Alfa pov
Ternyata ada tujuan terselubung Ello memanggilku kesini. Dia mau melamar Sinta dan mengajak aku serta Sese untuk membantu mensukseskan rencana dia.
"Jadi kalian berdua bisakan bantu aku?" ucap dia
"Aku dapat apa?" ujar Sese
"Dapat kakak iparlah. Masih juga ditanya"
"Kalau yang itu juga ga usah ditanya kali" kulihat Sese memanyunkan mulut
Aku dan Ello hanya tertawa
"Kamu bisakan, Fa? Pliss bantu temanmu ini. Ntar kubantu juga dekatin dia". Pinta Ello
"Aku ga perlu dibantu juga pasti dapat. Tenang aja cuma slow dulu" Sombongku
"Dasar kepedean"
Padahal aku juga takut kalau dia belum jodohku. Tapi untuk membungkam Ello lebih baik bilang seperti itu. Ini yang kusuka dari Sese, dia tidak ikut campur dalam pembicaraan kami. Tapi entah kenapa aku jadi kesal ya!
Kulihat Sese sibuk mengetik huruf demi huruf dihandphonenya. Tidak usah ditanya lagi sedang apa dia. Ini yang membuat rasa cemburu di dada.
Cemilan yang dibawakan ayu tadi sudah tandas dan menyisakan piring serta gelas yang kosong. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Aku izin ke mereka untuk pamit, karena tidak enak berada di rumah orang sampai larut malam kecuali kami begadang nonton bola atau acara.
(***)
Sese pov
Dua minggu persiapan dan malam ini rencana Ello akan melamar Sinta di sebuah cafe yang sudah dihias seperti Ulang tahun anak sekolah dasar.
Ya, Ello akan menyamar sebagai badut untuk melancarkan aksinya.
Pukul empat sore aku sudah dijemput Kak alfa untuk mempersiapkan segala hal dicafe.
"Kita berangkat sekarang,Se?"
"Ayo kak" dan kami segera pergi menuju ke cafe.
Satu persatu persiapan sudah selesai dan waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam. Kami semua sudah berkumpul tanpa terkecuali orang tuaku dan orang tua kak sinta.
Jadi disebelah kami ceritanya kak Ello mengadakan salah satu ulang tahun anak panti dan diakhir acara mereka tiba-tiba layar proyektor menampilkan kebersamaan Ello dan sinta.
Kulihat muka kak Sinta tersipu malu. Badut tadi menghampiri dan membuka topengnya. Dengan keberanian Ello memyatakan lamarannya untuk mempersunting tanpa ragu perempuan itu menerima. Tanpa rasa malu, mereka malah mengakhiri dengan sebuah ciuman. Ajigilee.
Kamipun bertepuk tangan. Makan malam kali sungguh luar biasa.
"Mau pulang sekarang apa nanti, Se?" tanya Kak Alfa tiba-tiba
"Nanti aja lah, Kak. Sekali-kali nongkrong kita." Jawabku
"Iya, fa. Nanti ajalah biar orang tua yang pulang atau kamu juga sudah tua". Sahut Ello
"Ini anak ngajak ribut aja dech. Mentang-mentang sudah maju satu tahap".
Di cafe hanya tinggal kami berempat sedangkan yang lain sudah pulang.
"Jadi kapan kalian rencana menikah?" tanyaku
"Aku pengennya sebelum akhir tahun. Jadi ketika pergantian tahun aku sudah tidak sendiri lagi. Tapi nanti kami bahas dulu dengan orang tua. Kamu gimana, Sin?"
"Aku ikut aja lah."
"Tuch istriku ini memang penurut. Tambah sayang aku" Kata Ello dan sudah bisa ditebak langsung dicubit Kak Sinta.
"Menjijikan" jawabku dan Kak alfa barengan tapi yang diejek malah cengengesan.
Malampun semakin larut dan Kak alfa mengajakku pulang takutnya kemalaman dan tidak enak dengan orangtuaku.
Sebenarnya aku bisa ikut pulang dengan kakakku tapi tidak enak dengan Kak alfa yang sudah menjemputku tadi. Meskipun sudah malam, harum maskulin dari tubuh Kak Alfa tidak beranjak pergi.
Hari ini seperti biasa dia rapi dengan celana jeans panjang hitam dipadukan kemeja navy yang sudah digulungAda rasa kagum dan bahagia bisa pergi dengan Kak Alfa. (lupakan sementara Rico)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments