Bab 2 Rindu yang Membuncah

Aku merasa senang atas apa yang dikatakan Mbak Nira barusan, semoga saja hasil desain yang Aku rancang itu bisa berubah manis. Dan di acc oleh Bu Delia sang pemilik butik.

"Nafa...! Di depan ada yang cari kamu!" seru Mbak Titik memberi tahu. Aku merasa heran, siapa gerangan yang mencari Aku menjelang sore ini?

"Oh... makasih Mbak," seruku.

"Ya sudah, Nafa pamit dulu ya Mbak!" pamitku pada Mbak Titik dan Mbak Nira. Keduanya mengangguk dan bersiap-siap pulang juga.

Aku berjalan menuju pintu keluar butik dan berbelok menuju parkiran motor.

"Sayang....!" panggil seseorang yang sontak membuatku menoleh kaget, sebab Aku merasa kenal suara itu.

"Mas Sakti....!" teriakku sambil menyerobot ke pangkuan suamiku. Tak disangka Mas Sakti tiba-tiba ada di butik tempat Aku bekerja dan sengaja menjemputku.

Rupanya tadi Aku sempat lupa apa yang dikatakan Mbak Titik, kalau di depan ada yang mencariku. Sehingga Aku langsung ke parkiran. Rupanya Mas Sakti yang datang sengaja menjemputku.

"Nafa... dijemput suami ya?" Mbak Nira tiba-tiba sudah berada di sampingku menegur sembari tersenyum. Rasa rindu yang membuncah kepada Mas Sakti, seketika membuatku lupa akan sekitar. Padahal ini masih di lingkungan butik.

"Ehh, Mbak Nira. Iya Mbak, Nafa dijemput suami!" sahutku gelagapan seraya melepaskan pelukan pada Mas Sakti, Aku tersenyum malu-malu. Mbak Nira balas tersenyum melihat Aku tersipu malu.

"Ya sudah, Mbak duluan ya!" pamitnya seraya berlalu. Aku mengangguk.

"Sayang, ayo kita pulang!" Ajakan Mas Sakti menyadarkanku dari kegugupan.

"Eh, iya. Ayo! Tapi... Nafa kan bawa motor. Ya sudah Mas ikuti saja motor Nafa ya!" ucapku sembari menuju parkiran. Mas Sakti tersenyum setuju dengan apa yang Aku katakan. Diapun kembali ke mobil Honda Mobilionya yang terparkir di depan butik. Menghidupkan mesin mobil lalu mengikuti motor maticku kemana berjalan.

Sepanjang jalan Aku merasa bahagia banget akan kehadiran Mas Sakti yang tiba-tiba datang menjemputku. Padahal sebelumnya Aku tidak yakin Mas Sakti akan pulang, mengingat alasan minggu lalu karena kerjaan sehingga tidak jadi pulang. Aku senyum-senyum bahagia sepanjang jalan, sampai tidak terasa sudah sampai di depan halaman rumahku. Rumah pemberian Mas Sakti atas hadiah perkawinanku. Walau rumah sederhana, namun begitu nyaman.

Wa Rasih yang menyadari Aku pulang, sudah siap menyambutku di depan pintu.

"Neng Nafa... sama Den Sakti rupanya." Wa Rasih menyambut kedatangan Mas Sakti dengan hormat.

Aku masuk ke rumah yang baru Aku tempati kurang lebih enam bulan itu beriringan dengan Mas Sakti. Mas Sakti langsung masuk ke kamar seraya menuntunku. Mas Sakti tiba-tiba merangkulku begitu erat seraya berbisik, "kangen sayang....!".

Aku tahu Mas Sakti begitu kangen sama Aku terlihat dari sorot matanya, Aku juga sama.

"Mas... jangan dilanjut dulu! Nafa mau mandi dulu, badan Nafa gerah dan lengket!" cegahku menghalau niat Mas Sakti yang sudah menggerayangi tubuhku.

