Jangan Sebut Aku Pelakor

Jangan Sebut Aku Pelakor

Bab 1 Kecurigaan Nafa

Aku berjalan penuh semangat menuju pintu keluar Butik tempat Aku bekerja. Jam 4 sudah, saatnya pulang. Aku pamit pada Mbak Nira Desainer di butik itu. Bersamaan dengan Mbak Titik penjahit senior di Butik Delia ini.

"Nafa pamit dulu ya Mbak, Senin jumpa lagi," ucapku pamit pada Mbak Nira, Desainer kawakan di Butik itu. "Ayo Mbak. Bareng Nafa saja, kebetulan kita searah!" ajakku pada Mbak Titik.

"Tidak Naf, Mbak dijemput suami, kebetulan dia pulang juga jam segini." Tolak Mbak Titik halus.

"Oh ya sudah, kalau begitu Nafa duluan, ya," ucapku seraya menuju parkiran motor halaman Butik.

Aku melajukan motorku perlahan membelah jalanan kota ini, menuju rumahku. Butuh waktu 15 menit, motor yang ku tumpangi sampai di depan halaman rumahku.

Aku disambut ramah oleh Wa Rasih, motor yang ku tumpangi sengaja aku tepikan ke teras rumah, supaya nanti mudah saat dimasukkan ke dalam rumah. Walau perumahan tipe 36 ini ada pos Satpam di depan, namun Aku lebih aman memasukkan motorku ke dalam rumah. Motor pemberian Mas Sakti setelah kami menikah.

Aku menghampiri Wa Rasih yang menyambutku. Wa Rasih adalah seorang ART di rumahku. Atas permintaan Mas Sakti suamiku, yang menginginkan seorang ART supaya saat Mas Sakti kerja keluar kota, Aku masih ada teman yaitu Wa Rasih.

Wa Rasih sendiri merupakan tetangga di kampungku. Rumahnya bahkan berdekatan dengan rumah Ibu di kampung. Jarak kampung dengan rumahku yang sekarang, sebetulnya tidak jauh, hanya butuh waktu 1 jam sampai.

Janda tua sebatang kara itu memaksaku untuk bekerja di rumahku, ketika mendengar Aku yang sedang mencari seorang ART.

"Uwa masih kuat bekerja kok Neng, nih lihat tenaga Uwa masih bagus. Bisa masak, nyuci, beres-beres dan semua," ucapnya membeberkan kemampuannya. Memang tidak diragukan lagi kemampuan Wa Rasih dalam hal pekerjaan rumah. Diusianya yang sudah 58 tahun, masih terlihat segar dan kuat.

Wa Rasih memang dekat dengan Ibu. Usianya 3 tahun diatas Ibu, Wa Rasih lebih senang dipanggil Uwa ketimbang Bibi.

"Neng, mau makan dulu atau nanti?"

" Mandi dulu kayanya Bi. Badan Nafa sudah gerah," sahutku seraya menuju kamar mandi.

Setelah mandi Aku merasa sangat segar dan semakin fresh, apalagi sebentar lagi Mas Sakti pulang. Mas Sakti berjanji hari ini pulang dan Aku harus menyambutnya dengan suka cita. Wajahku selalu diliputi senyum dan sumringah. Wa Rasih tahu kalau Aku akan kedatangan suamiku. Makanya hari ini Wa Rasih masak agak banyak.

"Mas tidak bisa pulang hari ini, sayang. Ada kerjaan dan meeting mendadak dari atasan. Sabtu depan ya, sabar ya sayang. Mas sangat merindukanmu," bujuk Mas Sakti di ujung telpon.

Aku menutup telpon dengan lemas, hal yang Aku impikan musnah sudah. Untuk yang kesekian kali Aku harus menelan kekecewaan yang sama dari Mas Sakti. Sudah tiga minggu Mas Sakti tidak pulang. Sedih, kecewa, bahkan rasa curiga kini menyelinap dalam dada.

"Den Saktinya tidak jadi pulang Neng, kalau begitu sebaiknya Neng Nafa makan dulu saja," bujuk Wa Rasih khawatir.

"Nanti saja Wa, Nafa sudah tidak berselera makan," lirihku sedih. Aku beranjak ke kamar menenggelamkan diri dalam kekecewaan. Wa Rasih menatapku dengan perasaan was-was.

Aku hempaskan tubuhku di kasur, Aku benar-benar kecewa dengan Mas Sakti. Sudah tiga minggu berturut-turut dia tidak pulang dengan alasan yang sama, yaitu pekerjaan. Aku tidak habis pikir padahal kita masih bisa dikatakan pengantin baru, namun kebersamaan kita sangat jarang. Bahkan sekarang yang harusnya pulang, dibatalkan karena urusan pekerjaan.

