BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)

Leila yang bisa merasakan pijakan sekarang mulai merasa mual yang sangat hebat. Lekas dia mencari tempat yang cocok dia jadikan tempat membuang isi perutnya.

Di dalam sebuah rumah seorang bangsawan yang sangat besar dengan lorong yang panjang. Terlihat sangat suram dan dengan debu yang berterbangan ketika dia muncul. Leila melihat sebuah vas bunga besar yang tidak terpakai seperti berada di salah sudut lorong dan mulai menenggelamkan wajahnya ke dalam vas bunga besar itu.

Suara yang tidak bisa dia tahankan itu terdengar sepanjang lorong atau mungkin seluruh bangunan ini. Rasanya seseorang baru saja meninju perutnya dan kini tenggorokan terasa terbakar setelah memuntahkan teh melatihnya yang sangat berharga itu—terkutuklah kau sistem!

Merasa lega dan sepertinya mengeluarkan isi perutnya yang hanya berisi teh melati. Padahal sepanjang yang Leila ketahui, dia tidak perlu makanan atau minuman sepanjang hidupnya hingga sekarang selama hidup di hutan.

Bahkan ini pertama kalinya dia muntah di dunia ini.

Leila mengusap sudut mulutnya dan terasa tidak nyaman sekali di pangkal lidahnya. Bahkan perutnya masih terasa berputar-putar sekarang.

Ding!

Oke, suara yang menggetarkan hati itu datang lagi.

[LOKASI.]

[2.500 METER DARI HUTAN BERKABUT.]

Itu artinya dua setengah kilometer dari gerbang masuk ke Tanah Suci. Tapi, kenapa dia tiba-tiba dipindahkan?

Padahal aku tadi asik menguping, perlahan meregangkan tubuhnya yang masih utuh syukurnya.

"ARGHHHH!!!"

"HENTIKAN! JANGAN! JANGAN CAMBUK LAGI! AKU MOHON!"

"LEPASKAN DIA!"

Suara yang saling tumpah tindih itu bisa Leila dengar. Leila yang bisa tahu suara itu milik seorang anak kecil yang sedang memohon belas kasihan yang tanpa si pelaku dengarkan.

Leila memutuskan menyudahi perasaan mual sekaligus kesal dan memutuskan berlari mencari sumber suara itu. Terus berlari, melewati lorong yang sudah tak terawat dengan debu tebal yang berterbangan karenanya, dan meneriaki siapa pun anak yang memerlukan pertolongannya itu.

"Dimana kalian?!"

Suaranya padahal terdengar jelas. Akan tetapi, kenapa tidak ada sautan sama sekali. Tidak hanya sekali, Leila mencoba lagi dan lagi mendobrak semua pintu dan masuk setiap ruangan yang kemungkinan anak-anak itu ada.

Leila mulai menggigit pipi dalamnya. Masih ada cara lain.

"Sistem! Cari dimana anak-anak itu berada! SEKARANG!"

Ding!

[MENCARI DALAM RADIUS 500 METER.]

Segera tanpa perlu waktu lama. Leila bisa menemukan jalannya.

Ding!

[52 METER, ARAH JAM DUA BELAS.]

Mengetahui jika jaraknya tak jauh lagi dan hanya perlu mengambil jalan lurus ke depan. Leila terus mencoba memanggil mereka yang memerlukan pertolongan. Hingga sampai dimana siksaan yang tidak manusiawi itu dia lihat dengan matanya sendiri.

Tepat di depan perapian dengan nyala api yang masih panas. Wanita bersurai merah kecoklatan itu mengikat salah satu anak dan menyeretnya mendekati perapian. Yang membuat amarah Leila tidak tertahankan lagi adalah tongkat besi yang biasanya untuk meratakan bara api di dalam perapian dia ambil dengan kondisi dimana ujung besi itu masih menyala.

Leila bisa melihat dengan jelas niat wanita itu yang terlihat dengan penampilan acak-acakan. Dia ingin menusuk anak yang dia ikat dengan sabuk itu.

Anak itu merintih dan memohon belas kasihan dari seseorang yang masih masuk dalam keluarganya itu.

"B-bibi, aku mohon. Aku tidak akan nakal. Aku janji. Aku, aku mohon," isak tangisannya membanjirnya seisi ruangan begitupun dengan saudaranya yang lain yang terikat dan meraum memohon kepada wanita gila itu saudaranya.

