Diberhentikan

"Maafkan saya ya Naf, saya tidak bermaksud mencampuradukan masalah pribadi kamu sama pekerjaan kamu. Tapi... untuk meminimalisir kebrutalan pelanggan satu itu, terpaksa saya berhentikan kamu dari Butik Delia ini. Ini tujuannya untuk meredam tingkat emosi pengunjung, jika masih melihat kamu disini, saya takutnya berimbas pada usaha yang saya geluti ini," Bu Delia menjeda ucapannya.

"Sejak hari kemarin dan sekarang, pelanggan yang bernama Meta serta yang kebetulan melihat kejadian kemarin, membatalkan semua pesanannya. Pelanggan Meta malah mengembalikan barang yang sudah dia pesan dan meminta uang kembali jika kamu masih ada disini. Saya jadi bingung Naf, saya minta maaf. Biarkan dulu kondisi butik ini kondusif, saya tidak benar-benar memberhentikan kamu. Kalau kamu mau, kamu masih bisa bekerja di butik saya yang diluar kota. Itu butik masih baru dan cabangnya dari butik ini," jelas Bu Delia dengan raut sedih.

Mendengar semua penjelasan Bu Delia, seketika mataku berkaca-kaca, sedih tiada terkira mengingat saat ini aku sedang mengandung. Kalau aku tidak bekerja, lantas siapa yang akan menghidupi aku beserta calon anakku? Mengharapkan Mas Sakti? Rasanya aku muak mengingat karena ulahnya, aku kena imbas dari perbuatannya. Dilabrak istri pertamanya, dicemooh di depan orang-orang, serta dipermalukan di depan karyawan dan pengunjung butik. Jelas sudah rasa sakit dan kecewaku karena Mas Sakti, saat ini jalan satu-satunya menjauh.

"Kamu boleh kapan saja masuk di butik itu sesukamu, alamatnya akan saya shareloc langsung ke HP kamu. Sekali lagi saya mint maaf ya Naf," ucapnya penuh sesal.

Aku menangis seketika, rupanya Bu Delia tidak benar-benar memecat aku. Ada secercah harapan untukku setidaknya sampai kehamilanku berusia 8 bulan.

"Sa- saya minta maaf atas kejadian kemarin yang melibatkan saya sehingga berimbas buruk pada butik Bu Delia. Sekali lagi saya minta maaf. Dan jika itu kemauan Ibu dan untuk kebaikan Butik Delia, maka saya bersiap mengundurkan diri," ucapku disertai isak tangis yang ditahan.

"Saya yang minta maaf Naf, sebenarnya saya tidak ingin memberhentikan kamu dari butik ini, tapi ini demi kebaikan kita semua. Saya tidak masalah kehilangan pelanggan seperti Meta, namun pelanggan yang lainnya saya masih butuh, demi keberlangsungan butik ini dan karyawan butik ini," tandas Bu Delia.

"Saya paham Bu maksud Ibu, dan saya bisa menerimanya. Namun untuk masalah yang kemarin yang diucapkan perempuan itu, saya harap Ibu dan karyawan butik ini tidak termakan oleh omongannya. Saya memang menikah dengan seorang lelaki, namun setahu saya dia singel dan mengaku belum menikah. Dan saya tidak pernah bermaksud merebut suami orang jika saya tahu dia sudah beristri," ungkapku disertai isak. Isakku makin panjang sehingga Bu Delia bangkit dan mengusap bahuku yang berguncang.

"Hu...hu... hu... !" tak sadar aku langsung memeluk Bu Delia yang datang menghampiri dan mencoba memenangkanku.

"Sabar ya, saya disini bersimpati sama kamu. Posisi kamu memang rentan disudutkan. Tapi, disini kamu sebetulnya korban kebohongan seorang lelaki. Saya tidak ingin jauh ikut campur dalam urusan rumah tanggamu. Sekarang kamu mencoba harus kuat, tegar dan bertahan. Tidak semua orang paham keadaan kamu. Tapi kalau kamu tidak kuat menghadapi mereka dan cemoohan mereka, maka kamu akan down dan hancur sendiri. Saya tidak ingin pengaruhi kamu. Sekarang kuatkan diri kamu. Saya sudah anggap kamu adik sendiri Naf, jadi saya merasa sedih dengan keadaan kamu sekarang," tutur Bu Delia membujukku penuh kasih sayang.