"Biarkan saja, mandinya nanti setelah kita bergulat satu ronde. Gimana?" tanyanya genit, tanpa menunggu persetujuanku, Mas Sakti kini melancarkan aksinya menyalurkan hasrat kerinduannya.

"Mas rindu banget sayang, Mas minta maaf tidak bisa selalu menepati janji untuk selalu pulang tiap hari, jangankan tiap hari seminggu sekali saja Mas kadang mengingkari!" ucapnya penuh sesal, seraya melepaskan pagutan bibir kami yang tadi saling mengecap. Aku menatap wajah Mas Sakti yang penuh kesungguhan.

"Nafa tidak apa-apa Mas, asal Mas Sakti di sana baik-baik saja dan benar-benar bekerja," ucapku mencoba memahami Mas Sakti.

"Terimakasih sayang....!" ujarnya seraya melancarkan kembali aksinya.

Dan sore itu sebelum kami mandi, akhirnya pergumulan panas penuh kerinduan itu terjadi begitu dahsyat. Aku merasa bahagia, Mas Saktipun demikian. Dia tiada henti menciumi seluruh wajahku dengan gemas seraya berterimakasih dan minta maaf.

"Terimakasih sayang, telah menjadi bagian hidup Mas. Apapun yang terjadi kelak, Mas harap kamu selalu ada di samping Mas. Yang jelas, cinta Mas terhadapmu begitu besar, tulus dan tak terhingga. Tapi, sekali lagi Mas minta maaf, karena Mas tidak bisa setiap hari bersamamu!" ucapnya lirih seraya merangkulku erat. Ada butiran bening yang jatuh saat Mas Sakti berbicara seperti itu.

"Nafapun mencintaimu Mas, tulus, dan semoga hanya maut yang akan memisahkan kita. Nafa mau, Mas adalah cinta pertama dan terakhir Nafa!" doaku dalam hati penuh kesungguhan.

Hari beranjak malam. Setelah makan malam, Mas Sakti segera masuk kamar. Sementara Aku masih berkutat menemani Wa Rasih di dapur. Walau Wa Rasih ARTku, namun Aku selalu turun tangan membantu Wa Rasih. Wa Rasih selalu melarangku, namun Aku tidak menghiraukan.

"Hanya bantuan kecil Wa, santai saja," ujarku seraya membersihkan meja.

"Wa..., setelah mencuci piring istirahatlah. Lagipula sudah tidak ada lagi hal yang perlu dikerjakan lagi. Saya masuk kamar dulu ya Wa!" pamitku meninggalkan Wa Rasih yang mencuci piring.

Aku segera melangkahkan kaki menuju kamar dimana suamiku sudah berada di sana. Namun Aku tidak menemukan Mas Sakti. Rupanya Mas Sakti berada di balkon. Aku membiarkan Mas Sakti berbicara di telpon, Aku mendekat tanpa menegur.

"Ok Ma, Sakti lagi di luar kota dulu. Rafa tidak rewel kan?" Aku mendengar apa yang barusan Mas Sakti ucapkan. "Ya sudah Ma, titip Rafa dulu. Senin Sakti baru bisa pulang. Memangnya Meta sama sekali tidak datang?" ucapnya lagi. Aku sedikit menjauh setelah melihat Mas Sakti perlahan memutar tubuhnya ke arahku.

"Ya sudah Ma, nanti Sakti telepon lagi!" Mas Sakti segera menutup pembicaraan di telponnya, setelah melihat keberadaanku. Mas Sakti tersenyum seraya menghampiriku, lalu merangkulku.

"Eh..., sayang! Sudah lama?" ucapnya seraya mencium keningku dan memapahku ke ranjang.

"Nafa kira... Mas sudah tidur, rupanya sedang telponan." Ujarku.

"Iya, Mas barusan telponan sama Mama!"

"Mama....?" seruku. Mas Sakti tiba-tiba terlihat gugup saat Aku menyerukan kata mama.

