasannya itu.

"Apa kau tidak lihat mata mereka saat menatapku?" Noah menatap tidak percaya Leila yang sama sekali tidak sadar dengan tatapan si kembar. Meskipun jauh di dalam lubuk hatinya dia sama sekali masih tidak menyangka jika dirinya adalah seorang ayah dikehidupan ini.

"Itu bukan urusanku."

Mendengar jawaban Leila yang tanpa berpikir dua kali berhasil membuatnya kesal, "Siapa atasanmu di sini?"

"Saya mengundurkan diri."

"Kau tidak bisa melakukan itu."

"Kenapa tidak? Tidak ada siapa pun atau apa pun di dunia ini yang bisa menghentikanku," jawaban yang Leila berikan tidaklah salah. Meskipun tersirat kesombongan didalam kata-katanya, tapi Noah sadar. Seorang Penjaga tidak bisa dia anggap remeh. Terlebih jika dia ingat Penjaga terdahulu pasti melihat sesuatu dari Leila hingga memutuskan dia menjadi Penjaga selanjutnya.

"Aku bisa menghentikanmu dengan berkat yang aku punya."

Noah tidak bisa membiarkan Leila yang selama ini dia cari pergi. Mana mungkin setelah pencarian yang begitu lama dia membiarkan Leila-nya pergi. Tidak akan.

"Hee... Berkatku lebih kuat darimu tahu," ucap Leila diakhiri sebuah senyuman meremehkan.

"Memangnya punyamu dari mana," balas menatap Leila dengan merendahkan. Noah juga tidak mau kalah di sini.

"Aku punya dari si stalk—"

Ding!

"Maksudku dia!" Seru Leila sebelumnya mendapatkan kematian yang tidak dia inginkan.

Kenapa tuh dewa gabut selalu datang diwaktu yang sangat tidak tepat, sih?!

Tentu saja mendengar jawaban Leila yang sepertinya sangat merahasiakan dari mana dia mendapatkan berkat itu membuat Noah bertanya-tanya. Noah menyipitkan matanya melihat Leila yang berharap dia tidak sedang bercanda disini, "Naga adalah eksistensi yang paling hebat di dunia ini."

"Ya, ya, Tuan penyebab orang tua Ryuu tiada."

"Jaga ucapanmu Leila!" Pekik Noah yang sudah kesal karena Leila terus mengatakan sesuatu yang berhasil membuatnya naik pitam sejak awal.

"Apa? Kan engga salah?" Tatapan polos yang Leila berikan membuat Noah membuang wajahnya yang sangat kesal dan berakhir dengan decihan yang terdengar sangat jelas.

Melihat ekspresi Noah yang sedang kesal membuat Leila bisa melihat Adrian yang sangat kesal karena tidak mendapat spoiler darinya. Lihat. Ayah dan anak sama saja.

"Hei, jangan marah. Apa kau ingin camilan aku bisa mengambil ke dapur," itu adalah rayuan yang selalu Leila berikan kepada Adrian.

"Apa kau pikir aku anak kecil?" Ketus Noah yang tidak suka Leila melihatnya sebagai anak kecil.

"Halo? Apa kau sudah mulai pikun dengan rambut yang masih berwarna hitam?"

"Diam!"

"Kau lupa umurku berapa, huh?" Ujar Leila yang tidak suka dengan ucapan Noah yang padahal sudah dia beritahu mengenai usianya. Yah, itu terserah pada Noah mau percaya atau tidak, sih.

"Aku lebih tua darimu," ketus Noah melirik Leila dari ekor matanya dengan penerangan hanya dari cahaya malam.

Suasana yang tenang dan damai membuat pembicaraan mereka mudah sekali mengalir. Desir angin malam membawa cerita baru untuk malam ini.

"Oh ya? Berapa memangnya 25? 50?" Leila menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap remeh Noah seperti baru saja membuat lelucon yang tidak berhasil membuatnya tertawa.

"Aku lebih tua 100 tahun darimu."

"Hee... Tidak mungkin, kau pasti sedang berbohong. Ahh, tidak apa kau pasti tidak suka aku panggil Tuan. Baiklah, Nak."

Mendengar itu tentu saja Noah semakin bertambah kesal dengan wanita satu ini. Sedangkan untuk Leila, dia sangat senang. Leila bahkan tidak bisa menahan senyum lebarnya melihat ekspresi Noah yang terus berubah-ubah karenanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***