Aku mencoba mengirimkan pesan WA pad Mas Sakti, mencoba mengorek sebenarnya apa yang terjadi. Pesan terkirim, namun untuk beberapa saat belum ada jawaban.

Terkadang terselip rasa curiga pada Mas Sakti, Aku takut Mas Sakti di sana memiliki perempuan lain, dan menduakan cintaku.

Tak berapa lama notif balasan WA berbunyi nyaring.

"Ting.... !" Aku segera meraih HP. Ternyata WA dari Mas Sakti. Segera ku buka dan ku baca.

["Sayang... jangan berprasangka buruk dong. Mas disini benar-benar kerja bukan main perempuan!"] sangkalnya tegas.

["Gimana tidak curiga, Mas sudah tiga minggu tidak pulang. Dan alasannya karena kerja melulu. Tidakkah Mas menyempatkan seminggu sekali pulang, apakah di sana punya yang lain? Sehingga susah banget untuk pulang?"] rajukku sedikit meninggi.

[Minggu depan deh sayang, Mas minta maaf! Mas mohon pengertiannya. Percaya sama Mas, Mas disini kerja dan hanya kamu yang Mas cintai,"] rayunya kembali.

Aku tidak membalas lagi pesan WA dari Mas Sakti, sudah cukup jelas Mas Sakti tidak akan pulang lagi Sabtu ini. Akhirnya Aku menelan kekecewaan. Ingin Aku susul ke sana, namun Mas Sakti tidak pernah memberitahu ke luar kota mana dia bekerja.

"Huhhhh....!" Aku menarik nafas dalam mencoba menenangkan diriku dari rasa kecewa atas sikap Mas Sakti.

Untuk sementara Aku bisa melupakan kekecewaanku dengan bekerja, terlebih sekarang Aku mulai sibuk dengan banyaknya pengunjung di Butik Delia ini. Musim kawinan, Butik Delia banyak pesanan gaun pengantin dari yang tradisional hingga modern.

Saat waktu luang, Aku selalu ke ruang Desainer. Membantu Mbak Nira membereskan gaun yang sudah siap dan digantung di hanger. Saat itu juga Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, belajar mencuri-curi dari Mbak Nira. Kadang Mbak Nira membuang kertas hasil desainnya yang katanya gagal, Aku memungutnya dan menyimpannya, lalu Aku pelajari dimana gagalnya. Mbak Nira juga tidak pelit bahkan dia mempersilahkan Aku untuk belajar mendesain.

"Naf, kamu sambil belajar saat senggang begini sama Mbak silahkan saja, tapi Mbak tidak bisa secara detail mengajari kamu. Kamu lihat pekerjaan Mbak numpuk begini, kalau kamu bisa mendesain, Mbak bisa terbantu Naf," ucap Mbak Nira seakan memberiku peluang untuk belajar menjadi seorang Desainer.

HSejak saat itu Aku lebih bersemangat lagi dalam bekerja, saat waktu senggang melayani pelanggan Aku selalu ke ruangan Mbak Nira dan belajar mendesain. Untuk sementara Aku bisa melupakan kekecewaanku pada Mas Sakti. Dan hasilnya, Aku bisa mengeluarkan hasil rancanganku. Mbak Nira sangat terkesan dengan hasil rancanganku. Dia bermaksud memperlihatkan hasil desainku pada Bu Delia pemilik butik ini.

"Oke Naf, hasil rancanganmu yang pertama ini menurut Mbak bagus dan modelnya kekinian, gaun malam yang disesuaikan dengan kemauan anak muda dan ibu-ibu muda. Ini belum ada disini. Biar Mbak konfirmasi dulu pada Bu Delia, apakah dia senang atau tidak dengan hasil rancanganmu. Mbak harap bisa diterima oleh Bu Delia. Berdoa saja supaya hasil rancanganmu diterima," ucap Mbak Nira memberiku motivasi lebih.

Terpopuler

Comments

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

aku mampir juga semangat kak😁💕

2023-05-11

0

Sun~

Sun~

aku mampir thor..