Memang Bosku ini seorang perempuan dewasa yang lembut dan penyayang, selain cantik dia nampak masih muda diusia yang sudah 40 tahun ke atas itu. Aku terharu, masih ada orang yang mau merasakan rasa sakit hatiku karena dibohongi lelaki.

"Baiklah... Bu... mungkin ini jalan terbaik buat saya dan kita semua. Saya... sayapun tidak ingin menyusahkan Ibu dan semua karyawan di Butik Delia ini. Maka, ijinkan saya pergi dengan baik-baik dari butik ini. Saya ingin berpamitan dulu pada teman-teman saya disini yang sudah baik dan bekerja sama dengan saya," ucapku sebelum aku melangkahkan kaki dari ruangan Bu Delia.

Bu Delia melepaskan rangkulannya dengan mata berkaca-kaca, lalu aku keluar dari ruangan Bu Delia setelah berpamitan dan menghampiri teman-temanku yang lain. Mbak Nira dan Mbak Titik serta yang lain menatap iba padaku. Satu persatu aku peluk seraya mengucap maaf disertai isak, bagaimanapun mereka telah menjadi keluarga besarku selama disini. Mereka tidak pernah menyusahkanku.

"Nafa minta maaf pada kalian semua jika Nafa selama ini pernah menyusahkan atau merepotkan kalian, tentang kejadian kemarin... sungguh itu diluar kehendak Nafa. Demi kebaikan butik ini dan juga kebaikan kita semua, Nafa mohon pamit dari butik ini. Kalian sungguh luar biasa," tuturku, tentunya dengan berkaca-kaca dan bahu yang bergetar.

Mbak Nira menghampiriku lalu mengusap bahuku pelan. "Sabar ya Naf, mungkin ini ujian untuk kamu biar kedepannya bisa lebih baik," hibur Mbak Nira. Aku hanya bisa menangis dipelukan Mbak Nira. Mbak Titikpun demikian, datang menghampiri dan memelukku memberi hiburan dan kata-kata semangat.

"Nafa pamit... terus berjuanglah. Majukan butik ini," ucapku berpamitan. "Kamu juga ya Naf, jangan berhenti berkarya. Ini bukan akhir segalanya buat kamu. Kami akan sangat kehilanganmu Naf," Mbak Nira merangkulku untuk yang terakhir kali.

Aku berjalan menyusuri halaman Butik Delia, lalu keluar dari butik itu dan sengaja mencegat ojeg, namun ojeg yang lewat sama sekali belum aku temui. Sementara rasa lemas dan sakit di kepalaku semakin terasa. Semakin lama sakit di kepalaku kian bertambah, lalu aku berjongkok mengantisipasi nanti sekiranya akan jatuh dan aku takut berefek pada perutku. Aku pegangi perutku lalu apa yang terjadi seterusnya aku tidak ingat lagi.

Saat aku sadar, aku sudah berada di sebuah kamar yang tidak asing. Kamarku, kamar yang seringnya aku tiduri sendiri tanpa Mas Sakti. Mengingat nama Mas Sakti, aku tidak tahu akan sampai berapa lama lagi pernikahan kami ini bertahan. Harapanku bertahan, namun setelah semua yang aku rasakan dan imbasnya bagi kehidupan orang lain, saat ini juga ingin aku akhiri rumah tangga ini.

"Neng Nafa, sudah sadar Neng....!" Wa Rasih menghampiriku seraya tergopoh membawakan sebuah nampan berisi bubur dan segelas air putih. "Tadi Neng Nafa pingsan di pinggir jalan Butik Delia, untung ada Den Aldin yang menemukan Eneng, dan membawanya kesini. Neng Nafa kayaknya stress dan perlu istirahat. Ayo Neng buburnya masih hangat dan segera dimakan, setelah itu minum juga obatnya," ujar Wa Rasih nampak khawatir.

