Naf membereskan beberapa file di atas mejanya, hari ini pekerjaannya lumayan banyak sampai dia tidak ikut makan siang di luar bersama teman temannya dan memilih makan di kantin kantor
Hari sudah menjelang maghrib saat dia sampai di tempat tinggalnya, sejak tadi siang dia tidak sempat memberi kabar pada istrinya karena kesibukannya.
Dia berjalan dengan cepat, menuju apartemennya setelah menekan beberapa digit kode pintu dia masuk setelah mengucap salam, tapi tidak terdengar jawaban dari istrinya
Rasa hawatir mulai menghinggapi hatinya, dia meletakan tasnya di atas sofa kemudian masuk ke kamar lalu ke kamat mandi tapi nihil, tidak ada tanda tanda keberadaan istrinya
Tercium wangi masakan menusuk hidungnya saat dia akan menjatuhkan bokongnya di sofa tempat ia meletakan tas nya tadi, ia urungkan niatnya untuk duduk kemudian melangkah menuju pantry
"Hhhhh... " helaan nafas lega keluar dari mulutnya melihat si cantik kesayangannya sedang sibuk berkutat dengan peralatan dapur, si cantik yang hari ini membuat pikirannya terganggu karena harus menahan rindu yang amat sangat
"Assalamualaikum cantik bidadari kesayangan mas Ahnaf" Naf langsung merengkuh istrinya dari belakang
"Astagfirullah. Waalaikum salam mas.. Ya Allah adek sampe terkejut" Thifah menoleh pada Naf yang kini menyandarkan dagu di bahu sang istri
"Emm wangi sekali, sayank masak apa?"
"Masak makanan kesukaan mas, sudah lepas adek mau melanjutkan masak nanti ke buru magrib"
"Tidak mau, hari ini sayank membuat mas tersiksa" bisik Naf di telinga Thifah
"Loh memang apa yang sudah adek lakukan?" Thifah mengerutkan keningnya bingung
"Sayank membuat mas sangat sangat merindukanmu hari ini" Naf membalik badan istrinya supaya menghadap padanya
"Adek tau, hari ini sangat berat buat mas? Karena untuk pertama kalinya mas tidak bisa bertemu dengan bidadari kesayangan mas ini" Naf mencubit pipi Thifah
"Ikh mas lebay deh,"
"Mas serius sayank, rasanya mas ingin sekali mengajak adek kemanapun mas pergi, karena rasa cintanya mas sama adek itu lebih luas dari lautan"
"Masya Allah sejak kapan suaminya Thifah yang alim ini menjadi bucin begini" Thifah mencubit perut suaminya
"Sejak kata sah terucap dari para saksi" usai mengucapkan kalimat tersebut Naf langsung menyambar bibir merah muda milik istrinya
"Mmmmmm.... " Thifah mendorong pelan tubuh suaminya karena mencium sesuatu "Mas.. Gosong kan masakan adek" gerutu Thifah saat mendapati masakan nya hangus
Naf terkekeh sambil menggaruk belakang kepalanya yang tiba tiba terasa gatal "maaf"
"Akh... Tau akh.. Adek marah sama mas" Thifah berjalan meninggalkan Naf sambil menghentakan kakinya
"Hei hei kok marah sih, mas kan sudah minta maaf sayank" Naf berlutut di depan Thifah yang kini sedang duduk di kursi meja makan
"Mas sih tidak tau tempat" ucapnya masih dengan nada kesal
"Baiklah mas yang salah, tapi adek juga salah kok" Naf seakan tidak mau kalah
"Loh kok jadi adek"
"Iya soalnya adek yang membuat mas jadi seperti ini, kalau melihat adek mas rasanya ingin menerkam adek di mana pun itu"
"Tuh kan, otak mas itu mesum terus"
"Hehe gak papa donk mesumnya sama istri sendiri, udah jangan marah lagi, nanti habis sholat magrib mas bantuin adek masak, Ok"
"Janji"
"Iya sayank, yuk kita siap siap buat jama'ah sholat magrib" Walau masih kesal tapi Thifah menurut mengikuti Naf masuk ke kamar setelah melepaskan apron yang tadi dia kenakan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
taaat!
good novel
2020-06-30
1