BAB 2 : WINE DAN EMERALD

Pada tahun keemasan. Pada bulan ke-13, dimana salah satu desa di Kerajaan Everuz. Disisi paling selatan kerajaan itu terdapat desa yang makmur yang hidup berdampingan dengan Hutan Berkabut, yang terkenal akan keangkeran, dan hutan sakral yang dimana disetiap tahun yang sama diadakannya Festival Lampion.

Festival yang dimana semua orang di desa harus berkeliling dimalam hari, tepat saat bulan baru lahir. Semua orang membawa lampion mereka memutari desa tersebut dan setelahnya berbaris dengan menyanyikan lagu yang tidak pernah berubah selama dari generasi ke generasi. Melodi yang mendayu hati siapa pun yang mendengarnya berhasil menghilangkan keresahannya sejenak.

Setelah melakukan semua urutan itu. Semua orang akan berkumpul di tanah lapang tak jauh dari Hutan Berkabut. Menundukkan kepala dengan lampion yang sudah didoakan mereka terbangkan.

Satu persatu cahaya kuning keemasan mulai terbang satu persatu. Semua orang menatap takjub langit malam yang gelap sekarang bertaburan ratusan lampion yang menghiasi malam tak berbintang itu.

Ada satu peraturan yang tidak boleh semua orang yang tinggal di desa itu langgar.

"Disaat bulan baru akan lahir dan ribuan cahaya menghiasi langit malam.

Bisikan angin yang tidak bisa didengar oleh siapa pun akan datang perlahan, membawa ratusan lampion terbang masuk ke dalam Hutan Berkabut.

Siapa pun dilarang mengikuti cahaya kuning keemasan itu."

Pernah suatu hari pria paruh baya yang terlalu terlena dengan festival membawa botol alkoholnya untuk datang ke Hutan Berkabut. Dengan wajah merah padamnya pria itu dengan percaya diri melanggar pantangan itu.

"Hanya pengecut yang tidak berani masuk ke dalam Hutan Berkabut."

Seperti arti namanya. Hutan Berkabut itu sudah ada dari para sesepuh di desa itu ada. Bahkan di musim panas sekali pun, kabut di hutan itu tidak menipis sama sekali. Malahan semakin tebal yang membuat semua orang semakin heran.

"Hahh... Memangnya kenapa tidak boleh masuk, hah?!"

Pria yang sudah mabuk itu berhenti melangkah akhirnya. Menyipitkan matanya melihat sesuatu yang aneh ada disekitar Hutan Berkabut.

Pria itu menggosok matanya merasa tidak percaya apa yang dia lihat.

Seseorang sedang berjalan mengelilingi Hutan Berkabut dengan gaun hitam dan tak lupa dua selendang tipis yang warnanya senada dengan gaunnya dia seret. Membawa lentera berukuran sedang berbentuk seperti tempat lampu yang ada di alun-alun desa yang terlihat sangat unik bentuknya.

Karena merasa ada yang mengawasinya sosok itu berhenti dan menoleh melihat pria yang seperti mulai sadar dari minumnya.

Pria itu tidak bisa melihat wajahnya. Akan tetapi, dari penampakannya dia sepertinya seorang perempuan. Kain tipis berwarna hitam yang menutupi seluruh wajahnya, senada dengan pakaiannya yang membuat warna netra milik perempuan itu bisa pria itu lihat dari kejauhan.

Warna merah pekat yang bersinar menatapnya dengan tajam. Apa yang tidak pria itu sadari adalah lentera yang dia bawa sama sekali tidak dia sentuh. Itu melayang begitu saja di depannya dan yang lebih mencengangkan lagi bagi pria itu adalah jalur yang sudah wanita itu ambil seperti menjadi aliran sungai berwarna merah pekat.

"A-ak-AAAAAAKKKKHHHHH!!!!!!!!!! HANTUUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!"

Semua orang berpikir itu nyata. Sosok perempuan berjubah hitam, pemilik netra merah ruby itu adalah sosok Penjaga Hutan Berkabut.

Itu adalah cerita lama yang berhasil membuat semua orang menaati peraturan itu, hingga satu anak kecil melanggarnya tanpa dia sadari.

