“Huh, gimana caranya, Mel? Pacar aja nggak punya, huh,” keluh Shena.
“Ikutan aja tuh, acara TV yang terkenal itu. Apa sih, namanya ya, lupa. Ehm ... aaa!” Melva memekik dan sontak membuat Shena bergeser beberapa senti dari gadis di sampingnya tersebut. Pasalnya, akibat teriakkan Melva, gendang telinga Shena kini terasa berdengung merdu.
“Aish, diem bego! Bisa heboh ini hotel akibat suara cempreng kamu!” Shena mengusap-usap telinga berharap dengungnya segera terlewat.
“He he... habisnya aku bersemangat, Shen. Aku inget nala acaranya tuh ‘Take Me Out’. Ya, itu namanya. Ajang pencarian jodoh, Sis,” kata Melva lalu terkikik geli membayangkan sahabatnya itu tampil di acara TV dan dia jadi suporter di bawah panggungnya.
“Ish, ide konyol macam apa itu?” tanya Shena seraya memukul lengan Melva gemas. Matanya membola mendengar penuturan sahabatnya itu. “Nggak! Nggak bakalan aku lakuin ide absurdmu itu, Mel. Gila aja. Ya kali Princess Shena diobral sama cowok nggak jelas di sana. Ogah!” cibir Shena bergidik, membayangkannya saja sudah sangat aneh.
“Ya sudah, terserah kamu, lah, Shen. Ngantuk aku, capek. Kita pikirkan besok lagi,” ujar Melva seraya menguap.
Shena mengangguk kemudian merebahkan tubuhnya lalu memeluk Melva yang mulai terpejam. Pikirannya melayang kepada Elvino. Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Senyuman indah melengkung di bibir Shena. “Akan aku coba besok,” batinnya.
Keesokan paginya. Shena bangun agak terlambat. Dia mendapati Melva sudah tidak di tempat. Kemungkinan, Melva sudah berangkat ke butik. Shena beranjak dari ranjang dan menemukan sebuah noted di atas nakas samping tempat tidurnya. Sudut bibirnya melengkung bak bulan sabit membaca pesan dari Melva untuknya.
Sembari bersenandung, Shena bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menjalankan rencana yang ia susun di kepalanya semalam.
Setelah selesai membersihkan diri, Shena menikmati menu sarapannya dengan wajah yang semringah, kali ini dia memilih untuk memesan makanan ke dalam kamarnya. Dia bukan takut dengan Roger, tapi dia memilih agar terhindar dari sesuatu yang tidak dia inginkan.
Usai sarapan, Shena bergegas turun ke lobi utama untuk bersiap menjalankan misinya. Dia pun berjalan dengan percaya diri bahwa rencana dia akan berhasil seperti biasanya.
“Thanks, ya ... ini buat kamu.” Shena memberikan sebuah tips pada karyawannya.
“Sama-sama, Bu,” ucap Dion dengan senang hati.
Sebelumnya Shena sudah menelepon Melva untuk menyuruh salah satu karyawan bagian pengiriman barang untuk mengambil mobilnya yang masih berada di basemen mal.
Setelah itu, dia baru bisa menjalankan aksi pertamanya. Shena masuk ke dalam mobil, lalu membuka tasnya untuk mengambil lipglos berwarna natural merah jambu. Dia mengoleskan ke arah bibirnya kemudian mengambil botol parfum yang dia semprotkan ke udara lalu dia nikmati sensasi wangi yang menempel pada tubuhnya.
Usai melakukan ritual yang selalu Shena lakukan ketika masuk ke dalam mobil, dia pun tersenyum ke arah kaca spion yang berada di atas kepalanya dan mobil pun mulai melaju ke arah tempat yang dia ingin tuju.
“Eh, tunggu, tunggu, tunggu! Masa gue ke sana tanpa sebab si? Kan, nggak masuk akal.” Shena menghentikan laju mobilnya, lalu turun dari mobil.
Akal pikiran Shena mulai menjalar, membuat lukisan melengkung di sudut bibirnya. Dia mengambil kunci mobil lalu dia goreskan ke badan mobil hingga lecet. Setelah itu dia kembali melaju kan mobilnya menuju bengkel tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
ZaeV92
ternyata terpleset lagi jempolnya 😂😂
untung punya temennya aku 😂😂
2022-08-06
1