2023-02-05

1

MommyAtha

MommyAtha

novelmu sudah banyak thor, minder nih si Juna

2023-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kecurigaan Nafa
2 Bab 2 Rindu yang Membuncah
3 Bab 3 Terbongkar
4 Bab 4 Terbongkar 2
5 Bab 5 Penjelasan Sakti
6 Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7 Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8 Menghindari Sakti
9 Bab 9
10 Sakti Junior
11 Surat Ijin Bermaterai
12 Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13 Asisten Desainer
14 Bertemu Mas Raka Lagi
15 Kericuhan di Butik Delia
16 Nafa Hamil
17 Kehamilan Nafa diketahui
18 Diberhentikan
19 Pulang
20 Pergi
21 Tempat Baru
22 Kembali ke Kota Cemara
23 Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24 Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25 Tekanan dari Aldin buat Nara
26 Dihina tapi Dipuji
27 Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28 Belum Saatnya Bertemu
29 Kecurigaan Bu Sukma
30 Keberadaan yang Diketahui
31 Pertemuan yang Tidak Disangka
32 Mama Mertua yang Baik
33 Perceraian dan Kesepakatan
34 Ketok Palu Perceraian
35 Bujukan Mas Sakti
36 Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37 Bayangan Meta
38 Kecemasan Nafa
39 Kecurigaan Sakti
40 Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41 Nafa Pingsan
42 Bertemu Meta
43 Keinginan Nafa
44 Pindah
45 Bertemu Mas Raka
46 Kantor Adrian Wood
47 Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48 Bertemu dengan Mas Raka
49 Aksi diam Mas Sakti
50 Geliat Gaun Rancangan Nafa
51 Tamu yang tidak Terduga
52 Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53 Naufara Butik
54 Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55 Jangan-jangan Jodoh
56 Ke Rumah Bu Sukma
57 Kelakuan Bu Mala
58 Bertemu Meta
59 Seperti Musuh
60 Kantor Adrian Wood
61 Menemui Nara
62 Seperti Kencan
63 Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64 Insiden tak Terduga
65 Nara yang Menakjubkan
66 Sebuah Hadiah Kecil
67 Tanda-tanda Melahirkan
68 Kontraksi Semu
69 Penguntit Tampan
70 Kesuksesan Nafa
71 Melahirkan (Baby Tifana)
72 Season 2 Mengejar Nara
73 Season 2 Kecurigaan Aldin
74 Makan Malam
75 Season 2 Kemarahan Aldin
76 Season 2 Telat
77 Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78 Season 2 Kesialan Nara
79 Kejadian yang Tidak Disangka
80 Pengumuman.....
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Kecurigaan Nafa
2
Bab 2 Rindu yang Membuncah
3
Bab 3 Terbongkar
4
Bab 4 Terbongkar 2
5
Bab 5 Penjelasan Sakti
6
Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7
Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8
Menghindari Sakti
9
Bab 9
10
Sakti Junior
11
Surat Ijin Bermaterai
12
Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13
Asisten Desainer
14
Bertemu Mas Raka Lagi
15
Kericuhan di Butik Delia
16
Nafa Hamil
17
Kehamilan Nafa diketahui
18
Diberhentikan
19
Pulang
20
Pergi
21
Tempat Baru
22
Kembali ke Kota Cemara
23
Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24
Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25
Tekanan dari Aldin buat Nara
26
Dihina tapi Dipuji
27
Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28
Belum Saatnya Bertemu
29
Kecurigaan Bu Sukma
30
Keberadaan yang Diketahui
31
Pertemuan yang Tidak Disangka
32
Mama Mertua yang Baik
33
Perceraian dan Kesepakatan
34
Ketok Palu Perceraian
35
Bujukan Mas Sakti
36
Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37
Bayangan Meta
38
Kecemasan Nafa
39
Kecurigaan Sakti
40
Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41
Nafa Pingsan
42
Bertemu Meta
43
Keinginan Nafa
44
Pindah
45
Bertemu Mas Raka
46
Kantor Adrian Wood
47
Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48
Bertemu dengan Mas Raka
49
Aksi diam Mas Sakti
50
Geliat Gaun Rancangan Nafa
51
Tamu yang tidak Terduga
52
Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53
Naufara Butik
54
Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55
Jangan-jangan Jodoh
56
Ke Rumah Bu Sukma
57
Kelakuan Bu Mala
58
Bertemu Meta
59
Seperti Musuh
60
Kantor Adrian Wood
61
Menemui Nara
62
Seperti Kencan
63
Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64
Insiden tak Terduga
65
Nara yang Menakjubkan
66
Sebuah Hadiah Kecil
67
Tanda-tanda Melahirkan
68
Kontraksi Semu
69
Penguntit Tampan
70
Kesuksesan Nafa
71
Melahirkan (Baby Tifana)
72
Season 2 Mengejar Nara
73
Season 2 Kecurigaan Aldin
74
Makan Malam
75
Season 2 Kemarahan Aldin
76
Season 2 Telat
77
Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78
Season 2 Kesialan Nara
79
Kejadian yang Tidak Disangka
80
Pengumuman.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!