"T-tolong...," deru napas anak kecil bersurai semerah minuman memabukkan itu berusaha lari dan meminta bantuan dan tanpa dia sadari masuk ke dalam hutan yang semua orang jauhi.

Karena tidak berhati-hati anak kecil itu tersandung akar pohon yang menguar. Apa yang mendarat pertama kali adalah wajahnya yang masih memiliki sisa lemak bayi di kedua pipinya.

Wajahnya yang tergores dengan beberapa tanah dan kerikil masuk ke dalam hidung dan mulutnya. Anak kecil itu berusaha bangkit tidak mempedulikan keadaannya.

Tap! Tap! Tap!

Langkah kaki yang terdengar gusar semakin terdengar mendekat. Anak kecil itu bangkit kembali dengan berharap pertolongan dari seseorang yang akan segera dia temui di depannya.

Saat dia berjalan dengan salah satu kakinya kecilnya yang seperti disalah satu lututnya memiliki luka. Terbukti terasa perih saat angin malam menyapu tubuh kecilnya.

Anak kecil itu berusaha membawa tubuhnya untuk jauh lebih masuk ke dalam hutan dan bersembunyi dibalik pohon besar di depannya. Yang tanpa dia sadari dia melewati jamur yang mengelilingi Hutan Berkabut. Tanpa dia sadari juga dibelakangnya jamur itu bersinar berwarna biru terang dan perlahan memperbaiki sihir pelindung di hutan itu.

Anak kecil itu akhirnya bisa mengistirahatkan punggungnya dan mengatur napasnya lebih tenang sekarang.

"Dimana anak s**l*n itu berada?! Cih! Merepotkan saja!"

Anak kecil itu bisa mendengar gumaman wanita yang telah mengejarnya sampai sejauh ini perlahan berjalan menjauh dari tempatnya bersembunyi. Demi apa pun, dia sekarang sedang menahan napasnya dan bisa mendengar jelas gema detak jantungnya dengan hawa dingin yang perlahan menyelimuti tubuh kecilnya.

Setelah merasa yakin jika dirinya itu benar-benar aman. Anak kecil itu memberanikan diri untuk mengintip dari balik pohon. Melihat desa dari tempatnya duduk dan seorang wanita yang bersurai coklat kemerahan itu menjauh dengan kesal karena dirinya.

Anak kecil itu akhirnya bisa bernapas lega sekarang. Baru saja dia sadari jika disekitarnya itu berkabut dan ternyata dia ada di Hutan Berkabut.

"A-aku harus pergi."

Anak kecil itu berusaha bangkit setelah merasa cukup aman. Akan tetapi, sesuatu yang lebih menakutkan dari mimpi buruk itu ada di depannya.

"Hanya anak kecil ternyata."

Deg!

Detik itu juga anak kecil bersurai seperti minuman memabukkan itu tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Tidak berani untuk mengangkat kepalanya yang posisinya dia membungkuk siap untuk berdiri.

Dari suaranya dia yakin jika itu adalah seorang perempuan. Melihat dari bagian tubuh bawah wanita itu. Anak kecil itu bisa melihat jubah dan dua selendang hitam tipis yang dia pakai. Aura yang mengintimidasi membuat anak kecil itu tidak bisa melakukan apa pun.

Perempuan yang awalnya tidak dia ketahui siapa itu membuatnya seketika bergedik ngeri. Dia ingat apa yang dikatakan oleh orang-orang yang sering datang dan pergi dari rumah itu.

"Ada Penjaga di Hutan Berkabut."

Jika kata saudaranya, "Dia yakin seratus persen itu dia."

Perempuan yang tidak siapa pun pernah melihat rupanya itu melirik kesamping, benda bidang berwarna biru muda terang yang menampilkan sebuah pemberitahuan yang terkadang membuat telinganya sakit.

Ding!

[DEWA KEMATIAN SEDANG MENGAWASI ANDA.]

[DEWA KEMATIAN MERASA PENASARAN DENGAN TINDAKAN ANDA SELANJUTNYA.]

Itu yang tertulis disana dan tidak seorang pun bisa melihatnya kecuali dirinya.

Perempuan itu merasa aneh sekarang. Pasalnya beberapa tahun terakhir Dewa Kematian itu jarang sekali mengawasinya. Awalnya dia pikir jika Dewa itu sibuk mengurusi jiwa-jiwa yang telah mati. Akan tetapi, sekarang dia muncul karena seorang anak kecil di depannya ini.