Tidak berapa lama Kak Aldin datang menghampiri, aku sedikit terkejut mendengar tadi Wa Rasih menyebut bahwa Kak Aldin yang menemukanku di pinggir jalan, dan kini Kak Aldin sudah berdiri di muka pintu kamarku.

"Kak Aldin....!" sapaku disertai wajah yang meringis. "Aku menemukan kamu di pinggir jalan Butik Delia. Bukankah tadi kamu diantar Sakti pergi kerja?" tanya Kak Aldin to the point. Sepupu Mas Sakti ini tidak pernah berubah tatapannya selalu dingin dan ucapannya datar, namun loyalitasnya pada Mas Sakti begitu tinggi.

"Nafa... diberhentikan dari... butik Kak....!" ucapku sedikit tersendat. "Tidak salah lagi....!" gumannya.

"Kenapa Kak Aldin bisa berada disekitar sini, bukankah Kak Aldin dan Mas Sakti keluar kota?" tanyaku heran. "Sudahlah itu tidak penting, yang penting kamu selamat dan Sakti tidak khawatir lagi karena kamu tidak apa-apa. Aku pergi dulu, jaga diri kamu dan tidak perlu keluar rumah dulu sebelum Sakti datang," tegasnya sembari membalikkan badan.

"Wa Rasih... tolong jaga istri sepupu saya, jangan sampai dia keluar rumah," peringat Kak Aldin seraya berlalu dengan tatapan tajam. "Baik Den!" sahut Wa Rasih dengan wajah takut.

"Kak... Kak Aldin tunggu....!" teriakku. Namun Kak Aldin tidak menggubris, dia berlalu dan melambaikan tangan. Padahal aku masih penasaran tentang keberadaan dia disekitar kota ini, apakah mungkin Kak Aldin diperintahkan Mas Sakti untuk mengawasiku.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍 like ae lah..

2023-01-25

1

mom mimu

mom mimu

Aldin kayanya suka juga deh sama Nafa, cuman dia lebih menghargai sepupunya 😅😁

2022-11-18

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Mohon like dan komennya ya, kalau ada hadiah kasih juga buat Author......