Wanita itu menatap tajam anak laki-laki bersurai semerah minuman beralkohol yang sering dia habiskan di malam hari itu, "Aku bukan bibimu. Kau hanya beban yang dari seorang wanita yang tidak layak aku sebut sebagai seorang keponakan."

Mendengar itu tentu saja semua orang yang mendengar diam terbeku. Tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan napas merasa terasa lebih lambat dari pada semestinya.

"Jadi, enyalah dari dunia ini seperti ibu kalian, HAHAHAHAHA!!!!"

Tawanya yang melengking membuat Leila teringat dengan salah satu hantu lokal. Melihat wanita itu hendak menusuknya besi yang masih panas itu ke anak laki-laki yang dimasa depan adalah seorang antagonis. Lekas Leila tahan dengan kedua tangannya.

Dengan kekuatan yang lebih besar Leila berhasil merebut tongkat besi itu dan melemparnya jauh dari jangkauan siapa pun di ruangan ini. Bahkan retakan akibat lemparnya membuatnya seperti jaring laba-laba terlihat di dinding.

Semua orang menatap tidak percaya apa yang baru saja dia lihat. Seorang wanita bersurai coklat bergelombang seperti warna pohon yang sudah dimakan usia dengan netra biru azure seperti langit cerah tak berawan itu hadir di depan mereka. Bahkan parasnya yang tidak begitu familiar membuat siapapun bertanya-tanya.

"Siapa dia?"

Leila yang tidak tahan mengepal dan meninju sisi wajah wanita itu dan berkata dengan lantang, "BR*NGS*K!"

Tubuh wanita itu melayang mundur dengan cepat dan menabrak dinding mannor tua ini. Debu yang tertinggal belum dibersihkan itu berhamburan dimana-mana.

Leila yang melihat wanita itu tidak lekas bangun dengan ragu-ragu mendekat dan mendorong tubuhnya dengan ujung alas kakinya.

Terlihat akibat serangan yang mendadak itu tadi Leila bisa mendengar sesuatu yang patah. Entah itu dari dinding manor atau tulang wanita gila itu.

"Kau tidak mati, kan?" Gurau Leila melihat wajah wanita itu yang terlihat terlelap tidur dan bisa dia lihat dadanya yang lebih besar dari pada miliknya itu naik turun dengan konsisten.

Leila yang merasa tidak membunuh orang di dunia ini merasa lega. Lekas dia berlari kebelakang dan melepas ikatan para anak kecil itu.

"Kalian aman. Jangan khawatir. Aku datang tepat waktu!"

Perkataan Leila yang mencoba menenangkan si kembar tiga itu membuat mereka tidak bisa menahan haru mereka secara bersamaan.

"E-eh! Jangan nangis. Aduh aku ga tahu kalian suka apa? Tenang ya, cup cup cup," tutur Leila menarik mereka bertiga untuk berpelukan bersama.

Batin Leila, "Kok kerasa familiar ya?" Sembari membayangkan keempat makhluk yang berbeda warna saling berpelukan dengan latar belakang matahari yang memiliki wajah bayi.

"Per-cayakan, sekarang. Kalau, kalau dia akan datang," dua kembaran sisanya yang mendengar kata si bungsu berdehem secara bersamaan.

Leila melirik tongkat besi itu. Dia ingat salah satu ketiga penjahat itu mempunyai bekas luka bakar pada bahu dan perutnya. Jadi, dia baru saja menyelamatkan mereka?!

Dia yakin masa depan akan berubah banyak karna hari ini atau mungkin juga tidak.

Wanita yang baru saja ingin menyiksa si kembar mulai sadar dan bangun menyadari jika disekelilingnya dia masih berada di ruang bukan tempatnya tidur.

Wanita yang menjadi bibi si kembar itu bangun dan berjalan keluar tak mengambil pusing dimana si kembar sekarang. Karena merasa tubuhnya sakit semua, jalannya tidak konsisten lurus dan terhuyung-huyung ke sana kemari seperti orang mabuk.

Niat awalnya ingin bersandar di sebuah vas bunga besar yang tak terpakai. Malah tanpa sengaja dia masuk ke dalam vas bunga yang berisikan muntah Leila tadi.

"AAAAAAKHHHHHHH!!!!! APA INI?! BAU BUSUK APA INI?! SIAPA BERANI-BERANINYA MUNTAH DISINI, AKHHH!!!! WAJAH CANTIKKU!!!!!"

Teriak menggelegar itu membuat Leila yang tengah bersama si kembar terdiam sejenak dan merasakan telinganya terasa gatal.