"Mas telponan sama Mama Mas Sakti? Gimana apakah Mama Mas Sakti sehat? Kapan dong Mas, Nafa bisa ketemu sama Mama Mas Sakti, masa sih sudah 6 bulan kita menikah, Mas tidak ada niat untuk Nafa dikenalkan sama Mama. Masa iya Mama Mas Sakti masih sibuk dengan bisnisnya. Atau kita saja yang ke sana Mas, berkunjung ke rumah Mama," rengekku.

"Bukan tidak ada niat, tapi memang Mas belum ada waktu untuk menemui Mama. Mas terlalu sibuk sayang. Barusan saja Mama menanyakan Mas kapan bisa ke rumah. Mas tidak bisa janji kapan Mas bisa ketemu Mama dan membawamu ke hadapan Mama." Bujuk Mas Sakti yang melihatku merajuk.

"Mas itu selalu alasan, terlalu sibuklah, belum ada waktulah, dan lain sebagainya. Sampai kapan Nafa bisa dianggap menantu sama Mama Mas Sakti?" rajukku yang terus merengek.

"Sabar sayang, nanti segera Mas ketemukan kamu dengan Mama Mas Sakti. Tapi sabar dulu, sekarang kamu jangan marah dan kesal dulu ya. Sekarang saatnya kita bersenang-senang. Lupakan dulu masalah lain," rayunya sembari memeluk tubuhku dan tangannya yang mulai nakal bergerilya kemana-mana.

"Ayo dong kita lakukan lagi yang tadi siang!" ajaknya menggoda. Rupanya Aku tidak tahan juga dengan godaan dan pesona yang dihadirkan Mas Sakti. Apalagi Aku memang sangat merindukan Mas Sakti yang jarang Aku temui setiap hari.

Mas Sakti mulai melancarkan serangannya. Serangan pertamanya mencium bibirku dengan lembut.

"Sayang..., sekarang tidak perlu lagi minum pilnya, Mas sudah siap punya anak dari kamu!" ucapnya menjeda sejenak pagutan bibir kami.

"Sudah sejak sebulan yang lalu Mas, Nafa tidak meminumnya," balasku.

"Kalau begitu mari kita lakukan!" ajaknya tersenyum girang. Dan akhirnya kami melakukan kembali adegan panas tadi sore dengan menggebu-gebu dan hasrat yang semakin membara.

Mohon dukungannya ya! Novel ini sedang mengikuti sebuah event. Maka dari itu Author dengan sangat....meminta dukungannya dari Readers. Kasih like, komen, vote dan jangan lupa Favoritkan ya teman-teman. Terimakasih.....

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

udh curiga dari awal gak pulang 3 Minggu, kayanya sakti nikahin Nafa bukan yg pertama ya, kayanya dia masih punya istri lain...

2022-11-07

0

R.F

R.F

2 like hadir kaka. semangat. like balik iya

2022-11-03

0

🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸

🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸

aku mampir kak jangan lupa dukung novel ku yaa yang berjudul pangeran dingin dan siluman rubah