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kecurigaan Nafa
2 Bab 2 Rindu yang Membuncah
3 Bab 3 Terbongkar
4 Bab 4 Terbongkar 2
5 Bab 5 Penjelasan Sakti
6 Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7 Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8 Menghindari Sakti
9 Bab 9
10 Sakti Junior
11 Surat Ijin Bermaterai
12 Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13 Asisten Desainer
14 Bertemu Mas Raka Lagi
15 Kericuhan di Butik Delia
16 Nafa Hamil
17 Kehamilan Nafa diketahui
18 Diberhentikan
19 Pulang
20 Pergi
21 Tempat Baru
22 Kembali ke Kota Cemara
23 Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24 Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25 Tekanan dari Aldin buat Nara
26 Dihina tapi Dipuji
27 Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28 Belum Saatnya Bertemu
29 Kecurigaan Bu Sukma
30 Keberadaan yang Diketahui
31 Pertemuan yang Tidak Disangka
32 Mama Mertua yang Baik
33 Perceraian dan Kesepakatan
34 Ketok Palu Perceraian
35 Bujukan Mas Sakti
36 Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37 Bayangan Meta
38 Kecemasan Nafa
39 Kecurigaan Sakti
40 Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41 Nafa Pingsan
42 Bertemu Meta
43 Keinginan Nafa
44 Pindah
45 Bertemu Mas Raka
46 Kantor Adrian Wood
47 Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48 Bertemu dengan Mas Raka
49 Aksi diam Mas Sakti
50 Geliat Gaun Rancangan Nafa
51 Tamu yang tidak Terduga
52 Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53 Naufara Butik
54 Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55 Jangan-jangan Jodoh
56 Ke Rumah Bu Sukma
57 Kelakuan Bu Mala
58 Bertemu Meta
59 Seperti Musuh
60 Kantor Adrian Wood
61 Menemui Nara
62 Seperti Kencan
63 Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64 Insiden tak Terduga
65 Nara yang Menakjubkan
66 Sebuah Hadiah Kecil
67 Tanda-tanda Melahirkan
68 Kontraksi Semu
69 Penguntit Tampan
70 Kesuksesan Nafa
71 Melahirkan (Baby Tifana)
72 Season 2 Mengejar Nara
73 Season 2 Kecurigaan Aldin
74 Makan Malam
75 Season 2 Kemarahan Aldin
76 Season 2 Telat
77 Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78 Season 2 Kesialan Nara
79 Kejadian yang Tidak Disangka
80 Pengumuman.....
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Kecurigaan Nafa
2
Bab 2 Rindu yang Membuncah
3
Bab 3 Terbongkar
4
Bab 4 Terbongkar 2
5
Bab 5 Penjelasan Sakti
6
Bab 6 Meminta Cerai (Apa Salahku?)
7
Bab 7 Unek-Unek dan Kekecewaan Sakti
8
Menghindari Sakti
9
Bab 9
10
Sakti Junior
11
Surat Ijin Bermaterai
12
Aku Mencintaimu Selalu Mencintaimu
13
Asisten Desainer
14
Bertemu Mas Raka Lagi
15
Kericuhan di Butik Delia
16
Nafa Hamil
17
Kehamilan Nafa diketahui
18
Diberhentikan
19
Pulang
20
Pergi
21
Tempat Baru
22
Kembali ke Kota Cemara
23
Tidak Sengaja Bertemu dengan Ibu Mertua
24
Kebahagiaan Nafa di Butik Syafana
25
Tekanan dari Aldin buat Nara
26
Dihina tapi Dipuji
27
Menikmati Asinan dan Rujak Ibu Mertua
28
Belum Saatnya Bertemu
29
Kecurigaan Bu Sukma
30
Keberadaan yang Diketahui
31
Pertemuan yang Tidak Disangka
32
Mama Mertua yang Baik
33
Perceraian dan Kesepakatan
34
Ketok Palu Perceraian
35
Bujukan Mas Sakti
36
Pindah Rumah dan Hukuman Mas Sakti
37
Bayangan Meta
38
Kecemasan Nafa
39
Kecurigaan Sakti
40
Orang yang Ingin Mencelakai Nafa Masih POV Author
41
Nafa Pingsan
42
Bertemu Meta
43
Keinginan Nafa
44
Pindah
45
Bertemu Mas Raka
46
Kantor Adrian Wood
47
Ide Cemerlang Nafa buat Aldin
48
Bertemu dengan Mas Raka
49
Aksi diam Mas Sakti
50
Geliat Gaun Rancangan Nafa
51
Tamu yang tidak Terduga
52
Kepindahan Kembali ke Kota Kaktus
53
Naufara Butik
54
Insiden dan Perjumpaan dengan Aldin
55
Jangan-jangan Jodoh
56
Ke Rumah Bu Sukma
57
Kelakuan Bu Mala
58
Bertemu Meta
59
Seperti Musuh
60
Kantor Adrian Wood
61
Menemui Nara
62
Seperti Kencan
63
Terjebak Dalam Perangkap Dingin
64
Insiden tak Terduga
65
Nara yang Menakjubkan
66
Sebuah Hadiah Kecil
67
Tanda-tanda Melahirkan
68
Kontraksi Semu
69
Penguntit Tampan
70
Kesuksesan Nafa
71
Melahirkan (Baby Tifana)
72
Season 2 Mengejar Nara
73
Season 2 Kecurigaan Aldin
74
Makan Malam
75
Season 2 Kemarahan Aldin
76
Season 2 Telat
77
Season 2 Kekhawatiran Pak Kusuma
78
Season 2 Kesialan Nara
79
Kejadian yang Tidak Disangka
80
Pengumuman.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!