Apa seseorang sedang membicarakanku?, batin Leila dan langsung teringat dua pria menyebalkan hari ini.

.

.

.

Maksudnya Leila pas scene kerasa familiar itu kek pelukan Teletubbies 😭😂

Episodes
1 BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2 BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3 BAB 3 : TELUR HITAM
4 BAB 4 : RION (1)
5 BAB 5 : RION (2)
6 BAB 6 : RION (3)
7 BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8 BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9 BAB 9 : TEMPAT BARU
10 BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11 BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12 BAB 12 : NOAH EUGENE
13 BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14 BAB 14 : JIWA LEILA
15 BAB 15 : PANGGILAN
16 BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17 BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18 BAB 18 : RAJUTAN
19 BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20 BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21 About This Story
22 BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23 BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24 BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25 BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26 BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27 BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28 BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29 BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30 BAB 29: AJAKAN (1)
31 BAB 30: AJAKAN (2)
32 BAB 31: AJAKAN (3)
33 BAB 32: AJAKAN (4)
34 BAB 33: BAKAT SIHIR
35 BAB 34: DESA KILKAST (1)
36 BAB 35: DESA KILKAST (2)
37 BAB 36: DESA KILKAST (3)
38 BAB 37: DESA KILKAST (4)
39 BAB 38: DESA KILKAST (5)
40 BAB 39: DESA KILKAST (6)
41 S2 - BAB 1: ALASAN
42 S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43 S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44 S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45 S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46 S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47 S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48 S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49 S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50 S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51 S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52 S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53 S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54 S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55 S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56 S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
BAB 1 : AWAL DARI SEGALANYA
2
BAB 2 : WINE DAN EMERALD
3
BAB 3 : TELUR HITAM
4
BAB 4 : RION (1)
5
BAB 5 : RION (2)
6
BAB 6 : RION (3)
7
BAB 7 : PANGGILAN PERTAMA (1)
8
BAB 8 : PERTEMUAN PERTAMA (2)
9
BAB 9 : TEMPAT BARU
10
BAB 10 : RAKUN TERTEKAN
11
BAB 11 : BOCAH KURANG AJAR
12
BAB 12 : NOAH EUGENE
13
BAB 13 : FESTIVAL LAMPION
14
BAB 14 : JIWA LEILA
15
BAB 15 : PANGGILAN
16
BAB 16 : CALIX SIRIUS FJORD
17
BAB 17 : AKU MENANGKAPMU
18
BAB 18 : RAJUTAN
19
BAB 19 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (1)
20
BAB 20 : RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (2)
21
About This Story
22
BAB 21: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (3)
23
BAB 22: RAHASIA KECIL KAMI BERDUA (4)
24
BAB 23: AYAH DAN ANAK (1)
25
BAB 24: AYAH DAN ANAK (2)
26
BAB 25: AYAH DAN ANAK (3)
27
BAB 26: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (1)
28
BAB 27: PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA (2)
29
BAB 28: INGIN BERMAIN LEILA?
30
BAB 29: AJAKAN (1)
31
BAB 30: AJAKAN (2)
32
BAB 31: AJAKAN (3)
33
BAB 32: AJAKAN (4)
34
BAB 33: BAKAT SIHIR
35
BAB 34: DESA KILKAST (1)
36
BAB 35: DESA KILKAST (2)
37
BAB 36: DESA KILKAST (3)
38
BAB 37: DESA KILKAST (4)
39
BAB 38: DESA KILKAST (5)
40
BAB 39: DESA KILKAST (6)
41
S2 - BAB 1: ALASAN
42
S2 - BAB 2: ISTANA AMÌOS
43
S2 - BAB 3: SALAH PAHAM
44
S2 - BAB 4: ARIA GREY (1)
45
S2 - BAB 5: ARIA GREY (2)
46
S2 - BAB 6: ARIA GREY (3)
47
S2 - BAB 7: ARIA GREY (4)
48
S2 - BAB 8: ARIA GREY (5)
49
S2 - BAB 9: ARIA GREY (6)
50
S2 - BAB 10: ARIA GREY (7)
51
S2 - BAB 11: ARIA GREY (8)
52
S2 - BAB 12: HARI PERBURUAN (1)
53
S2 - BAB 13: HARI PERBURUAN (2)
54
S2 - BAB 14: HARI PERBURUAN (3)
55
S2 - BAB 15: HARI PERBURUAN (4)
56
S2 - BAB 16: HARI PERBURUAN (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!