Aneh.

Apa yang menarik dari seorang anak kecil di depannya ini?

Perempuan yang tidak dia ketahui telah membuat anak kecil yang malang itu membeku ketakutan sekarang malah merendahkan tubuhnya. Mencondongkan wajahnya yang tertutup kain tipis.

"Apa kau tersesat?" Tanya ramah perempuan yang terjebak di dunia ini entah berapa lama dia tidak menghitungnya lagi.

Tidak diketahui bagaimana dia bisa mati dan malah merasa Dewa Kematian adalah seorang penguntit sekarang karena sering mengawasinya.

Oh, dia melupakan sesuatu.

Kabut putih yang—beruntungnya tidak berbau ini—membuatnya bersyukur dan selalu rutin memberi sihir pelindung di Hutan Berkabut.

Karena tidak mendapat respon dari anak kecil yang semakin menundukkan wajahnya itu membuat perempuan bernama Leila itu merasa khawatir.

"Apa perutmu sakit?"

Leila akhirnya sadar akan sesuatu. Dia membuka penutup wajahnya itu dan memperlihatkan bagaimana ekspresi yang mengkerut karena bingung dan tatapan penuh tanda tanya kepada sang anak.

"Nak? Apa perutmu sakit? Butuh ke toilet?

Anak kecil itu menyadari perubahan suasana disekitarnya. Aura yang tadinya mengintimidasi sekarang berganti lebih berwarna dan terkesan lembut. Anak kecil itu mengumpulkan keberanian dan mengangkat kepalanya, tapi matanya terpejam rapat tidak berani menatap balik orang yang mengajaknya bicara itu.

Melihat wajahnya yang kotor dan luka itu membuat Leila cukup tersentak. Tangannya terangkat dan dengan memegang ujung selendang yang bersih.

Leila berniat membersihkan kotoran dan luka anak itu. Menyadari tangan Leila yang mendekati wajahnya anak kecil itu sontak menjauh dan mereka saling memandang. Anak itu sontak terkejut lagi dengan wajah dari Penjaga Hutan Berkabut di depannya.

Wajahnya yang terkesan dewasa dengan wajahnya yang sedikit lonjong dengan tatapan lembutnya ingin berniat baik padanya. Netra biru azure-nya yang terkesan lembut dengan surai se-coklat batang pohon bergelombang, membuat kesan dimata anak kecil itu orang baik.

"Kau kotor," tutur Leila membersihkan tanah yang masih menempel diwajah anak kecil itu.

"Bagaimana kau bisa sekotor ini, hm?" Timpal Leila yang anak kecil yakini sebagai Penjaga Hutan Berkabut, dia rasa mungkin(?)

"A-aku, aku jatuh," cicit anak kecil bersurai semerah minuman memabukkan itu.

Leila yang masih bisa mendengarnya dan menyadari dilutut anak itu juga terluka. Tangannya terulur dan ingin menyembuhkan luka itu, tapi suara geraman dari dalam hutan membuat tangannya terdiam.

"Disini berbahaya. Sebaiknya kau segera pulang."

Leila tetap melanjutkan penyembuhan luka anak itu dan menatapnya dengan tatapan yang lembut. Surai semerah wine itu membuatnya berhasil bernostalgia.

"Mau kakak antar ke luar hu—"

GGGRRRRR!!!!!!!

Geraman tidak suka kembali lagi mereka berdua dengar. Anak itu semakin menunduk dan mengambil langkah mundur. Tubuh kecilnya yang bergetar hebat bisa dengan jelas Leila lihat.

"Aku antarkan ya."

Leila menggandeng tangan yang lebih kecil dari miliknya. Kabut yang menghalangi pemandangan mereka sekarang perlahan menipis dan terlihat desa di depan mereka. Mereka sudah berada di perbatasan hutan. Tepat di luar lingkaran jamur yang mengelilingi hutan ini.

"Lain kali hati-hati ya. Jangan sampai masuk ke dalam hutan lagi," tutur Leila karena dia tidak yakin untuk kedua kalinya seseorang bisa selamat dari hewan buas yang tersembunyi di dalam hutan ini.