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kecurigaan Nafa
2 Bab 2 Rindu yang Membuncah
3 Bab 3 Terbongkar
4 Bab 4 Terbongkar 2
5 Bab 5 Penjelasan Sakti
6 Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7 Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8 Menghindari Sakti
9 Bab 9
10 Sakti Junior
11 Surat Ijin Bermaterai
12 Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13 Asisten Desainer
14 Bertemu Mas Raka Lagi
15 Kericuhan di Butik Delia
16 Nafa Hamil
17 Kehamilan Nafa diketahui
18 Diberhentikan
19 Pulang
20 Pergi
21 Tempat Baru
22 Kembali ke Kota Cemara
23 Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24 Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25 Tekanan dari Aldin buat Nara
26 Dihina tapi Dipuji
27 Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28 Belum Saatnya Bertemu
29 Kecurigaan Bu Sukma
30 Keberadaan yang Diketahui
31 Pertemuan yang Tidak Disangka
32 Mama Mertua yang Baik
33 Perceraian dan Kesepakatan
34 Ketok Palu Perceraian
35 Bujukan Mas Sakti
36 Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37 Bayangan Meta
38 Kecemasan Nafa
39 Kecurigaan Sakti
40 Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41 Nafa Pingsan
42 Bertemu Meta
43 Keinginan Nafa
44 Pindah
45 Bertemu Mas Raka
46 Kantor Adrian Wood
47 Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48 Bertemu dengan Mas Raka
49 Aksi diam Mas Sakti
50 Geliat Gaun Rancangan Nafa
51 Tamu yang tidak Terduga
52 Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53 Naufara Butik
54 Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55 Jangan-jangan Jodoh
56 Ke Rumah Bu Sukma
57 Kelakuan Bu Mala
58 Bertemu Meta
59 Seperti Musuh
60 Kantor Adrian Wood
61 Menemui Nara
62 Seperti Kencan
63 Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64 Insiden tak Terduga
65 Nara yang Menakjubkan
66 Sebuah Hadiah Kecil
67 Tanda-tanda Melahirkan
68 Kontraksi Semu
69 Penguntit Tampan
70 Kesuksesan Nafa
71 Melahirkan (Baby Tifana)
72 Season 2 Mengejar Nara
73 Season 2 Kecurigaan Aldin
74 Makan Malam
75 Season 2 Kemarahan Aldin
76 Season 2 Telat
77 Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78 Season 2 Kesialan Nara
79 Kejadian yang Tidak Disangka
80 Pengumuman.....
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Kecurigaan Nafa
2
Bab 2 Rindu yang Membuncah
3
Bab 3 Terbongkar
4
Bab 4 Terbongkar 2
5
Bab 5 Penjelasan Sakti
6
Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7
Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8
Menghindari Sakti
9
Bab 9
10
Sakti Junior
11
Surat Ijin Bermaterai
12
Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13
Asisten Desainer
14
Bertemu Mas Raka Lagi
15
Kericuhan di Butik Delia
16
Nafa Hamil
17
Kehamilan Nafa diketahui
18
Diberhentikan
19
Pulang
20
Pergi
21
Tempat Baru
22
Kembali ke Kota Cemara
23
Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24
Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25
Tekanan dari Aldin buat Nara
26
Dihina tapi Dipuji
27
Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28
Belum Saatnya Bertemu
29
Kecurigaan Bu Sukma
30
Keberadaan yang Diketahui
31
Pertemuan yang Tidak Disangka
32
Mama Mertua yang Baik
33
Perceraian dan Kesepakatan
34
Ketok Palu Perceraian
35
Bujukan Mas Sakti
36
Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37
Bayangan Meta
38
Kecemasan Nafa
39
Kecurigaan Sakti
40
Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41
Nafa Pingsan
42
Bertemu Meta
43
Keinginan Nafa
44
Pindah
45
Bertemu Mas Raka
46
Kantor Adrian Wood
47
Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48
Bertemu dengan Mas Raka
49
Aksi diam Mas Sakti
50
Geliat Gaun Rancangan Nafa
51
Tamu yang tidak Terduga
52
Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53
Naufara Butik
54
Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55
Jangan-jangan Jodoh
56
Ke Rumah Bu Sukma
57
Kelakuan Bu Mala
58
Bertemu Meta
59
Seperti Musuh
60
Kantor Adrian Wood
61
Menemui Nara
62
Seperti Kencan
63
Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64
Insiden tak Terduga
65
Nara yang Menakjubkan
66
Sebuah Hadiah Kecil
67
Tanda-tanda Melahirkan
68
Kontraksi Semu
69
Penguntit Tampan
70
Kesuksesan Nafa
71
Melahirkan (Baby Tifana)
72
Season 2 Mengejar Nara
73
Season 2 Kecurigaan Aldin
74
Makan Malam
75
Season 2 Kemarahan Aldin
76
Season 2 Telat
77
Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78
Season 2 Kesialan Nara
79
Kejadian yang Tidak Disangka
80
Pengumuman.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!