Pengantin baru

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

**Maaf teman teman mungkin novel saya kurang bagus atau menarik karena saya hanya author amatiran yang masih belajar, maaf jika banyak typo, semoga ada yang suka ya sama novel saya

Jangan lupa baca novel saya yang lain dan juga novel terbaru saya ” The Missing Prince “ dan jangan lupa like dan komen

Terimakasih** """""

*********

Selesai akad dan resepsi sederhana yang hanya di hadiri keluarga dan kerabat terdekat, mungkin bisa di katakan bukan resepsi tapi lebih tepatnya sebagai acara keluarga

Thifah tengah berkumpul dengan para perempuan di ruang keluarga sementara Naf dengan para laki laki di ruang depan tapi masih terlihat jelas dari ruang keluarga

Thifah tak henti menatap ke depan dimana laki laki yang beberapa jam yang lalu sudah sah menjadi suaminya sedang duduk dan mengobrol ringan dengan para tetua. Masih ada rasa tidak percaya di hatinya dimana kini ia sudah menjadi seorang istri di saat usianya baru menginjak 17 tahun dan laki laki yang menikahinya adalah laki laki yang selama ini ia cintai lewat doa

Naf yang merasa terus di perhatikan menengok ke belakang menatap istrinya yang tengah menatap dirinya pula, Naf tersenyum manis pada istrinya tersebut tapi yang di beri senyuman itu malah menunduk menyembunyikan rasa malu karena ketahuan sedang menatapnya

Naf mengisaratkan dengan matanya agar Thifah segera masuk ke kamar dan istirahat karena melihat wajah istrinya sepertinya ia kelelahan, Thifah mengernyit tidak mengerti dengan kode yang di berikan Naf. Naf malah terkekeh pelan dari tempatnya

"Pengantin baru, jangan main kode kodean sana ajak istri mu masuk ke kamar" instruksi paman yang lebih dulu menyadari keadaan

"Hehe tidak paman, Naf cuma.. " Naf merasa kikuk malu sendiri

"Sudah sana, tidak apa apa kami mengerti kok, kan kami juga pernah jadi pengantin" imbuh paman yang lain

Naf hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya

"Sudah sana ajak Thifah istirahat Naf, kasihan seharian dia belum istirahat" seru mas Zaki

"Baiklah, Naf permisi mau istirahat" Naf beranjak dari sofa dan berjalan menuju istrinya

Mata Thifah membulat melihat suaminya berjalan kearahnya, dia segera menunduk menyembunyikan wajahnya

"Dek mari istirahat" Naf mengulurkan tangannya

Thifah menengok pada ibunya dan mbak Anisa mereka mengangguk sebagai jawaban. Akhirnya Thifah menyambut tangan Naf dan mengikuti nya berjalan ke kamar mereka

Sesampainya di kamar Naf menyuruh Thifah untuk duduk di samping tempat tidur. Thifah meremas tangannya gugup

"Dek"

"Mas"

Mereka terkekeh. Wajah Thifah bahkan sudah bersemu merah saking malunya berada sedekat itu dengan Naf, meski dia sudah resmi menjadi suaminya tapi ini pertama kalinya dia berhadapan sangat dekat dengan laki laki selain adik dan bapaknya

"Mas saja duluan" Thifah memecah keheningan sesaat itu

"Apa hari ini adek bahagia?"

Thifah menganggukan kepalanya

"Mas juga sangat bahagia akhirnya bidadari yang mas cari kini telah menjadi milik mas seutuhnya" Naf menggenggam tangan Thifah lembut

"Maaf mas sudah merenggut masa muda adek, mas tidak bisa menunggu lebih lama untuk tidak segera mengahalalkan adek" sambungnya

"Mas. Adek tidak merasa jika mas merenggut masa muda adek, karena adek bukan tipe perempuan yang suka main atau keluyuran, justru adek senang kita segera menikah karena itu menjauhkan kita dari kubangan dosa" Thifah memberanikan diri menatap netra suaminya

"Masya Allah, mas sangat bersyukur bisa mendapatkan seorang gadis shalilhah seperti adek"

"Adek juga bersyukur mempunyai suami yang shalih seperti mas"

"Mas mencintai adek karena Allah " Naf mencium kening Thifah dan Thifah memejamkan matanya merasakan cinta yang begitu besar

"Adek juga mencintai mas karena Allah "

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***