"T-terima kasih," cicit anak kecil itu membuat Leila gemas.

Leila pikir itu adalah terakhir kalinya dia akan melihat anak itu, tapi untuk kedua dan ketiga hingga seterusnya. Leila sering mendapatkan pemberitahuan dari sistem tentang orang asing yang selalu melewati dinding pelindungnya.

"Tunggu sebentar... Surai semerah minuman memabukkan. Pemilik netra hijau seperti kristal emerald yang penuh dengan misteri, itu dia?!"

Wanita yang baru menyadari jika dia terjebak di dunia lain. Dimana dunia lain ini adalah novel yang sebelumnya dia mati selesaikan.

Novel series yang membuat dia selalu begadang dan berakhir dengan mabuk nantinya. Sekarang dia ada di dalamnya.

Cerita yang dimana sosok perempuan yang dia ambil dari visual dan sifat dari temannya itu harus berjuang dengan semua konflik yang dia buat dan bertemu dengan penjahat diakhir buku yang bukan seorang, tapi tiga orang penjahat yang memiliki wajah yang sama.

Leila menjuluki ketiga penjahat itu dengan , karena mereka memiliki surai merah yang sama dia miliki dikehidupannya dulu.

"Setelah begitu lama aku baru sadar kalau aku di dalam dunia novelku sendiri?!"

Ding!

[DEWA KEMATIAN PENASARAN DENGAN CERITA BARU YANG AKAN ANDA BUAT SETELAH INI.]

.

.

.

Wehehehe... Gimana?

Terpopuler

Comments

Nora Asdi

Nora Asdi

konyol, menyesal coba membacanya😢

2023-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2 BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3 BAB 3 : TELUR HITAM
4 BAB 4 : RION (1)
5 BAB 5 : RION (2)
6 BAB 6 : RION (3)
7 BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8 BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9 BAB 9 : TEMPAT BARU
10 BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11 BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12 BAB 12 : NOAH EUGENE
13 BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14 BAB 14 : JIWA LEILA
15 BAB 15 : PANGGILAN
16 BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17 BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18 BAB 18 : RAJUTAN
19 BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20 BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21 About This Story
22 BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23 BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24 BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25 BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26 BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27 BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28 BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29 BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30 BAB 29: AJAKAN (1)
31 BAB 30: AJAKAN (2)
32 BAB 31: AJAKAN (3)
33 BAB 32: AJAKAN (4)
34 BAB 33: BAKAT SIHIR
35 BAB 34: DESA KILKAST (1)
36 BAB 35: DESA KILKAST (2)
37 BAB 36: DESA KILKAST (3)
38 BAB 37: DESA KILKAST (4)
39 BAB 38: DESA KILKAST (5)
40 BAB 39: DESA KILKAST (6)
41 S2 - BAB 1: ALASAN
42 S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43 S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44 S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45 S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46 S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47 S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48 S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49 S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50 S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51 S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52 S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53 S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54 S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55 S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56 S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2
BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3
BAB 3 : TELUR HITAM
4
BAB 4 : RION (1)
5
BAB 5 : RION (2)
6
BAB 6 : RION (3)
7
BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8
BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9
BAB 9 : TEMPAT BARU
10
BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11
BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12
BAB 12 : NOAH EUGENE
13
BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14
BAB 14 : JIWA LEILA
15
BAB 15 : PANGGILAN
16
BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17
BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18
BAB 18 : RAJUTAN
19
BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20
BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21
About This Story
22
BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23
BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24
BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25
BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26
BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27
BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28
BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29
BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30
BAB 29: AJAKAN (1)
31
BAB 30: AJAKAN (2)
32
BAB 31: AJAKAN (3)
33
BAB 32: AJAKAN (4)
34
BAB 33: BAKAT SIHIR
35
BAB 34: DESA KILKAST (1)
36
BAB 35: DESA KILKAST (2)
37
BAB 36: DESA KILKAST (3)
38
BAB 37: DESA KILKAST (4)
39
BAB 38: DESA KILKAST (5)
40
BAB 39: DESA KILKAST (6)
41
S2 - BAB 1: ALASAN
42
S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43
S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44
S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45
S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46
S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47
S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48
S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49
S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50
S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51
S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52
S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53
S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54
S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55
S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56
S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!